BRICS Bocorkan Mata Uang Resmi Penantang Dolar AS, 40% Bertabur Emas
loading...
A
A
A
JAKARTA - BRICS bersiap meluncurkan mata uang baru yang terkait dengan emas bersama dengan sekumpulan mata uang lokal. Mendukung mata uang baru dengan emas akan membantu mengakhiri ketergantungan pada dolar Amerika Serikat (AS) dan mengaitkan dengan sekeranjang mata uang lokal akan meningkatkan perdagangan asli negara berkembang.
Dolar AS berjalan berdasarkan mekanisme penawaran dan permintaan, dan jika tidak ada permintaan di pasar global, maka USD akan mengalami defisit. BRICS dapat melengkapi mata uang barunya dengan emas dan sekeranjang mata uang lokal dan maju tanpa dolar AS.
Baca Juga: Uni Eropa Tarik Rem Darurat, Serukan Larangan Impor dari Ukraina
Sementara negara-negara berkembang mendapatkan keuntungan dari perkembangan ini, sedangkan ekonomi AS dan dolar akan terpukul. BRICS direncanakan akan melengkapi mata uang barunya dengan emas bersama sekeranjang mata uang lokal sehingga terus melaju tanpa dolar AS.
Menurut laporan yang disitir dari Watcher Guru, BRICS akan segera meluncurkan mata uang resmi penantang dolar AS. Mata uang BRICS yang baru akan terdiri dari dukungan 40% emas dan 60% dengan sekeranjang mata uang lokal.
Baca Juga: Putin Perintahkan Rusia Ubah Doktrin Nuklir, Ukraina dan NATO dalam Bahaya
Apabila mata uang BRICS didukung oleh emas, maka harga logam mulia ini dapat meroket lebih jauh. BRICS adalah pembeli emas terbesar sejak tahun 2022 yang mengumpulkan berton-ton logam mulia, demikian laporan World Gold Council. Hal ini menambah tekanan berat terhadap dolar AS karena dinamika keuangan global dapat berubah dengan cepat.
Mata uang regional dapat melibatkan yuan China, rubel Rusia, dan rupee India, di antara tender-tender legal anggota lainnya. Negara-negara berkembang dapat memiliki suara di pasar global sehingga AS dan Barat akan tersisihkan.
Jika mata uang BRICS yang didukung oleh emas menjadi sukses, banyak negara berkembang lainnya dapat menerimanya untuk penyelesaian perdagangan. Mata uang ini dapat mendominasi mekanisme penawaran dan permintaan, membuat dolar AS berada di jalur penurunan.
Dolar AS berjalan berdasarkan mekanisme penawaran dan permintaan, dan jika tidak ada permintaan di pasar global, maka USD akan mengalami defisit. BRICS dapat melengkapi mata uang barunya dengan emas dan sekeranjang mata uang lokal dan maju tanpa dolar AS.
Baca Juga: Uni Eropa Tarik Rem Darurat, Serukan Larangan Impor dari Ukraina
Sementara negara-negara berkembang mendapatkan keuntungan dari perkembangan ini, sedangkan ekonomi AS dan dolar akan terpukul. BRICS direncanakan akan melengkapi mata uang barunya dengan emas bersama sekeranjang mata uang lokal sehingga terus melaju tanpa dolar AS.
Menurut laporan yang disitir dari Watcher Guru, BRICS akan segera meluncurkan mata uang resmi penantang dolar AS. Mata uang BRICS yang baru akan terdiri dari dukungan 40% emas dan 60% dengan sekeranjang mata uang lokal.
Baca Juga: Putin Perintahkan Rusia Ubah Doktrin Nuklir, Ukraina dan NATO dalam Bahaya
Apabila mata uang BRICS didukung oleh emas, maka harga logam mulia ini dapat meroket lebih jauh. BRICS adalah pembeli emas terbesar sejak tahun 2022 yang mengumpulkan berton-ton logam mulia, demikian laporan World Gold Council. Hal ini menambah tekanan berat terhadap dolar AS karena dinamika keuangan global dapat berubah dengan cepat.
Mata uang regional dapat melibatkan yuan China, rubel Rusia, dan rupee India, di antara tender-tender legal anggota lainnya. Negara-negara berkembang dapat memiliki suara di pasar global sehingga AS dan Barat akan tersisihkan.
Jika mata uang BRICS yang didukung oleh emas menjadi sukses, banyak negara berkembang lainnya dapat menerimanya untuk penyelesaian perdagangan. Mata uang ini dapat mendominasi mekanisme penawaran dan permintaan, membuat dolar AS berada di jalur penurunan.
(nng)