Ini Alasan BBM Solar Subsidi Dibatasi, Ada Mobil Mewah yang Memanfaatkanya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah berencana untuk membatasi pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dalam waktu dekat. Pembatasan dilakukan agar memastikan BBM bersubsidi menjadi lebih tepat sasaran.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mengatakan saat ini masih banyak golongan mampu yang turut membeli BBM bersubsidi. Contohnya, mobil mewah seperti Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero banyak yang menggunakan solar subsidi.
"Apakah pantas yang mewah-mewah mendapatkan subsidi?," katanya di Jakarta, Senin (5/8/2023)
Menurutnya, saat ini mobil mewah itu lebih banyak menggunakan BBM bersubsidi dibandingkan dengan masyarakat yang lebih layak menerimanya. Dengan dilakukannya pembatasan BBM subsidi, diharapkan bahan bakar tersebut bisa dinikmati secara tepat oleh orang yang benar-benar membutuhkan.
"Kita gak ada rencana kenaikan harga BBM subsidi, kita hanya ingin tepat sasaran, dan golongan yang memang membutuhkan akan kita jaga. Ojol, nelayan, taksi online, kendaraan umum, itu kita jaga," ujar Kaimuddin.
"Golongan yang seharusnya mampu kita minta keikhlasan mereka untuk tidak lagi beli BBM subsidi. Supaya uang negara bisa dinikmati secara tepat oleh orang-orang yang membutuhkan," tambahnya.
Ia menambahkan, ongkos subsidi pemerintah masih terlalu banyak disedot oleh kendaraan pribadi dalam bentuk mobil ketimbang sepeda motor. Ia mengilustrasikan bahwa, besaran anggaran subsidi pada pemakaian Pertalite untuk satu motor yakni Rp1. Angka itu sangat kecil jika dibandingkan dengan mobil yang memakai pertalite. Misalnya saja mobil-mobil seperti Toyota Agya, Toyota Avanza dan Toyota K Innova, dengan nilai subsidi masing-masing Rp 4,3, Rp 4,5 dan Rp 5.
"Kalau orang naik motor, kita anggap dengan pola pemakaian tertentu dapat (subsidi) Rp 1. Kalau orang naik Agya sama-sama Pertalite, tapi dapat Rp 4, Innova dapat Rp 5. Aneh kan?" tururnya
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mengatakan saat ini masih banyak golongan mampu yang turut membeli BBM bersubsidi. Contohnya, mobil mewah seperti Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero banyak yang menggunakan solar subsidi.
"Apakah pantas yang mewah-mewah mendapatkan subsidi?," katanya di Jakarta, Senin (5/8/2023)
Menurutnya, saat ini mobil mewah itu lebih banyak menggunakan BBM bersubsidi dibandingkan dengan masyarakat yang lebih layak menerimanya. Dengan dilakukannya pembatasan BBM subsidi, diharapkan bahan bakar tersebut bisa dinikmati secara tepat oleh orang yang benar-benar membutuhkan.
"Kita gak ada rencana kenaikan harga BBM subsidi, kita hanya ingin tepat sasaran, dan golongan yang memang membutuhkan akan kita jaga. Ojol, nelayan, taksi online, kendaraan umum, itu kita jaga," ujar Kaimuddin.
"Golongan yang seharusnya mampu kita minta keikhlasan mereka untuk tidak lagi beli BBM subsidi. Supaya uang negara bisa dinikmati secara tepat oleh orang-orang yang membutuhkan," tambahnya.
Ia menambahkan, ongkos subsidi pemerintah masih terlalu banyak disedot oleh kendaraan pribadi dalam bentuk mobil ketimbang sepeda motor. Ia mengilustrasikan bahwa, besaran anggaran subsidi pada pemakaian Pertalite untuk satu motor yakni Rp1. Angka itu sangat kecil jika dibandingkan dengan mobil yang memakai pertalite. Misalnya saja mobil-mobil seperti Toyota Agya, Toyota Avanza dan Toyota K Innova, dengan nilai subsidi masing-masing Rp 4,3, Rp 4,5 dan Rp 5.
"Kalau orang naik motor, kita anggap dengan pola pemakaian tertentu dapat (subsidi) Rp 1. Kalau orang naik Agya sama-sama Pertalite, tapi dapat Rp 4, Innova dapat Rp 5. Aneh kan?" tururnya
(fch)