Harga Minyak Mentah Merangkak Naik Saat Investor Menanti Penurunan Suku Bunga AS

Senin, 22 Juli 2024 - 08:45 WIB
loading...
Harga Minyak Mentah...
Harga minyak mentah dunia merangkak naik pada awal perdagangan, Senin (22/7/2024) saat investor terus menantikan tanda-tanda siklus penurunan suku bunga AS. Foto/Dok
A A A
TOKYO - Harga minyak mentah dunia merangkak naik pada awal perdagangan, Senin (22/7/2024) saat investor terus menantikan tanda-tanda siklus penurunan suku bunga AS. Sementara itu the Fed alias bank sentral AS diperkirakan baru akan memangkas suku bunga AS di bulan September 2024.



Dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah Brent naik 48 sen, atau 0,57% menjadi USD83,10 per barel pada pukul 0035 GMT. Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 42 sen yang setara 0,52% ke posisi USD 80,55/bareal.

"Sejak pertemuan FOMC Juni, data inflasi dan pasar tenaga kerja telah mengisyaratkan bahwa disinflasi dan penyeimbangan kembali pasar tenaga kerja sudah ada. Harap kami bahwa Fed akan untuk memulai siklus pemotongan suku bunganya pada bulan September," kata ANZ Research dalam sebuah catatan.



Federal Reserve AS selanjutnya dijadwalkan bakal mengadakan pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) tentang suku bunga pada 30-31 Juli, di mana investor memperkirakan Fed akan mempertahankan suku bunga tidak berubah, sambil mencari sinyal pemotongan yang akan datang di akhir tahun ini.

Sementara itu sentimen dari sektor politik datang ketika, Presiden AS Joe Biden memilih mundur dari persaingan pemilihan Presiden AS selanjutnya. Ia memilih mendukung rekannya sesama Demokrat yakni Wakil Presiden Kamala Harris sebagai kandidat partai untuk menghadapi Donald Trump dari Partai Republik pada bulan November.

Pertumbuhan ekonomi China yang lebih lambat dari perkiraan sebesar 4,7% pada kuartal kedua memicu kekhawatiran pekan lalu atas permintaan minyak negara itu dan terus membebani harga minyak dunia.

Pada hari Minggu, China merilis dokumen kebijakan yang menguraikan ambisi, mulai dari mengembangkan industri maju hingga meningkatkan lingkungan bisnis. Di sisi lain analis tidak melihat tanda-tanda pergeseran struktural yang akan segera terjadi pada ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1627 seconds (0.1#10.140)