Soal Utang Luar Negeri, Ekonom Peringatkan Kenaikan DSR

Selasa, 15 Oktober 2019 - 21:04 WIB
Soal Utang Luar Negeri, Ekonom Peringatkan Kenaikan DSR
Soal Utang Luar Negeri, Ekonom Peringatkan Kenaikan DSR
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2019 tumbuh melambat dengan struktur yang sehat. ULN Indonesia pada akhir Agustus 2019 tercatat USD393,5 miliar atau setara Rp5.567,5 triliun (kurs Rp14.148 per USD), terdiri dari ULN publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar USD196,3 miliar, serta ULN swasta (termasuk BUMN) sebesar USD197,2 miliar.

Dalam keterangan BI, Selasa (15/10/2019), ULN Indonesia tersebut tumbuh 8,8% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 10,9% (yoy). Perlambatan ini dipengaruhi oleh transaksi pembayaran neto ULN.

Meski ULN tumbuh melambat, namun rasio pembayaran utang atau DSR (Debt to Service Ratio) tumbuh meningkat. Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, tren DSR tier 1 cenderung meningkat, dimana pada akhir 2018 tercatat 25,4%, dan di akhir kuartal II-naik menjadi 34,3%.

Ini mengindikasikan bahwa rasio pembayaran pokok dan bunga utang jangka panjang dan pembayaran bunga utang jangka pendek terhadap ekspor cenderung meningkat.

Meningkatnya DSR pada kuartal tersebut, kata Josua, disebabkan oleh penerimaan ekspor dan harga komoditas Indonesia yang cenderung melambat.

Namun, kata dia, ULN ini masih dalam taraf terkendali yaitu sekitar 40% dari PDB. Dan untuk mengelola DSR, Josua mengatakan perlunya peningkatan produktivitas dalam mendorong kinerja ekspor, terutama produk ekspor yang memiliki nilai tambah.

"Meski ULN masih terkendali di 40%, tapi perlu peningkatan produktivitas khususnya dalam mendorong kinerja ekspor sedemikian rupa sehingga rasio DSR tier 1 dapat kembali menurun," saran Josua saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (15/10/2019).

Lalu dalam hal pengelolaan utang luar negeri, penggeseran beban utang dapat dilakukan dengan melalui penataan ulang atau reprofiling, penjadwalan kembali atau rescheduling, dan restrukturisasi utang agar beban utang dapat diversifikasi sesuai dengan usia jatuh tempo.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7201 seconds (0.1#10.140)