Rupiah Terperosok ke Rp15.600, Respons Negatif Polemik RUU Pilkada

Kamis, 22 Agustus 2024 - 16:30 WIB
loading...
Rupiah Terperosok ke...
Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.600 per USD pada Kamis (22/8). FOTO/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.600 per USD pada Kamis (22/8). Mata uang rupiah melemah 100 poin atau minus 0,65 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya.

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengungkapkan sejumlah sentimen yang mempengaruhi penurunan nilai tukar. Dari sisi internal merespons negatif soal polemik RUU Pilkada.

"Pengamat pemilu menyebutkan, berselang satu hari, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dianggap sebagai “angin segar” bagi demokrasi “dibegal” melalui persetujuan revisi Undang-Undang Pilkada yang berlangsung kilat di Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)," ujar dia dalam analisisnya, Kamis (22/8/2024).

Baca Juga: DPR Batal Sahkan RUU Pilkada

Delapan dari sembilan fraksi di DPR sepakat untuk hanya menerapkan sebagian putusan Mahkamah Konstitusi terkait syarat pencalonan kepala daerah pada rancangan perubahan UU Pilkada, Rabu (21/8).

Keputusan yang diambil dalam rapat kerja di Badan Legislasi DPR pada hari itu dianggap sebagai sebuah “pembangkangan” yang akan menghasilkan proses “demokrasi palsu” dalam pilkada 2024.

RUU Pilkada yang telah selesai dibahas oleh DPR dan pemerintah pada Rabu sore rencananya akan disahkan dalam Rapat Paripurna DPR pada hari ini (22/8).

Pembangkangan DPR terhadap putusan MK sebagai kesalahan fatal. Seperti diberitakan sebelumnya, DPR melalui Badan Legislasi berupaya menganulir putusan MK tentang ambang batas pencalonan dan usia kandidat Pilkada melalui revisi UU Pilkada yang pembahasannya dikebut pada Rabu, 21 Agustus 2024. Alhasil sikap DPR memicu gelombang aksi massa di berbagai daerah.

"Hal itu pun, menjadi sentimen negatif terhadap mata uang garuda. Seharusnya DPR dan pemerintah membangun iklim investasi yang kondusif, transparan, dan terukur. Sebab, pelaku usaha akan memasukkan risiko politik dalam perencanaan ekspansi bisnis mereka," ungkap Ibrahim.

Dari sisi eksternal, indeks dolar naik 0,2% dalam perdagangan hari ini, bangkit kembali dari tiga hari penurunan tajam yang menempatkan greenback pada posisi terendah tujuh bulan. Sedangkan, pelemahan dolar terjadi di tengah meningkatnya taruhan pada pemangkasan suku bunga September, dengan risalah rapat Fed akhir Juli, yang dirilis pada hari Rabu, menunjukkan sebagian besar pembuat kebijakan mendukung suku bunga yang lebih rendah.

Revisi tajam ke bawah pada data penggajian AS untuk tahun hingga Maret 2024 semakin memperkuat alasan untuk penurunan suku bunga.

"Namun, revisi tersebut juga memicu kekhawatiran baru bahwa pasar tenaga kerja yang melambat menandakan resesi AS, terutama karena data penggajian untuk beberapa bulan terakhir juga menunjukkan pelemahan," ungkap Ibrahim.

Baca Juga: Komika Turun Aksi Suarakan Penolakan RUU Pilkada di DPR

Fokus sekarang tertuju pada pidato Ketua Fed Jerome Powell di Simposium Jackson Hole untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang ekonomi. Selain itu, risiko geopolitik juga tetap menjadi pusat perhatian investor.

"Di Timur Tengah, Presiden AS Joe Biden, dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menekankan kebutuhan mendesak untuk menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata Gaza untuk para sandera dan menunjuk pembicaraan Kairo yang akan datang sebagai hal yang penting," tambah Ibrahim.

Namun, perjalanan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Timur Tengah awal minggu ini berakhir tanpa kesepakatan antara Israel dan militan Hamas mengenai gencatan senjata di daerah kantong Palestina tersebut. Adapun rupiah besok diprediksi ditutup melemah direntang Rp15.590 - Rp15.650.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1726 seconds (0.1#10.140)