Ambyar, Sri Mulyani Akui Asumsi Makro Banyak Meleset

Selasa, 25 Agustus 2020 - 12:59 WIB
loading...
Ambyar, Sri Mulyani Akui Asumsi Makro Banyak Meleset
Menkeu Sri Mulyani mengakui asumsi-asumsi makro dalam APBN hingga Juli 2020 banyak yang meleset dari patokan. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, pada bulan Juli, realisasi asumsi-asumsi makro seluruhnya meleset dari patokan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020.

Untuk pertumbuhan ekonomi misalnya, selama semester I/2020 tercatat -1,26%. Angka ini merupakan akumulasi dari ekonomi kuartal I/2020 yang tumbuh 2,97% dan di kuartal II/2020 yang terkontraksi 5,32%.

(Baca Juga: Jokowi Beberkan Asumsi-Asumsi Makro 2021)

Kemudian untuk inflasi secara tahunan atau year on year (yoy) tercatat 1,54% dan inflasi year to date (ytd) atau hingga Juli 2020 sebesar 0,98%. Sementara angka yang dipatok dalam APBN adalah 3,1%.

"Semuanya lebih rendah dari APBN awal dan inflasi lebih rendah dari APBN awal, diakui bahwa ini adalah suatu yang cukup berat," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa secara virtual, Selasa (25/8/2020).

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga Juli juga tercatat di level Rp14.608, angka ini lebih tinggi dari yang dipatok dalam APBN di level Rp14.400. Suku bunga SBN juga tercatat lebih tinggi dari APBN, yakni 3,29% hingga Juli 2020.

(Baca Juga: Waduh, Sri Mulyani Akui Bakal Berat Pulihkan Ekonomi)

Sedangkan untuk harga minyak mentah Indonesia (ICP) hingga Juli sebesar USD39,98 per barel, jauh lebih rendah dari target APBN yang mencapai USD63 per barel. Lifting minyak juga tercatat sekitar 714.000 bph dan lifting gas sekitar 987.000 barel setara minyak per hari. Keduanya juga meleset dari target APBN.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1618 seconds (0.1#10.140)