Pertumbuhan Wirausaha Baru Kalangan Santri Makin Dipacu

Kamis, 11 Juli 2019 - 02:14 WIB
Pertumbuhan Wirausaha Baru Kalangan Santri Makin Dipacu
Pertumbuhan Wirausaha Baru Kalangan Santri Makin Dipacu
A A A
JAKARTA - Pertumbuhan wirausaha baru kalangan santri terus dipacu melalui Program Wira Usaha Baru (WUB) Santri Bidang Industri. Pada tahun ini, Pondok Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta, Jawa Timur menjadi salah satu lokus penumbuhan wirausaha industri, dimana potensi yang dimiliki pondok pesantren dengan jumlah santri lebih dari 4.000 orang.

"Ini sudah memiliki unit bisnis dibidang percetakan, konveksi, peternakan ikan dan pertanian serta lokasi pondok pesantren yang berada disekitar pemukiman penduduk sangat strategis untuk berwirausaha dibidang tersebut," ujar Direktur Jenderal IKMA Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih di Jakarta, Rabu (10/7).

Sambung dia menjelaskan, program Penumbuhan Wirausaha Baru IKM di pondok pesantren Al-Muhajirin Purwakarta diberikan dalam bentuk bimbingan teknis serta fasilitasi mesin/peralatan produksi roti. Terdapat 100 orang peserta yang berasal dari para santri dan pengurus pondok pesantren.

“Pada kegiatan bimbingan teknis ini diawali dengan materi kewirausahaan yang diikuti 100 orang peserta. Sedangkan untuk materi teknis produksi pengolahan roti, GMP dan Kemasan diikuti oleh 20 orang peserta sampai dengan tanggal 13 Juli 2019,” tuturnya.

Pada kesempatan itu, selain kegiatan bimbingan teknis, Ditjen IKMA juga memfasilitasi mesin/peralatan produksi roti yang berjumlah 15 jenis terdiri dari mesin produksi hingga kemasan. "Fasilitasi mesin/peralatan produksi roti kami berikan kepada pondok pesantren dengan harapan alat ini dapat dimanfaatkan bagi pondok pesantren sebagai unit bisnis yang baru dari pondok pesantren," terang dia.

Program santripreneur oleh Ditjen IKMA pada tahun 2013 hingga tahun 2018 telah membina sebanyak 22 pondok pesantren dengan lebih dari 3000 santri telah diberikan pelatihan produksi, serta motivasi kewirausahaan.

“Cakupan ruang lingkup pembinaan kami di antaranya pelatihan produksi dan bantuan mesin/peralatan di bidang olahan pangan dan minuman (roti dan kopi); perbengkelan roda dua; kerajinan boneka dan kain perca; konveksi busana muslim & seragam; daur ulang sampah dan produksi pupuk organik cair,” jelas Gati.

Sambung Gati memaparkan, pondok pesantren dapat berperan strategis dalam mendukung pertumbuhan industri di Indonesia. Pondok pesantren memiliki peran sebagai “Agent of Development” yang sangat penting dan strategis dalam mengembangkan sumber daya masyarakat di pedesaan sehingga menjadi sarana yang penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Berdasarkan sensus Kementerian Agama di tahun 2014-2015, jumlah pondok pesantren di Indonesia diperkirakan sebanyak 28.961 yang tersebar di seluruh provinsi dengan total santri sekitar 4.028.660 santri.

Dari total 28.961 pondok pesantren, sekitar 23.331 pondok pesantren (80 persen) di antaranya tersebar di empat provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten. “Pondok pesantren memiliki potensi dalam penyediaan sumber daya manusia, yaitu para santri yang berkualitas, ulet, sabar, jujur dan tekun,” ungkap Gati.

Pondok pesantren juga memiliki potensi pemberdayaan ekonomi, mengingat sudah banyak pondok pesantren yang mendirikan koperasi, mengembangkan berbagai unit bisnis atau industri berskala kecil dan menengah, dan memiliki inkubator bisnis.

Dengan jumlah pondok pesantren dan santri yang cukup besar, pondok pesantren memiliki potensi yang strategis untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional, salah satunya melalui penumbuhan wirausaha industri baru di lingkungan pondok pesantren.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4418 seconds (0.1#10.140)