Berapa Jumlah Utang Israel di 2024, Bengkak Tembus Rp5,17 Kuadriliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Berapa jumlah utang Israel di tahun 2024? Menurut data dari situs Statista, utang Israel di tahun 2024 telah mencapai 1,2 triliun shekel Israel, sekitar USD336 miliar atau Rp 5,17 kuadriliun.
Jumlah tersebut membuat Fitch Ratings telah menurunkan Peringkat Default Penerbit (IDR) Mata Uang Asing Jangka Panjang (LTFC) Israel menjadi 'A' dari 'A+'. Prospek ini tergolong negatif. Penurunan peringkat ke 'A' mencerminkan dampak dari kelanjutan invasi Israel, meningkatnya risiko geopolitik, dan operasi militer di berbagai bidang.
Menurut Fitch Ratings, keuangan publik diproyeksikan defisit anggaran sebesar 7,8% dari PDB pada tahun 2024 dan utang akan tetap di atas 70% dari PDB dalam jangka menengah.
Konflik Israel dengan negara lain kemungkinan besar akan berlangsung hingga tahun 2025. Selain korban jiwa, konflik ini dapat mengakibatkan pengeluaran militer bertambah secara signifikan, kerusakan infrastruktur, dan kerusakan yang lebih berkelanjutan pada aktivitas ekonomi dan investasi, yang mengarah pada penurunan lebih lanjut metrik kredit Israel.
Terlebih, saat ini ketegangan antara Israel dengan Iran dan Hizbullah di Lebanon tengah meningkat. Ditambah dengan Negeri Yahudi yang telah melancarkan invasi darat ke Beirut baru-baru ini.
Fitch Ratings juga memperkirakan pemerintah Israel akan secara permanen meningkatkan pengeluaran militer hingga mendekati 1,5% dari PDB dibandingkan tingkat sebelum perang, yang memberikan tekanan ke atas pada defisit anggaran dan tingkat utang negara tersebut.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa ia memperkirakan peringkat akan ditingkatkan lagi setelah Israel memenangkan perang.
"Ekonomi Israel kuat dan berfungsi dengan sangat baik. Penurunan peringkat tersebut merupakan hasil dari Israel yang menghadapi perang multi-front yang dipaksakan kepadanya," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
Awal tahun ini, Moody's dan S&P Global juga memangkas peringkat kredit mereka untuk Israel, dengan alasan meningkatnya risiko geopolitik.
Kekhawatiran bahwa konflik di Gaza dapat berubah menjadi perang Timur Tengah yang lebih luas telah meningkat setelah terbunuhnya pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Iran dan komandan militer Hizbullah Fuad Shukr di Beirut.
Yali Rothenberg, akuntan utama kementerian keuangan, mengatakan ekonomi Israel kuat dan negara itu masih memiliki akses ke pasar modal global tetapi menyerukan anggaran negara 2025 yang akan membangun kembali cadangan fiskal melalui penurunan bertahap dalam rasio utang terhadap PDB.
Itulah jawaban untuk pertanyaan berapa utang Israel di tahun 2024? Dimana jumlahnya bisa mencapai angka ratusan miliar USD. Meski begitu Pemerintah Israel optimis jika negaranya mampu bangkit kembali dari utang tersebut.
Jumlah tersebut membuat Fitch Ratings telah menurunkan Peringkat Default Penerbit (IDR) Mata Uang Asing Jangka Panjang (LTFC) Israel menjadi 'A' dari 'A+'. Prospek ini tergolong negatif. Penurunan peringkat ke 'A' mencerminkan dampak dari kelanjutan invasi Israel, meningkatnya risiko geopolitik, dan operasi militer di berbagai bidang.
Menurut Fitch Ratings, keuangan publik diproyeksikan defisit anggaran sebesar 7,8% dari PDB pada tahun 2024 dan utang akan tetap di atas 70% dari PDB dalam jangka menengah.
Konflik Israel dengan negara lain kemungkinan besar akan berlangsung hingga tahun 2025. Selain korban jiwa, konflik ini dapat mengakibatkan pengeluaran militer bertambah secara signifikan, kerusakan infrastruktur, dan kerusakan yang lebih berkelanjutan pada aktivitas ekonomi dan investasi, yang mengarah pada penurunan lebih lanjut metrik kredit Israel.
Terlebih, saat ini ketegangan antara Israel dengan Iran dan Hizbullah di Lebanon tengah meningkat. Ditambah dengan Negeri Yahudi yang telah melancarkan invasi darat ke Beirut baru-baru ini.
Fitch Ratings juga memperkirakan pemerintah Israel akan secara permanen meningkatkan pengeluaran militer hingga mendekati 1,5% dari PDB dibandingkan tingkat sebelum perang, yang memberikan tekanan ke atas pada defisit anggaran dan tingkat utang negara tersebut.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa ia memperkirakan peringkat akan ditingkatkan lagi setelah Israel memenangkan perang.
"Ekonomi Israel kuat dan berfungsi dengan sangat baik. Penurunan peringkat tersebut merupakan hasil dari Israel yang menghadapi perang multi-front yang dipaksakan kepadanya," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
Awal tahun ini, Moody's dan S&P Global juga memangkas peringkat kredit mereka untuk Israel, dengan alasan meningkatnya risiko geopolitik.
Kekhawatiran bahwa konflik di Gaza dapat berubah menjadi perang Timur Tengah yang lebih luas telah meningkat setelah terbunuhnya pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Iran dan komandan militer Hizbullah Fuad Shukr di Beirut.
Yali Rothenberg, akuntan utama kementerian keuangan, mengatakan ekonomi Israel kuat dan negara itu masih memiliki akses ke pasar modal global tetapi menyerukan anggaran negara 2025 yang akan membangun kembali cadangan fiskal melalui penurunan bertahap dalam rasio utang terhadap PDB.
Itulah jawaban untuk pertanyaan berapa utang Israel di tahun 2024? Dimana jumlahnya bisa mencapai angka ratusan miliar USD. Meski begitu Pemerintah Israel optimis jika negaranya mampu bangkit kembali dari utang tersebut.
(nng)