China Juga Penikmat Listrik Rusia, Bukan Cuma Minyak dan Gas
loading...
A
A
A
MOSKOW - Ekspor listrik dari Rusia ke China anjlok ke level terendah dalam enam bulan pertama tahun ini. Hal tersebut dirilis harian bisnis Kommersant, mengutip data Bea Cukai China.
Antara Januari dan Juni, perusahaan pengekspor listrik Rusia, Inter RAO memasok sekitar 465 juta kWh ke China. Angka tersebut 76% lebih sedikit dari periode yang sama tahun lalu.
Penurunan ekspor listrik dari Rusia ke China diterangkan, karena ketersediaan air yang rendah, kurangnya kapasitas pembangkitan, dan perbaikan di pembangkit listrik termal di Timur Jauh.
Jika tren berlanjut, ekspor listrik Rusia bisa turun ke level terendah yang pernah ada pada akhir 2024. Mengutip dari pakar industri, maka solusinya membutuhkan pembangunan pembangkit listrik baru.
Pangsa China dalam ekspor listrik Inter RAO saat ini mencapai 13%, sementara ekspor keseluruhan oleh utilitas telah menurun sebesar 31%. Penurunan tersebut dikaitkan dengan penangguhan perdagangan dengan Uni Eropa (UE).
Pada paruh pertama tahun lalu, Inter RAO masih memasok listrik ke negara-negara Uni Eropa, kata anggota dewan Alexandra Panina pada bulan Januari. Finlandia, negara-negara Baltik, dan Polandia termasuk di antara deretan klien perusahaan.
Pada saat yang sama, pengiriman ke Mongolia naik sebesar 50% dan pasokan ke Kirgistan meningkat lebih dari 30%, berdasarkan angka dari Inter RAO.
Sebagai informasi, Rusia dan China pada awal bulan ini melakukan pembicaraan untuk membahas langkah-langkah dalam upaya meningkatkan pasokan listrik dari Timur Jauh Rusia ke ekonomi terbesar di Asia tersebut di tengah pasokan yang ketat.
Menyusul sanksi terkait Ukraina yang dijatuhkan oleh Uni Eropa pada tahun 2022, Rusia mengalihkan aliran energinya ke Asia. China muncul sebagai pembeli terbesar minyak Rusia sejak Brussels memberlakukan larangan minyak mentah dari negara itu pada Desember 2022.
Negara Asia itu juga menjadi pelanggan utama gas alam Rusia, yang mengalir ke sana melalui pipa mega Power of Siberia.
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
Antara Januari dan Juni, perusahaan pengekspor listrik Rusia, Inter RAO memasok sekitar 465 juta kWh ke China. Angka tersebut 76% lebih sedikit dari periode yang sama tahun lalu.
Penurunan ekspor listrik dari Rusia ke China diterangkan, karena ketersediaan air yang rendah, kurangnya kapasitas pembangkitan, dan perbaikan di pembangkit listrik termal di Timur Jauh.
Jika tren berlanjut, ekspor listrik Rusia bisa turun ke level terendah yang pernah ada pada akhir 2024. Mengutip dari pakar industri, maka solusinya membutuhkan pembangunan pembangkit listrik baru.
Pangsa China dalam ekspor listrik Inter RAO saat ini mencapai 13%, sementara ekspor keseluruhan oleh utilitas telah menurun sebesar 31%. Penurunan tersebut dikaitkan dengan penangguhan perdagangan dengan Uni Eropa (UE).
Pada paruh pertama tahun lalu, Inter RAO masih memasok listrik ke negara-negara Uni Eropa, kata anggota dewan Alexandra Panina pada bulan Januari. Finlandia, negara-negara Baltik, dan Polandia termasuk di antara deretan klien perusahaan.
Pada saat yang sama, pengiriman ke Mongolia naik sebesar 50% dan pasokan ke Kirgistan meningkat lebih dari 30%, berdasarkan angka dari Inter RAO.
Sebagai informasi, Rusia dan China pada awal bulan ini melakukan pembicaraan untuk membahas langkah-langkah dalam upaya meningkatkan pasokan listrik dari Timur Jauh Rusia ke ekonomi terbesar di Asia tersebut di tengah pasokan yang ketat.
Menyusul sanksi terkait Ukraina yang dijatuhkan oleh Uni Eropa pada tahun 2022, Rusia mengalihkan aliran energinya ke Asia. China muncul sebagai pembeli terbesar minyak Rusia sejak Brussels memberlakukan larangan minyak mentah dari negara itu pada Desember 2022.
Negara Asia itu juga menjadi pelanggan utama gas alam Rusia, yang mengalir ke sana melalui pipa mega Power of Siberia.
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
(akr)