OPEC Perpanjang Kebijakan Pangkas Produksi Hingga Maret 2020

Selasa, 02 Juli 2019 - 16:47 WIB
OPEC Perpanjang Kebijakan Pangkas Produksi Hingga Maret 2020
OPEC Perpanjang Kebijakan Pangkas Produksi Hingga Maret 2020
A A A
VIENNA - Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) sepakat memperpanjang kebijakan pengurangan produksi hingga Maret 2020, ketika produsen yang didominasi dari Timur Tengah mengatasi perbedaan di antara mereka. Hal ini diterangkan sebagai upaya untuk terus mendukung penguatan harga minyak mentah dunia.

Dilansir CNBC, Selasa (2/7/2019) kesepakatan ini harus mendapatkan persetujuan dari sekutu non-OPEC pada pertemuan selanjutnya, dimana Menteri Perminyakan Irak mengaku tidak mempersiapkan adanya perbedaan pendapat. Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan, 100% yakin bahwa produsen non-OPEC, termasuk Rusia, akan menyetujui kelanjutan pengurangan pasokan.

Kelompok produsen OPEC dan sekutunya, yang biasanya disebut sebagai OPEC + seperti diketahui telah melakukan pengurangan produksi minyak mentah sejak 2017. Kebijakan tersebut diusung untuk mencegah kemerosotan harga minyak dunia di tengah melonjaknya produksi dari Amerika Serikat (AS) yang telah menjelma menjadi produsen utama dunia melewati Rusia dan Arab Saudi.

Pengurangan produksi minyak global berjalan pada kisaran volume mencapai 1,2 juta barel per hari. Sementara itu Negeri Paman Sam -julukan AS- yang bukan anggota OPEC serta tidak ambil bagian dalam kesepakatan pasokan, telah menuntut Riyadh memompa lebih banyak minyak untuk mengimbangi ekspor yang lebih rendah dari Iran. Hal ini setelah sanksi baru AS terhadap Teheran atas program nuklirnya.

Namun AS telah meningkatkan produksi minyaknya dalam beberapa tahun terakhir. Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengutarakan dalam konferensi pers kemarin bahwa, dari waktu ke waktu, negara-negara OPEC dan non-OPEC perlu memangkas produksi untuk mencegah volatilitas ekstrem, sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang reaksi OPEC terhadap produksi AS.

“Saya tidak meragukan produksi produksi AS akan melonjak. Pertanyaannya adalah kapan,” kata al-Falih. Lalu sambung dia, sampai saat itu terjadi, akan "bijaksana bagi kita yang memiliki banyak hal yang dipertaruhkan serta untuk melindungi ekonomi global" untuk membuat penyesuaian.

Al-Falih menambahkan Arab Saudi memiliki kapasitas cadangan minyak sebesar 2,3 juta barel dan memproduksi 9,7 juta barel per hari. Sedangkan AS sendiri telah memproduksi 12,1 juta barel minyak per hari, menurut data terbaru atau sekitar 1,3 juta barel lebih banyak dari tahun lalu.

Selain itu OPEC dan Iran juga mencapai kompromi untuk kemitraan jangka panjang dengan Rusia. "Ini dimaksudkan untuk meresmikan hubungan dengan Rusia pada khususnya," kata John Kilduff dari Again Capital.

“Dalam OPEC, setiap negara memiliki hak veto atas setiap kesepakatan, tidak peduli seberapa sedikit minyak yang mereka hasilkan. Iran tidak ingin terlihat kehilangan kekuatan untuk negara mana pun di luar OPEC, yang tampaknya terjadi dengan Arab Saudi dan Rusia yang sedang mempersiapkan kesepakatan produksi," paparnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5293 seconds (0.1#10.140)