Isu Pembubaran BUMN Kembali Mencuat, Bakal Tersisa Jadi 30 Perusahaan Pelat Merah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Isu perampingan jumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali mencuat. Hal ini pun telah dikonfirmasi oleh Menteri BUMN, Erick Thohir yang menyebut bahwa nantinya jumlah BUMN akan dipangkas dari 47 menjadi 30.
"Jumlahnya mungkin ke depan 30," katanya kepada awak media, Senin (1/10/2024).
Lebih lanjut Erick menyebutkan, pembubaran BUMN ini sesuai dengan arahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto, di mana penutupan diharapkan dilakukan pada perusahaan pelat merah yang tidak memiliki peran strategis.
Erick Thohir merinci kemungkinan perampingan akan dilakukan di sejumlah sektor seperti hotel, meskipun ia sendiri belum berani memastikan apakah sektor tersebut yang akan dibungkus. Dirinya menyebut bahwa perampingan di sektor lain juga masih terbuka.
"Ya seperti yang Pak Prabowo arahkan, apakah hotel, apakah rumah sakit, apakah yang lain, kita terbuka," imbuhnya.
Untuk diketahui, sebelumnya Erick Thohir menargetkan perampingan BUMN bisa terealisasi hingga 2024. Erick mencatat, jumlah BUMN akan semakin mengecil, tetapi semakin besar food print-nya ini dilakukan dalam rangka mendukung ketahanan ekonomi nasional.
"Jumlahnya mungkin ke depan 30," katanya kepada awak media, Senin (1/10/2024).
Lebih lanjut Erick menyebutkan, pembubaran BUMN ini sesuai dengan arahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto, di mana penutupan diharapkan dilakukan pada perusahaan pelat merah yang tidak memiliki peran strategis.
Erick Thohir merinci kemungkinan perampingan akan dilakukan di sejumlah sektor seperti hotel, meskipun ia sendiri belum berani memastikan apakah sektor tersebut yang akan dibungkus. Dirinya menyebut bahwa perampingan di sektor lain juga masih terbuka.
"Ya seperti yang Pak Prabowo arahkan, apakah hotel, apakah rumah sakit, apakah yang lain, kita terbuka," imbuhnya.
Untuk diketahui, sebelumnya Erick Thohir menargetkan perampingan BUMN bisa terealisasi hingga 2024. Erick mencatat, jumlah BUMN akan semakin mengecil, tetapi semakin besar food print-nya ini dilakukan dalam rangka mendukung ketahanan ekonomi nasional.
(akr)