Cerita Boediono Seputar Krisis Ekonomi 1998, dari Harga Beras Hingga Migas

Senin, 15 Juli 2019 - 16:31 WIB
Cerita Boediono Seputar Krisis Ekonomi 1998, dari Harga Beras Hingga Migas
Cerita Boediono Seputar Krisis Ekonomi 1998, dari Harga Beras Hingga Migas
A A A
JAKARTA - Mantan Wakil Presiden (Wapres) Boediono memberikan gambaran kondisi perekonomian Indonesia sejak krisis moneter 1998 hingga saat ini. Termasuk juga bagaimana situasi penerimaan negara saat krisis 1998 saat harga komoditas turun tajam.

"Pada 1997-1998 terjadi krisis, ini lebih hebat lagi. Kalau 1980-an awal satu komoditas harga turun, kita coba untuk mengatasi dengan buat kebijakan fokus pada migas. Tapi 1997-1998 kerusakannya luar biasa. Bukan hanya pada APBN yang kemudian anjlok, karena 1998 itu PBD kita hampir turun," ujar Boediono di Kantor Pusat DJP, Jakarta, Senin (15/7/2019).

Lebih lanjut Boediono mengutarakan saat itu kondisi ekonomi, politik dan sosial juga jatuh. Bahkan menurutnya, harga beras yang sangat fundamental naik dua sampai 2,5 kali dalam satu tahun.

"Kue nasional hilang, lapangan kerja hilang. Waktu itu ramai sekali, banyak orang menganggur, harga-harga juga tinggi. Harga beras yang jadi fundamental bagi seluruh masyarakat, naik dua kali dalam satu tahun," jelasnya.

Dia mengungkapkan, salah satu cara Indonesia bisa selamat dari kondisi krisis karena menggerakan roda ekspor impor migas serta memperbaiki cara tata kelola pengelolaan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN).

"1980-an arahnya menggeser ketergantungan terhadap migas, baik dari segi APBN, neraca pembayaran ataupun employment. Ini akhirnya berhasil kita lakukan selama satu dasawarsa. Kita dapat meningkatkan penerimaan negara dari non migas itu luar biasa karena ada reformasi organisasi perpajakan ini dan itu saya kira satu hal yang fundamental waktu itu," terang dia.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7822 seconds (0.1#10.140)