Genjot Produksi Dimulai dari Tingkat Kecamatan, BPP Kostratani Waled Diresmikan

Rabu, 26 Agustus 2020 - 17:28 WIB
loading...
Genjot Produksi Dimulai...
Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi menyatakan jika peningkatan produksi harus dimulai dari level terbawah. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian , Dedi Nursyamsi meresmikan BPP Waled Cirebon menjadi BPP Kostratani, Selasa (25/8). Dalam kesempatan itu, Dedi menyatakan jika peningkatan produksi harus dimulai dari level terbawah.

“Untuk membangkitkan pertanian, dengan peningkatan produksi pertanian, kita harus mulai dari level paling bawah. yaitu dari sawah, kebun, ladang, kemudian dari desa, kampung, dan kecamatan. BPP Kostratani hadir untuk itu. Untuk meningkatkan pertanian dari level kecamatan,” tuturnya.

Dijelaskan Dedi Nursyamsi, untuk menjadikan BPP Kostratani sebagai yang terdepan, dibutuhkan SDM yang berkualitas. “Karena, kontribusi terbesar untuk mengungkit produktivitas pertanian ada di SDM, peningkatan produksi oleh SDM mencapai 50 persen. Mengalahkan teknologi, sarana dan prasarana, mengalahkan kebijakan perundangan yang semua berkontribusi 25 persen,” ujarnya.

(Baca Juga: Kostratani Dirindukan Petani Cirebon )

Sambung Dedi menegaskan, jika penguatan sektor pertanian memang harus dilakukan. Terlebih, data BPS menunjukkan jika pada kuartal I dan II di tahun ini, PDB pertanian meningkat pesat. Padahal, banyak sektor yang terpuruk dengan PDB minus.

“Dan keberhasilan itu jelas tidak terlepas dari kerja petani yang tidak kenal menyerah. Saya hanya ingin menunjukkan jika produktivitas pertanian diawali dari kinerja petani, bukan kinerja traktor, bukan karena pupuk dan lainnya. Petani adalah yang paling tegar walau ada Covid-19 produksi terus dilakukan. Dan buktinya PDB pertanian meningkat,” terang Dedi lagi.

Menurutnya sudah menjadi tugas kita semua untuk membangun petani dan penyuluh agar bisa meningkatkan kemampuan dan produktivitas. Diungkapkan juga olehnya, upaya yang besar ini tidak mungkin dihadapi dengan cara yang biasa.

(Baca Juga: Mengasah Ujung Tombak, Penyuluh Pertanian di Sulteng Dapat Penyegaran )

“Harus kita lakukan dengan cara yang luar biasa pula. Kita semua harus bekerja keras, harus tekun dan tidak kenal menyerah. Seperti yang petani petani kita lakukan pada kuartal I dan II,” ungkapnya.

Dedi pun meminta petani dan penyuluh tidak patah semangat menghadapi segala kondisi. “Semangat tidak boleh berkurang, sehingga pembangunan pertanian tidak redup. Selama ada hidup dan kehidupan, selama itu pangan dibutuhkan. Selama pangan dibutuhkan, selama itu juga petani dan penyuluh dibutuhkan,” ujarnya.

Sementara Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan pembangunan pertanian harus terus dilakukan. Karena, pertanian tidak boleh berhenti dalam kondisi apa pun.

“Pangan tidak boleh bersoal, pangan tidak boleh bermasalah. Kita harus memaksimalkan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Tidak boleh ada lahan menganggur. Sesudah panen, segera siap untuk tanam lagi. Selama ada kehidupan, selama itu juga pertanian dibutuhkan,” ucap Mentan.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1654 seconds (0.1#10.140)