APP Sinar Mas dan Jepang Tanam 10.000 Pohon untuk Restorasi Hutan Riau

Selasa, 03 September 2019 - 20:18 WIB
APP Sinar Mas dan Jepang Tanam 10.000 Pohon untuk Restorasi Hutan Riau
APP Sinar Mas dan Jepang Tanam 10.000 Pohon untuk Restorasi Hutan Riau
A A A
SIAK - Kelestarian lingkungan terus menjadi isu sentral, apalagi masih banyaknya hutan terdegradasi di Indonesia. Banyak kalangan kini makin intens untuk merestorasi dan mengembalikan peran dan fungsi hutan sebagai paru-paru dunia.

Misalnya hari ini seperti yang dilakukan Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas berkolaborasi bersama pemerintah Indonesia, International Tropical Timber Organization (ITTO), Belantara Foundation, perwakilan bisnis dari Jepang dan Indonesia, hingga masyarakat setempat untuk menanam 10.000 bibit pohon di hutan yang terdegradasi. Para perwakilan dari berbagai institusi tersebut secara simbolis menanami area seluas 20 hektare di kawasan Giam Siak Kecil, Riau.

Menariknya, hutan hutan tersebut ditanami dengan bibit pohon lokal, yakni jelutong, dan berbagai pohon buah-buahan lokal termasuk durian. Inisiatif penanaman pohon tahunan yang telah berjalan untuk keenam kalinya ini merupakan salah satu wujud komitmen APP Sinar Mas untuk mendukung perlindungan dan restorasi hutan di Indonesia.

Hal ini sejalan dengan rekomendasi ahli ekologi tanaman dari Yokohama National University di Jepang, Professor Akira Miyawaki. Pada kunjungannya ke area konservasi perusahaan tahun 2014 lalu, Miyawaki merekomendasikan penanaman spesies tumbuhan endemik demi mempercepat pemulihan hutan yang rusak. Sejak itu, 42.000 pohon dari berbagai spesies lokal telah ditanam di 87 hektar area konservasi.

“Restorasi dan konservasi hutan di Indonesia adalah bagian dari komitmen kami yang tertuang dalam Kebijakan Konservasi Hutan (FCP) kami. Dengan berkolaborasi bersama berbagai mitra, baik dari dalam maupun luar negeri seperti lewat kegiatan penanaman pohon hari ini, kita dapat berkontribusi secara nyata terhadap Aksi Iklim, salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) yang dicanangkan oleh PBB," papar Direktur Sustainability and Stakeholder Engagement APP Sinar Mas Elim Sritaba.

Tahun ini, penanaman pohon dilakukan di area konservasi terdegradasi seluas 20 hektar milik mitra pemasok APP Sinar Mas, PT Arara Abadi yang berlokasi di Giam Siak Kecil. Penanaman spesies tanaman lokal akan membantu rehabilitasi kawasan tersebut, yang juga dikenal sebagai tempat tinggal harimau dan gajah Sumatra.

Lebih jauh Elim mengapresiasi kepedulian pihak Jepang yang ikut mewarat hutan di Indonesia. Hal ini seharusnya juga memberikan penyadaran bagi masyarakat setempat yang mendapat manfaat langsung dari hutan tersebut. Mereka diharapkan juga ikut menjaga hutan. Dia percaya jika terus menjaga dan melestarikan hutan akan membawa kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Masyarakat setempat juga turut berpartisipasi dalam kegiatan ini dan akan membantu perusahaan untuk melindungi kawasan tersebut dari perambahan ilegal. Di masa depan, masyarakat ini juga akan mendapat manfaat dari hutan yang telah dipulihkan melalui produk-produk non-kayu seperti getah pohon dan buah. "Jadi hutan baik, industri baik, ekonomi masyarakat juga akan baik, " ungkap Elim.

Elim berharap program ini bisa menginspirasi stakehoder lainnya untuk ikut menjaga dan melestarikan hutan. Sementara Direktur Eksekutif Great Forest Wall Project Makoto Nikkawa menerangkan, inisiatif penanaman pohon ini memainkan sejumlah peran penting.

"Merehabilitasi dan melindungi hutan membantu perekonomian masyarakat setempat karena dapat menjaga dan menambah mata pencaharian mereka. Kegiatan seperti ini juga akan memiliki dampak positif secara global, yaitu membantu memerangi perubahan iklim dan merawat hubungan harmonis antara manusia dan lingkungannya," jelasnya.
Dia kemudian menyampaikan pesan gurunya, Prof Miyawaki yang kini sudah berusia 91 tahun. Menurut Nikkawa, gurunya mengatakan upaya melestarikan lingkungan itu mudah dan simpel. Dan siapapun dapat melakukannya. "Misalnya saat ini kita kumpul di sini untuk menanam. Jadi menjaga lingkungan itu bisa dilakukan dengan cara simpel," ungkap Nikkawa.

Dia pun menyampaikan terima kasih kepada masyarakat setempat yang telah begitu antusias mendukung program penanaman hutan tersebut. Terakhir, Nakkawa mendoakan agar program tersebut juga membawa kemakmuran masyarakat setempat dan kemajuan Indonesia.

Tren Deforestasi Menurun


Di tempat yang sama, Project Manager Division of Trade and Industry ITTO DR Tetra Yanuariadi juga sangat menghargai berbagai upaya untuk pelestarian hutan. Dia mendukung program penanaman bibit pohon di hutan Riau yang telah terdegradasi tersebut. Karena bagaimana pun berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam menjaga hutannya telah membuatkan hasil positif.

"Ada banyak program program seperti ini. Kami dari ITTO juga program pelestarian hutan di Indonesia. Itu sangat positif, " papar Tetra. Diakuinya jumlah kerusakan hutan di Indonesia masih ada. Namun secara presentase sangat jauh menurun.

Kabar baiknya, ada trend yang bagus penurunan angka deforestasi di Indonesia. Pada awal tahun 1900-an, angka deforestasi mencapai 3% per tahun. Namun, sejak tahun 2015, angkanya menurun jauh menjadi 0,44% per tahun. Selain program program penanaman, hal itu disebabkan berbagai upaya pemerintah seperti penegakan hukum, pemberdayaan masyarakat sekitar hutan berupa peningkatan ekonomi sehingga penduduk setempat tidak lagi mengambil kayu di hutan secara ilegal.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5202 seconds (0.1#10.140)