Stok Beras Cukup hingga Delapan Bulan ke Depan

Jum'at, 22 November 2019 - 12:21 WIB
Stok Beras Cukup hingga Delapan Bulan ke Depan
Stok Beras Cukup hingga Delapan Bulan ke Depan
A A A
JAKARTA - Stok beras nasional diyakini akan mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia hingga delapan bulan ke depan. Stok beras ini terbagi di berbagai titik, seperti gudang Bulog sebesar 2,2 juta ton, penggilingan 1,5 juta ton, dan pedagang sekitar 1 juta ton.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga Andri mengatakan, merujuk analisis Badan Ketahanan Pangan, alur beras setiap harinya di Pusat Induk Beras Cipinang (PIBC) sebesar 50.000 ton. Jumlah ini melebihi batas normal penyaluran sebesar 30.000 ton per hari.

Untuk stok beras masyarakat, seperti di hotel restoran dan kafe (horeka) serta berada di lumbung-lumbung provinsi hingga kabupaten mencapai 849.000 ton. Untuk kebutuhan per kapita per bulan dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) sebesar 111,58 kilogram (kg) per kapita per tahun.
"Kita optimistis stok beras diperkirakan sudah mencukupi kebutuhan delapan-sembilan bulan ke depan,” ujar Kuntoro dalam Talkshow Peluang Generasi Milineal pada Sektor Agribisnis di Depok, Jawa Barat, Selasa (19/11).
Merujuk data Kerangka Sampel Area (KSA) dari BPS dalam kurun Januari-November 2019, produksi gabah kering giling (GKG) diprediksi mencapai 51,29 juta ton atau setara dengan 29,41 juta ton beras. Dengan begitu akan terjadi sur plus beras sebesar 2,15 juta ton.

Menjawab pertanyaan penurunan kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dalam 25 tahun terakhir menurun dari 22% menjadi 13%, menurut Boga, sebetulnya merupakan fenomena wajar karena Indonesia mengalami transformasi struktural dari agraris menuju negara industri. Hal sama juga dialami di negara-negara maju manapun. Sebelumnya, perekonomian ditopang sektor agraris bergerak semakin maju digantikan sektor industri dan jasa.

Begitu pula dengan hitungan BPS terkait jumlah pekerja pertanian turun 30% dari 35,9 juta petani menjadi 35,7 juta atau 29% dari total pekerja di Indonesia. Menurutnya, hal itutidak terlepas dari acuan BPS yang membatasi tenaga kerja petani hanya berada di lingkup on farm pertanian. “Petani yang bekerja di penggilingan beras saja sudah dicatat sebagai tenaga kerja sektor industri," katanya. (Sudarsono)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8006 seconds (0.1#10.140)