PHK Kembali Menyasar Perusahaan Raksasa Eropa, Giliran BASF Pangkas 2.600 Pekerja
loading...
A
A
A
BERLIN - BASF akan memangkas 2.600 pekerja dan menghentikan buyback saham (pembelian kembali sahamnya) usai memperingatkan adanya penurunan lebih lanjut pendapatan perusahaan. Kebijakan Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ) mencerminkan biaya tinggi di Eropa, serta ketidakpastian karena perang Ukraina dan kenaikan suku bunga.
Perusahaan raksasa bahan kimia asal Jerman itu mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, kemarin waktu setempat bahwa laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) 2023, yang disesuaikan untuk barang-barang khusus, akan turun menjadi antara 4,8 miliar euro (USD5,09 miliar) hingga USD5,4 miliar dari USD6,9 miliar pada tahun 2022, yang lebih rendah 11,5% dari tahun 2021.
BASF yang pada bulan Oktober menyusun rencana untuk memotong biaya tahunan di Eropa sebesar 500 juta euro, mengatakan bahwa ini akan membuat adanya pengurangan sekitar 2.600 karyawan. Rinciannya setara 65% di antaranya akan berada di Jerman, dan berencana mengurangi 200 juta euro lagi dalam biaya tahunan.
Diperkirakan bakal ada lebih banyak tenaga kerja yang terpengaruh secara keseluruhan dari rencana tersebut.
Program pembelian kembali saham, dengan 3 miliar euro yang dialokasikan awal tahun lalu akan dihentikan lebih awal setelah 1,4 miliar euro dihabiskan untuk membeli saham sendiri. "Hal ini karena adanya perubahan besar dalam ekonomi global," tambahnya.
Saham perusahaan turun 1,1% dalam perdagangan pre-market.
"Daya saing Eropa semakin tergerus karena overregulasi, proses perizinan yang lambat dan birokratis, serta khususnya biaya tinggi untuk sebagian besar faktor input produksi," kata Kepala Eksekutif, Martin Brudermueller.
Harga gas alam Eropa melonjak tahun lalu setelah invasi Moskow ke Ukraina. Meskipun harga gas Eropa telah turun menjadi sekitar 50 euro per megawatt hour (MWh) dari posisi puncak Agustus lalu lebih dari 340 euro, mereka tetap di atas rata-rata historis.
BASF bulan lalu mengumumkan kehilangan 7,3 miliar euro untuk tahun 2022 terkait nilai bisnis energi Wintershall Dea, yang menarik diri dari Rusia. Sementara BASF untuk tahun ini diprediksi mengalami kerugian bersih 1,38 miliar euro. Dimana pada hari Jumat, perusahaan merevisi kerugian bersih menjadi 627 juta euro.
Pemotongan pekerjaan terutama akan mempengaruhi posisi administrasi dan penelitian. Tetapi beberapa jalur produksi juga akan ditutup di kantor pusatnya di Ludwigshafen, rumah bagi kompleks kimia terbesarnya dengan sekitar 39.000 staf, dengan pekerja terutama dipindahkan secara internal.
Hal ini termasuk penutupan salah satu dari dua pabrik amonia di Ludwigshafen. Amonia berada di antara produk yang paling butuh intensif gas di industri kimia, digunakan dalam produk-produk seperti plastik rekayasa dan cairan pembersih knalpot diesel. Akan tetapi BASF mengatakan permintaan pelanggan masih akan terpenuhi.
Di antara pengurangan di Ludwigshafen, BASF akan menghentikan produksi kaprolaktam yang digunakan dalam plastik rekayasa dan serat tekstil, sebagai gantinya menggunakan jalur produksi di Belgia. Mereka juga akan menutup pabrik TDI Jerman, yang membuat bahan kimia untuk busa pelapis.
Perusahaan raksasa bahan kimia asal Jerman itu mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, kemarin waktu setempat bahwa laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) 2023, yang disesuaikan untuk barang-barang khusus, akan turun menjadi antara 4,8 miliar euro (USD5,09 miliar) hingga USD5,4 miliar dari USD6,9 miliar pada tahun 2022, yang lebih rendah 11,5% dari tahun 2021.
BASF yang pada bulan Oktober menyusun rencana untuk memotong biaya tahunan di Eropa sebesar 500 juta euro, mengatakan bahwa ini akan membuat adanya pengurangan sekitar 2.600 karyawan. Rinciannya setara 65% di antaranya akan berada di Jerman, dan berencana mengurangi 200 juta euro lagi dalam biaya tahunan.
Diperkirakan bakal ada lebih banyak tenaga kerja yang terpengaruh secara keseluruhan dari rencana tersebut.
Program pembelian kembali saham, dengan 3 miliar euro yang dialokasikan awal tahun lalu akan dihentikan lebih awal setelah 1,4 miliar euro dihabiskan untuk membeli saham sendiri. "Hal ini karena adanya perubahan besar dalam ekonomi global," tambahnya.
Saham perusahaan turun 1,1% dalam perdagangan pre-market.
"Daya saing Eropa semakin tergerus karena overregulasi, proses perizinan yang lambat dan birokratis, serta khususnya biaya tinggi untuk sebagian besar faktor input produksi," kata Kepala Eksekutif, Martin Brudermueller.
Harga gas alam Eropa melonjak tahun lalu setelah invasi Moskow ke Ukraina. Meskipun harga gas Eropa telah turun menjadi sekitar 50 euro per megawatt hour (MWh) dari posisi puncak Agustus lalu lebih dari 340 euro, mereka tetap di atas rata-rata historis.
BASF bulan lalu mengumumkan kehilangan 7,3 miliar euro untuk tahun 2022 terkait nilai bisnis energi Wintershall Dea, yang menarik diri dari Rusia. Sementara BASF untuk tahun ini diprediksi mengalami kerugian bersih 1,38 miliar euro. Dimana pada hari Jumat, perusahaan merevisi kerugian bersih menjadi 627 juta euro.
Pemotongan pekerjaan terutama akan mempengaruhi posisi administrasi dan penelitian. Tetapi beberapa jalur produksi juga akan ditutup di kantor pusatnya di Ludwigshafen, rumah bagi kompleks kimia terbesarnya dengan sekitar 39.000 staf, dengan pekerja terutama dipindahkan secara internal.
Hal ini termasuk penutupan salah satu dari dua pabrik amonia di Ludwigshafen. Amonia berada di antara produk yang paling butuh intensif gas di industri kimia, digunakan dalam produk-produk seperti plastik rekayasa dan cairan pembersih knalpot diesel. Akan tetapi BASF mengatakan permintaan pelanggan masih akan terpenuhi.
Di antara pengurangan di Ludwigshafen, BASF akan menghentikan produksi kaprolaktam yang digunakan dalam plastik rekayasa dan serat tekstil, sebagai gantinya menggunakan jalur produksi di Belgia. Mereka juga akan menutup pabrik TDI Jerman, yang membuat bahan kimia untuk busa pelapis.
(akr)