Bukan Gara-Gara Pemilu, BI Sebut Rupiah Jeblok Akibat Faktor Eksternal

Selasa, 21 Mei 2019 - 15:20 WIB
Bukan Gara-Gara Pemilu, BI Sebut Rupiah Jeblok Akibat Faktor Eksternal
Bukan Gara-Gara Pemilu, BI Sebut Rupiah Jeblok Akibat Faktor Eksternal
A A A
JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) hingga siang ini masih melemah. Di indeks Bloomberg, pada sesi I perdagangan Selasa (21/5/2019), rupiah melemah 15 poin atau 0,10% menjadi Rp14.470/USD, sedikit lagi menembus level psikologis Rp15.000/USD.

Bank Indonesia (BI) pun bereaksi terhadap pelemahan tersebut. Bank Indonesia hari ini terus berada di pasar untuk menjaga stabilitas rupiah, baik di pasar spot maupun DNDF (domestic non delivery forward). Di bagian lain, BI juga menyampaikan penjelasan mengenai penyebab melemahnya rupiah.

Seperti diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dinihari tadi mengumumkan hasil rekapitulasi Pemilu 2019. Sebagian menilai, pergerakan rupiah hari ini merupakan gambaran kekhawatiran pasar terkait penerimaan hasil pengumuman rekapitulasi tersebut. "Meskipun pengalaman pemilu sebelumnya selalu berakhir dengan baik, tetapi tetap ada kekhawatiran di pasar," ujar Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra.

Namun, tidak demikian menurut BI. pergerakan rupiah hari ini dinilai dikarenakan dampak dari sejumlah faktor eksternal. Salah satunya keputusan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang membatasi kerja sama bisnis dengan Huawei.

"Sejak pembukaan pasar tekanan pelemahan terhadap rupiah dari eksternal meningkat menyusul keputusan pemerintah AS yang membatasi kerja sama bisnis Huawei dengan sejumlah korporasi AS yang bergerak dalam bidang teknologi informasi," ujar Kepala Departemen Moneter BI Nanang Hendrasyah saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (21/5/2019).

Dia menambahkan, tekanan terhadap rupiah berlanjut setelah euro melemah tajam menjelang pemilu parlemen Eropa dan setelah pemerintah Italia mengusulkan dilonggarkannya batas maksimal defisit anggaran negara-negara Uni Eropa (batas maksimal defisit anggaran negara negara Uni Eropa 3% dari PDB). "Sebagai dampak dari dinamika eksternal tersebut, seluruh mata uang Asia hari ini melemah, termasuk rupiah," tandasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6441 seconds (0.1#10.140)