PHK Kembali Menyasar Perusahaan Raksasa Eropa, Giliran BASF Pangkas 2.600 Pekerja

Sabtu, 25 Februari 2023 - 07:06 WIB
loading...
PHK Kembali Menyasar...
BASF akan memangkas 2.600 pekerja dan perusahaan raksasa bahan kimia asal Jerman itu juga menghentikan buyback saham (pembelian kembali sahamnya). Foto/Dok Reuters
A A A
BERLIN - BASF akan memangkas 2.600 pekerja dan menghentikan buyback saham (pembelian kembali sahamnya) usai memperingatkan adanya penurunan lebih lanjut pendapatan perusahaan. Kebijakan Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ) mencerminkan biaya tinggi di Eropa, serta ketidakpastian karena perang Ukraina dan kenaikan suku bunga.



Perusahaan raksasa bahan kimia asal Jerman itu mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, kemarin waktu setempat bahwa laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) 2023, yang disesuaikan untuk barang-barang khusus, akan turun menjadi antara 4,8 miliar euro (USD5,09 miliar) hingga USD5,4 miliar dari USD6,9 miliar pada tahun 2022, yang lebih rendah 11,5% dari tahun 2021.

BASF yang pada bulan Oktober menyusun rencana untuk memotong biaya tahunan di Eropa sebesar 500 juta euro, mengatakan bahwa ini akan membuat adanya pengurangan sekitar 2.600 karyawan. Rinciannya setara 65% di antaranya akan berada di Jerman, dan berencana mengurangi 200 juta euro lagi dalam biaya tahunan.

Diperkirakan bakal ada lebih banyak tenaga kerja yang terpengaruh secara keseluruhan dari rencana tersebut.

Program pembelian kembali saham, dengan 3 miliar euro yang dialokasikan awal tahun lalu akan dihentikan lebih awal setelah 1,4 miliar euro dihabiskan untuk membeli saham sendiri. "Hal ini karena adanya perubahan besar dalam ekonomi global," tambahnya.

Saham perusahaan turun 1,1% dalam perdagangan pre-market.

"Daya saing Eropa semakin tergerus karena overregulasi, proses perizinan yang lambat dan birokratis, serta khususnya biaya tinggi untuk sebagian besar faktor input produksi," kata Kepala Eksekutif, Martin Brudermueller.

Harga gas alam Eropa melonjak tahun lalu setelah invasi Moskow ke Ukraina. Meskipun harga gas Eropa telah turun menjadi sekitar 50 euro per megawatt hour (MWh) dari posisi puncak Agustus lalu lebih dari 340 euro, mereka tetap di atas rata-rata historis.

BASF bulan lalu mengumumkan kehilangan 7,3 miliar euro untuk tahun 2022 terkait nilai bisnis energi Wintershall Dea, yang menarik diri dari Rusia. Sementara BASF untuk tahun ini diprediksi mengalami kerugian bersih 1,38 miliar euro. Dimana pada hari Jumat, perusahaan merevisi kerugian bersih menjadi 627 juta euro.

Pemotongan pekerjaan terutama akan mempengaruhi posisi administrasi dan penelitian. Tetapi beberapa jalur produksi juga akan ditutup di kantor pusatnya di Ludwigshafen, rumah bagi kompleks kimia terbesarnya dengan sekitar 39.000 staf, dengan pekerja terutama dipindahkan secara internal.

Hal ini termasuk penutupan salah satu dari dua pabrik amonia di Ludwigshafen. Amonia berada di antara produk yang paling butuh intensif gas di industri kimia, digunakan dalam produk-produk seperti plastik rekayasa dan cairan pembersih knalpot diesel. Akan tetapi BASF mengatakan permintaan pelanggan masih akan terpenuhi.

Di antara pengurangan di Ludwigshafen, BASF akan menghentikan produksi kaprolaktam yang digunakan dalam plastik rekayasa dan serat tekstil, sebagai gantinya menggunakan jalur produksi di Belgia. Mereka juga akan menutup pabrik TDI Jerman, yang membuat bahan kimia untuk busa pelapis.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Rusia Tuntut Raksasa...
Rusia Tuntut Raksasa Energi Inggris Bayar Ganti Rugi Rp26,3 Triliun
Sinyal Kuat AS Cabut...
Sinyal Kuat AS Cabut Sanksi Rusia demi Hidupkan Ekspor Biji-bijian Laut Hitam
India Terang-terangan...
India Terang-terangan ke BRICS: Kami Tidak Akan Campakkan Dolar AS
4 Tokoh Rusia Bebas...
4 Tokoh Rusia Bebas dari Sanksi Uni Eropa, Ada Pengusaha hingga Menteri
Beri Sanksi ke Rusia,...
Beri Sanksi ke Rusia, Uni Eropa Menusuk Sendiri Jantung Ekonominya
Rem Utang Jerman Blong,...
Rem Utang Jerman Blong, Ekonomi Zona Euro dalam Bahaya
Rusia Kantongi Rp470,1...
Rusia Kantongi Rp470,1 Triliun usai Caplok Aset Properti Perusahaan Asing
Ratusan Perusahaan Barat...
Ratusan Perusahaan Barat Angkat Kaki dari Rusia, Putin Tutup Pintu Buat Kembali
Inggris dan UE Cari...
Inggris dan UE Cari Cara Gembosi Aset Beku Rusia, Nilainya Tembus Rp4.893 Triliun
Rekomendasi
13 Kata-kata Selamat...
13 Kata-kata Selamat Nyepi 2025 Tahun Saka 1947, Penuh Makna
Bill Gates Beri Peringatan:...
Bill Gates Beri Peringatan: AI Akan Ambil Alih Pekerjaan Manusia, Kecuali 2 Profesi Ini!
Hujan Deras, Banjir...
Hujan Deras, Banjir Rendam SMP 3 Semanu Gunungkidul
Berita Terkini
BNI Beri Beragam Fasilitas...
BNI Beri Beragam Fasilitas di Posko Mudik BUMN Pelabuhan Tanjung Perak
1 jam yang lalu
Kadin Jakarta, Indosat,...
Kadin Jakarta, Indosat, dan Masjid Istiqlal Teken MoU Pemberdayaan Ekonomi Umat
2 jam yang lalu
Moskow-Washington Kian...
Moskow-Washington Kian Mesra, AS Siap Hubungkan Kembali Rusia ke SWIFT
3 jam yang lalu
Moodys Bunyikan Alarm...
Moody's Bunyikan Alarm Peringatan Kesehatan Fiskal AS
4 jam yang lalu
Tak Terbendung! Harga...
Tak Terbendung! Harga Emas Tembus ke Rp1.806.000 per Gram
5 jam yang lalu
Dulu Kabur, Kini Perusahaan...
Dulu Kabur, Kini Perusahaan Asing Antri untuk Kembali ke Rusia
6 jam yang lalu
Infografis
3 Alasan Komisi Eropa...
3 Alasan Komisi Eropa Dorong UE Miliki Blok Pertahanan Baru
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved