Balas Dendam Iran ke Israel Bikin Maskapai Waswas, Warga Yahudi Berebut Penerbangan
loading...
A
A
A
Wilayah udara Iran dipakai oleh maskapai penerbangan yang melayani rute antara Eropa dan Asia. Namun akibat konflik ini, deretan maskapai tersebut bakal dibatasi pada dua rute alternatif, apakai itu melalui Turki atau Mesir, dan Arab Saudi.
Sementara itu serangan Iran pada April membuat maskapai penerbangan besar Timur Tengah, seperti Emirates Airlines, Qatar Airways dan Etihad Airway membatalkan atau mengubah rute beberapa penerbangan.
Selain itu Air Canada (AC. TO) juga menunda penerbangan ke dan dari Tel Aviv hingga akhir Juni. "Keselamatan penumpang dan awak selalu menjadi prioritas utama," katanya saat April lalu.
Emirates, Flydubai, Turkish Air, Wizz Air Abu Dhabi dan Belavia juga termasuk di antara maskapai yang kemungkinan bakal terdampak.
Kini dengan konflik Iran dan Israel yang kembali memanas, usai meninggalnya pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran bakal membuat gejolak industri penerbangan di wilayah tersebut bakal kembali berulang.
Diperkuat oleh sikap AS yang diketahui memperkuat postur keamanannya di Timur Tengah seolah mengindikasikan bahwa serangan Iran kali ini sama sekali tak biasa. Mungkin saja serangan kali ini lebih buruk dibanding serangan Iran ke israel pada April 2024 yang lalu.
Maskapai penerbangan nasional Jerman, Lufthansa menerangkan, pada 7 Agustus lalu bahwa keputusan memperpanjang penangguhan penerbangan melalui wilayah udara Iran dan Irak itu karena adanya potensi serangan balas dendam Iran terhadap Israel.
Dalam sebuah pernyataan, maskapai itu mengatakan pihaknya memperpanjang penangguhan layanan ke Tel Aviv, Teheran, Beirut, Amman dan Erbil. Lufthansa sebelumnya menangguhkan penerbangan ke Tel Aviv pada 1 Agustus hingga 8 Agustus.
Sehari sebelum kematian pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran, Mesir langsung menginstruksikan semua maskapai penerbangannya untuk menghindari wilayah udara Iran selama tiga jam pada Kamis dini hari, di tengah ketegangan antara Israel dan Iran.
Delta Air Lines di Amerika Serikat juga mengumumkan pekan lalu bahwa mereka telah menangguhkan penerbangan ke Tel Aviv hingga 31 Agustus. Maskapai lain juga mengumumkan bahwa mereka membatalkan penerbangan ke dan dari Israel karena situasi keamanan.
Sementara itu serangan Iran pada April membuat maskapai penerbangan besar Timur Tengah, seperti Emirates Airlines, Qatar Airways dan Etihad Airway membatalkan atau mengubah rute beberapa penerbangan.
Selain itu Air Canada (AC. TO) juga menunda penerbangan ke dan dari Tel Aviv hingga akhir Juni. "Keselamatan penumpang dan awak selalu menjadi prioritas utama," katanya saat April lalu.
Emirates, Flydubai, Turkish Air, Wizz Air Abu Dhabi dan Belavia juga termasuk di antara maskapai yang kemungkinan bakal terdampak.
Kini dengan konflik Iran dan Israel yang kembali memanas, usai meninggalnya pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran bakal membuat gejolak industri penerbangan di wilayah tersebut bakal kembali berulang.
Diperkuat oleh sikap AS yang diketahui memperkuat postur keamanannya di Timur Tengah seolah mengindikasikan bahwa serangan Iran kali ini sama sekali tak biasa. Mungkin saja serangan kali ini lebih buruk dibanding serangan Iran ke israel pada April 2024 yang lalu.
Potensi Perang Iran-Israel bikin Maskapai Waswas
Wisatawan berebut penerbangan saat maskapai memangkas rute di tengah kekhawatiran perang Iran-Israel. Diketahui Lufthansa Jerman sempat memperpanjang penangguhan layanan ke Tel Aviv, Teheran, Beirut, Amman dan Erbil, untuk kemudian membukanya kembali pada 13 Agustus, kemarin.Maskapai penerbangan nasional Jerman, Lufthansa menerangkan, pada 7 Agustus lalu bahwa keputusan memperpanjang penangguhan penerbangan melalui wilayah udara Iran dan Irak itu karena adanya potensi serangan balas dendam Iran terhadap Israel.
Dalam sebuah pernyataan, maskapai itu mengatakan pihaknya memperpanjang penangguhan layanan ke Tel Aviv, Teheran, Beirut, Amman dan Erbil. Lufthansa sebelumnya menangguhkan penerbangan ke Tel Aviv pada 1 Agustus hingga 8 Agustus.
Sehari sebelum kematian pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran, Mesir langsung menginstruksikan semua maskapai penerbangannya untuk menghindari wilayah udara Iran selama tiga jam pada Kamis dini hari, di tengah ketegangan antara Israel dan Iran.
Delta Air Lines di Amerika Serikat juga mengumumkan pekan lalu bahwa mereka telah menangguhkan penerbangan ke Tel Aviv hingga 31 Agustus. Maskapai lain juga mengumumkan bahwa mereka membatalkan penerbangan ke dan dari Israel karena situasi keamanan.