Harga Minyak Fluktuatif Karena Kekhawatiran Risiko Global

Senin, 08 Juli 2019 - 13:06 WIB
Harga Minyak Fluktuatif Karena Kekhawatiran Risiko Global
Harga Minyak Fluktuatif Karena Kekhawatiran Risiko Global
A A A
SINGAPURA - Harga minyak mentah bergerak fluktuatif pada perdagangan Senin (8/7/2019), karena para pedagang mengkhawatirkan risiko geopolitik akibat dampak perang dagang Amerika Serikat dan China terhadap ekonomi global.

Melansir dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent International turun 3 sen menjadi USD64,20 per barel pada pukul 03:00 GMT. Sementara itu, harga minyak acuan AS, West Texas Intermediate (WTI) naik 6 sen menjadi USD57,57 per barel.

"Harga minyak hari ini dibuka fluktuatif, di satu sisi kekhawatiran risiko global atas perang dagang AS dan China, di sisi lain didukung oleh kenaikan tenaga kerja AS yang lebih baik dari yang diharapkan," kata Stephen Innes, managing partner di Vanguard Markets di Bangkok, Thailand.

Kedua tolok ukur harga minyak tersebut turun pada pekan lalu, akibat kekhawatiran perlambatan ekonomi global imbas perang dagang AS-China. Perlambatan berarti permintaan akan minyak mentah menjadi lebih rendah. Harga Brent di pekan lalu turun lebih dari 3% dan WTI merosot sekitar 1,5%.

Pertumbuhan data tenaga kerja AS bulan Juni yang meningkat sebesar 224.000 orang, ditambah gaji pemerintah yang melonjak, dianggap belum mampu menepis kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global. Perang dagang AS-China yang telah lebih dari setahun, telah mengurangi prospek pertumbuhan ekonomi global yang bisa berdampak ke permintaan minyak.

Di sisi lain, pesanan mesin inti Jepang bulan Mei 2019, turun 7,8%. Ini merupakan penurunan pertama kalinya sepanjang tahun 2019, dan penurunan bulanan terbesar dalam delapan bulan terakhir. Menambah kekhawatiran perlambatan ekonomi dunia.

Namun, para pedagang mengatakan harga minyak bisa melonjak cepat seiring ketegangan di Timur Tengah, terutama kasus Iran. Ditambah kesepakatan OPEC dan sekutunya untuk terus memangkas produksi.

Iran mengatakan pada hari Minggu kemarin, bahwa Negeri Mullah tersebut akan segera meningkatkan pengayaan uraniumnya di atas batas yang ditetapkan oleh kesepakatan nuklir 2015. "Risiko geopolitik ini bisa membuat harga minyak terus berfluktuasi. Namun awal minggu ini, kekhawatiran Iran berkurang," ujar Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, Singapura.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6519 seconds (0.1#10.140)