IHSG Pekan Depan Berpotensi Menguat Seiring Harapan Penurunan Suku Bunga Fed

Sabtu, 12 Oktober 2019 - 09:43 WIB
IHSG Pekan Depan Berpotensi Menguat Seiring Harapan Penurunan Suku Bunga Fed
IHSG Pekan Depan Berpotensi Menguat Seiring Harapan Penurunan Suku Bunga Fed
A A A
JAKARTA - Awal pekan ini market sempat optimistis mengharapkan penurunan suku bunga The Fed menyusul jeleknya data-data perekonomian Amerika Serikat (AS). Pasar juga menanti pertemuan AS dan China di akhir pekan.

"Pasar dunia pada perdagangan Senin (7/10/2019) jatuh menyusul China dikabarkan enggan menyetujui kesepakatan dagang dengan Presiden AS Donald Trump. Hal ini sempat memupuskan kekhawatiran akan ada solusi damai yang cepat dari kedua negara," ujar Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee kepada SINDOnews di Jakarta, Jumat (11/10/2019).

Dia melanjutkan, pada pekan depan pasar masih akan diwarnai oleh berita perang dagang. Pasar keuangan dunia masih tetap perlu berhati-hati akibat seringnya terjadi kegagalan negosiasi dagang kedua negara.

"Biarpun optimisme cukup tinggi di akhir pekan ini, tetapi perbedaan kedua negara masih sangat banyak dan besar. Diyakini Presiden Trump akan berupaya mencari solusi damai untuk menghindarkan AS dari resesi ekonomi apalagi Amerika menjelang pemilu," tuturnya.

Hans Kwee menambahkan, pasar pekan depan diprediksi akan diwarnai harapan penurunan suku bunga oleh The Fed. Harapan pasar naik dari 53% menjadi 85% di bulan ini.

"Rilis angka inflasi konsumen AS September yang tidak banyak berubah memberikan harapan terjadi pemotongan suku bunga. Presiden Trump juga memberikan tekanan pada pejabat Fed untuk menurunkan suku bunga. Hal ini diharapkan mampu mendorong perekonomian AS dan menaikkan popularitas pemerintah," tuturnya.

Di pekan depan pula event laporan keuangan akan mempengaruhi pasar. Laba korporasi mungkin mengalami perlambatan akibat kondisi ekonomi yang menurun. "IHSG berpeluang menguat dengan support 6.033 sampai 5.988 dan resistance di 6.154 sampai 6.230," ungkapnya.

Pada hari Selasa (8/10/2019) lalu pasar berhasil rebound, tetapi keesokan harinya pasar kembali diwarnai kekhawatiran pertemuan perang dagang tanpa solusi. Hal ini menyusul 28 perusahaan China masuk daftar hitam. Beberapa pejabat China, visanya di cekal meyusul pelanggaran HAM di Mulim Uighur.

Begitu pula laporan Bloomberg yang menunjukkan bahwa Trump mendiskusikan pembatasan aliran modal ke perusahaan China terutama yang berasal dari dana pensiun dan tweet General Manager Houston Rockets terkait dukungan ke pro demokrasi di Hongkong.

"Hal ini menimbulkan reaksi dimana media pemerintah China dan Tencent menangguhkan siaran pertandingan pramusim NBA di China, sementara situs belanja Alibaba menghapus merchandise Houston Rockets dalam daftar perdagangan di China," lanjutnya.

Prospek kesepakatan Brexit yang tampak suram juga memberikan tekanan pada pasar keuangan dunia. Reuters memberitakan bahwa Kanselir Jerman Angela Merkel melalui telepon mengatakan kepada PM Inggris Boris Johnson bahwa proposal kesepakatan yang diajukan London "sangat tidak mungkin".

Sementara itu, pada hari Kamis (10/10/2019) pasar kembali diwarnai sentimen positif terkait kesepakatan perang dagang AS-China. Dikabarkan China terbuka untuk resolusi tarif terbatas dengan AS. China juga telah menawarkan untuk meningkatkan pembelian produk pertanian sebesar 50% dari petani AS.

"Pada Jumat ini pasar diwarnai sentimen positif harapan lahirnya kesepakatan damai perang dagang antara AS dan China. Hal ini menyusul tweet Presiden Trump yang menyatakan akan bertemu dengan Wakil PM China Liu He. Pejabat senior AS mengatakan bahwa Liu dijadwalkan meninggalkan AS Jumat malam, dan akan makan malam pada hari Kamis di Washington. Liu menyatakan China datang untuk bernegosiasi dengan 'ketulusan' dan niat baik untuk bekerja sama dengan AS," tambah Hans.

AS dikabarkan mempertimbangkan untuk menunda rencana kenaikan tarif impor pekan depan dengan imbalan pakta mata uang. AS juga akan memberikan lisensi kepada sejumlah perusahaan AS untuk menjual komponen non sensitif ke Huawei.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0351 seconds (0.1#10.140)