Manfaatkan Liburan, Mangga 2 Square Gelar Bazaar dan Kumpulkan Komunitas Sepeda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang mewabah di Indonesia sejak Maret 2020 lalu menjadi pukulan berat bagi sebagian industri manufaktur. Skala prioritas yang bergeser dalam pengeluaran konsumen di tengah kondisi yang serba sulit disinyalir menjadi penyebab melemahnya permintaan sejumlah barang pabrikan manufaktur.
(Baca Juga: Taiwan Rajanya Sepeda )
Namun siapa sangka, fenomena ini justru menghasilkan dampak yang sebaliknya bagi industri sepeda di dalam negeri. Permintaan sepeda dikabarkan melonjak di tengah merebaknya wabah pandemi Corona.
"Olahraga sepeda kembali menjadi tren selama masa pandemi ini. Apalagi dengan viralnya kasus sepeda Brompton beberapa waktu lalu. Nah, kami ingin memanfaatkan momentum ini dengan menggelar event menarik seperti BazaarSepeda, TemuSapaKomunitasSepeda, hingga PerawatanSepedaGratis," kata Dudy, staf bagian Promosi Mangga2Square di Jakarta.
Menurut Dudy, ada 42 pelapak yang mengikuti bazaar terdiri dari pedagang di Mangga2Square dan pedagang online serta aksesorisnya, ada juga pedagang kuliner yang menawarkan berbagai macam makanan untuk pengunjung yang datang.
"Kami menghadirkan berbagai perlengkapan sepeda dalam acara ini. Ada sepeda baru, sepeda bekas, sparepart hingga aksesoris sepeda. Sepeda yang dijual di bazaar ini terdiri dari berbagai macam merek. Tetapi sebagian besar sepeda merek lokal," terang Dody.
(Baca Juga: Gowes Makin Ngetren, Pembelian Sepeda Melonjak hingga 9 Juta Unit )
Harga sepeda juga bervariasi, dari sepeda rakyat yang dijual mulai Rp 2 jutaan hingga sepeda sultan yang dibaderol puluhan juta rupiah.
“Selain pembungkus sepeda (folding bike box), aksesoris lain dijual di bazaar ini cukup beragam mulai dari kostum bersepeda, helm, lampu, hingga sarung tangan. Namun kita tidak menampilkan Brompton karena belum memiliki SNI (Standar Nasional Indonesia). Tetapi untuk aksesorisnya ada yaitu bikebox Brompton yang dibuat pelaku UKM," jelasnya.
Acara yang di gelar di lokasi semi outdoor, tetap melaksanakan protocol kesehatan Covid 19. "Semua pengunjung harus melewati pengecekan suhu tubuh dengan thermo gun dan wajib mengenakan masker," kata Dody.
(Baca Juga: Taiwan Rajanya Sepeda )
Namun siapa sangka, fenomena ini justru menghasilkan dampak yang sebaliknya bagi industri sepeda di dalam negeri. Permintaan sepeda dikabarkan melonjak di tengah merebaknya wabah pandemi Corona.
"Olahraga sepeda kembali menjadi tren selama masa pandemi ini. Apalagi dengan viralnya kasus sepeda Brompton beberapa waktu lalu. Nah, kami ingin memanfaatkan momentum ini dengan menggelar event menarik seperti BazaarSepeda, TemuSapaKomunitasSepeda, hingga PerawatanSepedaGratis," kata Dudy, staf bagian Promosi Mangga2Square di Jakarta.
Menurut Dudy, ada 42 pelapak yang mengikuti bazaar terdiri dari pedagang di Mangga2Square dan pedagang online serta aksesorisnya, ada juga pedagang kuliner yang menawarkan berbagai macam makanan untuk pengunjung yang datang.
"Kami menghadirkan berbagai perlengkapan sepeda dalam acara ini. Ada sepeda baru, sepeda bekas, sparepart hingga aksesoris sepeda. Sepeda yang dijual di bazaar ini terdiri dari berbagai macam merek. Tetapi sebagian besar sepeda merek lokal," terang Dody.
(Baca Juga: Gowes Makin Ngetren, Pembelian Sepeda Melonjak hingga 9 Juta Unit )
Harga sepeda juga bervariasi, dari sepeda rakyat yang dijual mulai Rp 2 jutaan hingga sepeda sultan yang dibaderol puluhan juta rupiah.
“Selain pembungkus sepeda (folding bike box), aksesoris lain dijual di bazaar ini cukup beragam mulai dari kostum bersepeda, helm, lampu, hingga sarung tangan. Namun kita tidak menampilkan Brompton karena belum memiliki SNI (Standar Nasional Indonesia). Tetapi untuk aksesorisnya ada yaitu bikebox Brompton yang dibuat pelaku UKM," jelasnya.
Acara yang di gelar di lokasi semi outdoor, tetap melaksanakan protocol kesehatan Covid 19. "Semua pengunjung harus melewati pengecekan suhu tubuh dengan thermo gun dan wajib mengenakan masker," kata Dody.