Negara Upin Ipin Resesi Bikin Sri Mulyani Waspada
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mewaspadai, gelombang resesi yang telah menghantam hingga ke negara-negara tetangga Indonesia seperti yang belum lama ini dialami Malaysia. Negara yang terkenal dengan kartun upin dan ipin itu pada kuartal II tahun 2020, ekonominya mengalami kontraksi minus 17,1%.
(Baca Juga: Ekonomi Malaysia Resmi Krisis secara Teknis, Terparah Sejak 1998 )
"Indonesia juga mengalami hal yang sama. Kalau negara tetangga kita seperti Malaysia mengalami kontraksi hingga di atas 17%, kita mengalami kontraksi di angka 5,3%. Ini harus menjadi pemacu bagi kita untuk menghindarkan kondisi pemburukan ekonomi yang berkelanjutan," kata Menkeu saat memberi arahan kepada pejabat eselon I dan II yang dilantik hari ini dan ditayangkan di saluran YouTube Kemenkeu RI, Senin (24/8/2020).
Dia mengakui pelemahan ekonomi merata di berbagai negara sebagai dampak dari pandemi COVID-19. "Banyak negara yang mendapatkan dampak yang luar biasa dalam bentuk ekonominya merosot sangat tajam. Beberapa negara pada Kuartal kedua telah menunjukkan kontraksi ekonomi yang sangat dalam," jelasnya.
(Baca Juga: Kacamata Ekonomi 2020, Nasib Indonesia Akan Sama dengan Malaysia )
Sambung mantan direktur Bank Dunia itu menegaskan pemerintah terus memonitor program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang tertuang di dalam Perpres 72 untuk APBN. Ditambah serta langkah-langkah penanganan baik di sektor kesehatan, bantuan sosial, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan sektor-sektor lainnya.
"Kita berharap pada tahun 2021 makin mantap di dalam memulihkan ekonominya melalui kebijakan fiskal yang masih ekspansif. Meskipun kita secara bertahap mengelola konsolidasi secara hati-hati," tandasnya.
(Baca Juga: Ekonomi Malaysia Resmi Krisis secara Teknis, Terparah Sejak 1998 )
"Indonesia juga mengalami hal yang sama. Kalau negara tetangga kita seperti Malaysia mengalami kontraksi hingga di atas 17%, kita mengalami kontraksi di angka 5,3%. Ini harus menjadi pemacu bagi kita untuk menghindarkan kondisi pemburukan ekonomi yang berkelanjutan," kata Menkeu saat memberi arahan kepada pejabat eselon I dan II yang dilantik hari ini dan ditayangkan di saluran YouTube Kemenkeu RI, Senin (24/8/2020).
Dia mengakui pelemahan ekonomi merata di berbagai negara sebagai dampak dari pandemi COVID-19. "Banyak negara yang mendapatkan dampak yang luar biasa dalam bentuk ekonominya merosot sangat tajam. Beberapa negara pada Kuartal kedua telah menunjukkan kontraksi ekonomi yang sangat dalam," jelasnya.
(Baca Juga: Kacamata Ekonomi 2020, Nasib Indonesia Akan Sama dengan Malaysia )
Sambung mantan direktur Bank Dunia itu menegaskan pemerintah terus memonitor program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang tertuang di dalam Perpres 72 untuk APBN. Ditambah serta langkah-langkah penanganan baik di sektor kesehatan, bantuan sosial, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan sektor-sektor lainnya.
"Kita berharap pada tahun 2021 makin mantap di dalam memulihkan ekonominya melalui kebijakan fiskal yang masih ekspansif. Meskipun kita secara bertahap mengelola konsolidasi secara hati-hati," tandasnya.
(akr)