Daya Saing RI Kalah Jauh dari Malaysia, BEI Masih Optimistis

Kamis, 10 Oktober 2019 - 13:18 WIB
Daya Saing RI Kalah Jauh dari Malaysia, BEI Masih Optimistis
Daya Saing RI Kalah Jauh dari Malaysia, BEI Masih Optimistis
A A A
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) masih optimistis, investasi Asing masih akan meningkat meskipun peringkat daya saing Indonesia merosot. Seperti diketahui laporan terbaru World Economics Forum (WEF) 2019, posisi daya saing RI turun lima peringkat menjadi urutan ke-50 dibanding tahun sebelumnya di posisi 45.
(Baca Juga: Laporan WEF: Ranking Daya Saing Indonesia Turun Lima PeringkatLaporan terbaru yang dirilis Rabu (8/10) itu mengindikasikan masih perlunya perbaikan struktural untuk memperbaiki daya saing nasional. Menanggapi ini, Direktur Pengawasan Transaksi Kepatuhan BEI Kristian Sihar Manullang mengaku masih tetap optimis mengenai daya saing Indonesia yang bakal tetap tumbuh positif. Hal ini dikarenakan masih terjaganya pasar keuangan khususnya di pasar saham.

"Kita tetap optimis bahwa daya saing kita bakal terus meningkat dan perumbuhannya tetap positif," ujar Direktur Pengawasan Transaksi Kepatuhan BEI Kristian Sihar Manullang di Gedung BEI di Jakarta, Kamis (10/10/2019).

Pada daftar Indeks Daya Saing Global (Global Competitiveness Index) 2019, Singapura berada di posisi teratas setelah menggeser Amerika Serikat (AS). Adapun urutan ketiga hingga kesepuluh adalah Hong Kong, Belanda, Swiss, Jepang, Jerman, Swedia, Inggris dan Denmark. Di ASEAN, posisi daya saing Indonesia kalah dibanding negara tetangga seperti Malaysia yang berada di rangking ke-27, dan Thailand di posisi 40.

Singapura menjadi negara dengan daya saing paling baik di dunia karena berhasil mendapatkan rangking tertinggi di mulai dari infrastruktur, TIK, stabilitas makro-ekonomi, kesehatan, hingga pasar tenaga kerja. Tahun ini, Singapura meraih total nilai 84,8 atau naik dari 83,5 pada tahun lalu. Bandingkan dengan AS yang memperoleh nilai 83,7 dan Indonesia 64,6.

Menurut WEF, Indonesia juga mengalami perbaikan di dalam budaya bisnis, stabilitas sistem keuangan, dan tingkat adopsi teknologi. Sebagai negara berkembang, kapasitas inovasi di Tanah Air tidak bergerak fantastis dan terbatas dibanding negara lain. Namun, terus mengalami kenaikkan dibanding setahun sebelumnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4895 seconds (0.1#10.140)