Daftar 30 Negara dengan Utang China Terbesar, Indonesia Urutan Berapa?

Kamis, 10 Oktober 2024 - 14:03 WIB
loading...
Daftar 30 Negara dengan...
Berikut 30 negara yang paling banyak berutang kepada China ketika Program Belt and Road Initiative (BRI) atau jalur sutra modern terus menggema. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Program Belt and Road Initiative (BRI) atau jalur sutra modern, membuat China menanamkan investasi besar-besaran dalam pembangunan infrastruktur. Pada akhirnya ambisi tersebut akan menghubungkan Asia ke Eropa, untuk kemudian diperluas ke seluruh dunia, terutama pada negara-negara berkembang.

Satu dekade kemudian, China menjadi penagih utang resmi terbesar di dunia dan jumlah penunggak utang China melonjak pada saat Beijing masih bergulat dengan masalah keuangannya sendiri.



Organisasi riset AidData memperkirakan bahwa sebanyak 80% dari portofolio pinjaman luar negeri China saat ini mendukung negara-negara yang mengalami kesulitan keuangan, dengan total utang mencapai lebih dari USD1 triliun.Melihat angka besaran utang berdasarkan data AidData dan memperhitungkan total utang dari tahun 2000 hingga 2021.

Berikut 30 negara yang paling banyak berutang kepada China

30. Belarusia: Total utang ke China USD11 miliar


Banyak pinjaman yang dikeluarkan oleh China selama periode Belt and Road Initiative (BRI) untuk proyek infrastruktur besar. Namun tidak memiliki praktik manajemen risiko yang tepat untuk membantu memastikan pembayaran.

Daftar 30 Negara dengan Utang China Terbesar, Indonesia Urutan Berapa?


Salah satu contohnya adalah penerbitan pinjaman berdenominasi dolar dan euro ke negara-negara seperti Belarusia, yang akan menghadapi sanksi internasional yang mencegah mereka melakukan transaksi dalam mata uang tersebut.

Negara Eropa Timur itu sekarang berutang kepada China sebesar USD11 miliar yangsetara Rp171,6 triliun (kurs Rp15.606 per USD) . Sebagian besar uang ini telah diinvestasikan dalam logistik dan manufaktur, termasuk Great Stone Industrial Park, yang telah menarik perusahaan China dengan insentif pajak.

29. Turkmenistan, dengan total utang Utang China USD12,2 miliar


China menggelontorkan sejumlah pinjaman besar ke Turkmenistan yang terletak di Asia Tengah. Negara yang satu ini juga diketahui mempunyai cadangan gas dan minyak yang melimpah.

China membayar sekitar 4.000 mil (6.430 km) untuk infrastruktur pipa yang membawa gas alam dari Turkmenistan melintasi benua itu hingga ke provinsi Xinjiang barat.

Daftar 30 Negara dengan Utang China Terbesar, Indonesia Urutan Berapa?


Proyek ini diselesaikan pada tahun 2009, dan pejabat pemerintah Turkmenistan melaporkan bahwa mereka telah melunasi utang pipa secara penuh di 2021. Namun, biaya pastinya tidak pernah dirilis ke publik, dengan perkiraan berkisar antara USD8 miliar hingga USD10 miliar.

28. Kenya: total utang USD12,7 miliar dari China


Kenya meminjam sekitar USD5 miliar untuk pembangunan proyek Kereta Api Mombasa-Nairobi yang mulai mengangkut penumpang pada tahun 2017 dan secara luas dianggap sukses karena mampu memangkas waktu perjalanan jadi lebih singkat.

Namun beberapa kritikus menyoroti soal dampak lingkungan dan sosial dari proyek kereta api tersebut, karena mengurangi Taman Nasional Nairobi. Sementara lainnya menyoroti jadwal pembayaran pinjaman yang terbilang ketat.

Pada rencana awalnya jalur tersebut bakal terhubung ke negara tetangga Uganda, meski akhirnya agenda itu kemudian dibatalkan. Tanpa opsi untuk perdagangan lintas batas, kereta api bisa terbukti tidak berkelanjutan secara finansial.

Daftar 30 Negara dengan Utang China Terbesar, Indonesia Urutan Berapa?


Pada Oktober 2023, Presiden Kenya William Ruto kabarnya bakal meminta China untuk menyetujui opsi pinjaman dalam proyek kereta api yang lebih lambat. Ia juga dilaporkan berencana meminta tambahan USD1 miliar dalam bentuk pinjaman untuk proyek jalan.

Pada tahun 2021, negara Afrika Timur itu berutang kepada China mencapai USD12,7 miliar. AP melaporkan bahwa pemerintah Kenya telah menahan gaji pegawai negeri dalam upaya untuk menghemat uang demi membayar kembali pinjaman luar negerinya.

27. Republik Demokratik Kongo: kelilit utang China hingga USD13,1 miliar


Utang China yang menjerat Republik Demokratik Kongo (DRC) diperkirakan telah menumpuk mencapai lebih dari USD13 selama dua dekade terakhir. Sebagian besar utang China tersebut terkait dengan investasi pertambangan dan infrastruktur.

Sebagai bagian dari pinjaman the Belt and Road Initiative (BRI) atau jalur sutra modern, Kongo menjadi salah satu dari banyak negara yang, menurut laporan AidData, diharuskan untuk "menyimpan saldo kas minimum yang setara dengan 20% dari total utang yang belum dibayar di bawah beberapa perjanjian pinjaman China Eximbank di rekening escrow lepas pantai yang dikendalikan pemberi pinjaman".

Daftar 30 Negara dengan Utang China Terbesar, Indonesia Urutan Berapa?


Dalam periode pelemahan ekonomi atau krisis keuangan yang terjadi di Kongo, membuat semakin sulit bagi peminjam untuk memenuhi persyaratan utang China. Kondisi ini menghambat potensi pertumbuhan ekonomi yang dapat membantu membayar kembali pinjaman dan menghasilkan siklus yang tidak pernah berakhir.

Pada saat yang sama, pemberi pinjaman lain ragu-ragu untuk menawarkan dana talangan imbas rekening escrow, karena menempatkan China di urutan pertama untuk pembayaran jika negara tersebut gagal membayar pinjamannya. Akibatnya, banyak kritikus menyebut BRI sebagai "jebakan utang".

Awal tahun ini, dilaporkan bahwa cadangan uang asing mengalami penurunan lebih dari dari 50% di Kongo, saat kekhawatiran hanya masalah waktu sebelum negara miskin itu kehabisan uang untuk impor penting seperti makanan dan bahan bakar.

26. Zambia: total utang dari China tembus USD13,5 miliar


Situasi serupa terjadi di Zambia, yang telah meminjam dari China hingga USD13,5 miliar untuk membangun jalan, kereta api, dan bendungan. Namun kewajiban utang ke China memakan sebagian besar pendapatan pajak negara itu sehingga gagal membayar pinjamannya.

Daftar 30 Negara dengan Utang China Terbesar, Indonesia Urutan Berapa?


Inflasi sejak saat itu meroket 50% dan mata uang lokal sudah kehilangan 30% dari nilainya. Pengangguran berada pada rekor tertinggi dan proyeksi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan bahwa sekitar 3,5 juta warga tidak mampu membeli makanan. Sebagai konteks, Worldometer memperkirakan ukuran populasi negara saat ini mendekati 20 juta.

25. Myanmar: meminjam uang dari China hingga USD13,7 miliar

China menjadi andalan Myanmar sebagai sumber investasi utamanya selama bertahun-tahun, di tengah banyaknya sanksi dari pemberi pinjaman terkemuka di dunia. Rangkaian pendanaan terbaru yang disepakati yakni pada tahun 2018, di dalamnya mencakup utang untuk tambang tembaga, proyek kereta api, dan pelabuhan.

Namun ironisnya kucuran utang dari China tersebut mendapatkan pertentangan dari warga setempat. Selama kudeta pada Februari 2021 lalu yang membuat negara Asia Tenggara itu jatuh ke dalam periode ketidakstabilan politik, sentimen anti-China menjadi sorotan ketika banyak pabrik Negeri Tirai Bambu -julukan China- hancur.

Daftar 30 Negara dengan Utang China Terbesar, Indonesia Urutan Berapa?


Namun sejak kudeta, Myanmar kembali melanjutkan banyak proyek yang direncanakan sebelumnya. Mereka juga menjangkau negara-negara lain, seperti Singapura dan India, untuk mengurangi ketergantungannya pada China.

24. Nigeria: Total utang USD14,5 miliar


Nigeria tercatat telah meminjam utang mencapai USD14,5 miliar pada tahun 2021. Menghadapi kesulitan ekonomi, negara Afrika barat itu mengambil pinjaman darurat ydari China.

Daftar 30 Negara dengan Utang China Terbesar, Indonesia Urutan Berapa?


Dilaporkan beban bunga utang tersebut lebih tinggi sekitar 5%, dibandingkan dengan 2% yang biasanya dibebankan oleh Dana Moneter Internasional (IMF). Miliaran dolar China telah dituangkan ke segala hal, mulai dari Pelabuhan Laut Dalam Lekki hingga jalur kereta api, bandara, dan jalur metro pertama Lagos.

23. Mesir: total utang dari China USD15 miliar


Perusahaan konstruksi China membangun sebagian besar infrastruktur Mesir baru-baru ini, termasuk pembangkit listrik dan Ibu Kota Administratif Baru (NAC). Terletak 27 mil (45 km) sebelah timur dari Kairo, yang akan menjadi rumah bagi kantor-kantor pemerintah dan, akhirnya bakal dihuni lebih dari lima juta penduduk.

Rumah bagi Menara Ikonik, gedung tertinggi di Afrika, kota baru yang belum disebutkan namanya ini sebagian besar tidak berpenghuni dan sering dikritik sebagai proyek kesombongan. China membantu membiayai proyek tersebut, yang diperkirakan akan menelan biaya total mencapai USD40 miliar.

Daftar 30 Negara dengan Utang China Terbesar, Indonesia Urutan Berapa?


Saat ekonomi Mesir masih mencari pemulihan pada 2022, pemerintah mencari pinjaman dan paket bantuan dari IMF, Uni Emirat Arab, hingga Arab Saudi. Pada Oktober 2023, Mesir menandatangani perjanjian pertukaran utang dengan China untuk lebih banyak proyek pembangunan.

22. Malaysia: Total utang USD15,9 miliar

Dari semua negara yang berpartisipasi dalam BRI, Malaysia menjadi salah satu yang memiliki proyek cukup ambisius di antaranya East Coast Rail Link sepanjang 400 mil (640 km).

Meskipun demikian, Malaysia berhasil menghindari "jebakan utang" yang dihadapi negara-negara lain dalam daftar. Sebagian besar disebabkan karena proyek-proyek tersebut diprakarsai oleh pemangku kepentingan lokal daripada oleh Beijing.

Daftar 30 Negara dengan Utang China Terbesar, Indonesia Urutan Berapa?


Sayang kurangnya uji tuntas dari investor China, berarti bahwa membangun infrastruktur Malaysia jauh dari kata mulus. Penggelapan, masalah hukum, dan penundaan jadwal semuanya telah mengganggu proyek.

21. Kamboja: total utang China capai USD16,3 miliar


Kamboja menjadi salah satu dari sekian banyak negara yang utangnya kepada China melebihi 20% dari PDB. Sementara itu beberapa praktisi politik khawatir ketergantungan yang berlebihan pada China dapat membuat Kamboja rentan terhadap efek jebakan utang.

Selain itu yang lain lebih mengkhawatirkan tentang kualitas infrastruktur yang sedang dibangun, serta janji-janji yang terlalu digembar-gemborkan oleh politisi tentang manfaat BRI.

Namun, salah satu proyek investasi terbesar China di Kamboja, Zona Ekonomi Khusus Sihanoukville, sebagian besar dianggap berhasil. Semua itu mencakup ratusan pabrik dan infrastruktur lainnya, termasuk proyek jalan senilai miliaran dolar yang menghubungkan zona tersebut ke kota pelabuhan terdekat Sihanoukville.

20. Peru: total utang USD16,9 miliar


Ambisi membangun jalur sutra modern atau BRI pada awalnya hanya menargetkan kawasan Eurasia, namun China telah memperluas jangkauannya ke seluruh dunia dengan meminjamkan uang ke negara-negara seperti Peru, yang saat ini berutang kepada China mencapai USD16,9 miliar.

China sudah menjelma menjadi investor terkemuka di negara Amerika Selatan, terutama untik sektor pertambangan. Karena bahan baku Peru sangat diminati di China, ia mendiversifikasi investasinya untuk memasukkan infrastruktur pelabuhan, dimana perusahaan-perusahaan China membangun proyek pelabuhan besar di kota Chancay.

Pada tahun 2020, China mengakhiri pinjaman kepada pemerintah Amerika Latin. Dalam sebuah laporan dari Mei 2022, situs berita VOA mencatat bahwa negara itu sudah beralih fokus pada pembiayaan swasta yang dialokasikan untuk proyek pertambangan dan energi, karena khawatir soal kemampuan bayar peminjam.

19. Sudan: utang dari China tembus USD18 miliar


China sudah lama berinvestasi di sektor pertanian, transportasi, dan energi Sudan, dengan beberapa perkiraan menunjukkan sebanyak USD3 miliar dipakai untuk mengembangkan ladang minyak dan pipa ke Port Sudan.

Menghadapi sanksi ekonomi dari Barat, negara Afrika Utara itu tidak dapat melunasi pinjaman yang dikeluarkan dalam denominasi dolar dan euro. Pemerintah Sudan sebelumnya mengungkapkan bahwa mereka berutang bunga penalti USD127 juta kepada kreditur China pada Maret 2022.

Utang yang terus meningkat membuat negara ini berada dalam bahaya, terlebih ketika terjadi migrasi besar-besaran warga sipil dari Sudan setelah kekerasan dan ketidakstabilan politik meningkat menjadi perang saudara.

18. Uzbekistan: total utang USD18 miliar


Karena cadangan gas alamnya yang cukup besar, energi menjadi sektor prioritas bagi China, jika terkait dengan Uzbekistan. Salah satu skema terbesarnya di negara Eurasia itu adalah pabrik pengolahan Oltin Yo'l GTL (gas-to-liquid), yang dibuka pada tahun 2021 dan menelan biaya USD3,4 miliar untuk membangunnya.

Perusahaan-perusahaan China juga telah mendanai pabrik tekstil dan keramik, yang ditujukan untuk konsumen dan importir lokal di China.

Infrastruktur transportasi dan logistik juga ditingkatkan untuk memfasilitasi perdagangan. Namun biaya besar dibutuhkan seiring dengan pembangunan yang masif, dan akhirnya selama dua dekade terakhir, Uzbekistan telah kejebak utang yang totalnya mencapai USD18 miliar.

17. Sri Lanka: total utang USD19,5 miliar


Bersama dengan Zambia, Sri Lanka juga gagal membayar pinjamannya dari China, mencapai puncaknya pada musim semi 2022 di mana mereka bahkan tidak dapat melakukan pembayaran bunga atas utang tersebut.

Sejak saat itu, Sri Lanka menghadapi krisis ekonomi terburuk yang pernah ada, dimana ada ratusan ribu orang kehilangan pekerjaan mereka, inflasi merajalela (bahkan mencapai 50%), dan sebagian besar penduduk jatuh ke dalam kemiskinan.

Kenaikan pajak memicu protes ekstensif di semua sektor, mulai dari dokter dan profesor universitas hingga pekerja pelabuhan dan ekstraksi minyak bumi.

Sementara itu IMF setuju untuk memberikan dana talangan kepada Sri Lanka pada awal tahun ini, tidak jelas apakah negara ini bakal memenuhi syarat untuk putaran pembayaran berikutnya. Seperti beberapa negara lainnya, negara Asia Selatan itu mengandalkan China sebagai pemberi pinjaman darurat, dengan syarat lebih mudah tetapi punya suku bunga yang lebih tinggi.

16. Bangladesh: keseluruhan utang dari China USD20 miliar

Belt and Road Initiative (BRI) mencakup lebih dari sekadar perdagangan dan infrastruktur: BRI juga dimaksudkan untuk membuat negara berkembang disayangi China dan "(menyiarkan) pesan positif tentang kegiatan luar negerinya", mengutip dari AidData.

Hal itu tampaknya terjadi pada investasi China di Bangladesh. Ketika persepsi publik China membaik, Negeri berjuluk Tirai Bambu meningkatkan komitmen keuangan tahunannya kepada negara dari USD994 juta pada awal program menjadi hampir USD3,5 miliar di awal dekade ini.

Uang yang mengalir ke Bangladesh memiliki dampak yang menguntungkan, mulai dari membantu mengurangi kemiskinan hingga mengembangkan infrastruktur utama, seperti pembangkit listrik dan jembatan. Pada periode yang hampir sama, China menyalip India sebagai mitra dagang terbesar Bangladesh.

15. Ethiopia: total utang USD20,4 miliar


Dalam hal pendanaan dan pembangunan infrastruktur, para pejabat Ethiopia lebih memilih bekerja sama dengan China daripada mengandalkan sumber dukungan lain, seperti Bank Dunia. Meski mengakui bahwa utang China lebih mahal, namun mereka menyukai kecepatan dan kemudahan bekerja sama dengan Beijing.

Perusahaan-perusahaan China mendapatkan kontrak untuk proyek multi-fase, termasuk Pusat Konvensi dan Pameran Internasional Addis-Afrika (AAICEC). Konstruksi AAICEC dimulai pada tahun 2017 dan sedang berlangsung.

Namun, Ethiopia terpaksa mencari keringanan utang dari China dan kreditur lainnya. Seperti negara-negara lain dalam daftar yang berjuang untuk membayar kembali utang mereka ke China, cadangan uang tunai luar negeri Ethiopia, yang digunakan untuk membeli kebutuhan pokok seperti bahan bakar dan makanan, terpantau sangat rendah.

14. Laos: terjerat utang China USD20,6 miliar


Investigasi Bank Dunia terhadap utang dari China mengungkap, ada ratusan pinjaman yang dirahasiakan. Ketika negara-negara mengambil keuntungan dari pembiayaan BRI untuk mengembangkan infrastruktur yang sangat dibutuhkan, mereka dengan cepat menjadi sangat berutang, mengakibatkan kekhawatiran bahwa lembaga pemeringkat kredit melihat lonjakan utang sebagai masalah.

Sebagai solusinya, China menciptakan perusahaan cangkang untuk banyak proyek infrastruktur besar di tempat-tempat seperti Laos. Hal ini memungkinkan peminjam untuk mengumpulkan private utang, bahkan jika didukung oleh pemerintah.

Hasil investigasi menunjukkan utang China yang tersembunyi atau tidak dilaporkan mencapai USD385 miliar di 88 negara, banyak di antaranya berada dalam kesulitan untuk membayar. Laos contohnya, sistem kereta api dibiayai oleh pinjaman USD3,5 miliar yang menurut para peneliti akan membutuhkan sekitar 25% dari output tahunan negara itu untuk melunasinya.

13. Afrika Selatan: total utang USD21,3 miliar

Afrika Selatan menjadi salah satu peminjam terbesar di benua itu, dengan total utang China dari dua dekade terakhir mencapai sekitar USD21,3 miliar.

Meskipun demikian, Afrika Selatan bukan salah satu dari banyak negara yang berjuang untuk mengatasi utang China mereka. Para peneliti memperkirakan, Afrika Selatan memiliki kondisi perdagangan dan logistik yang baik yang ditetapkan sebelum BRI, yang berarti setiap investasi dalam infrastruktur baru menawarkan pengembalian yang lebih tinggi, membuat pemerintah tidak kesulitan untuk membayar utang.

Para peneliti juga menyoroti bahwa Afrika Selatan memiliki lebih sedikit pekerja China selama program ini dibandingkan dengan negara-negara lain.

12. Ekuador: total utang USD26,3 miliar


Utang Ekuador ke China kebanyakan terkait dengan kontrak minyak mentah, yang dinilai jauh dari menguntungkan. Selanjutnya China menanamkan duitnya pada sektor pertambangan dan infrastruktur lainnya, dimana pemerintah Ekuador tercatat berutang sebanyak 160 juta barel minyak.

Pada tahun 2022, Ekuador merestrukturisasi utangnya dengan China yang memungkinkan untuk menjual lebih banyak minyak ke pasar. Di sisi lain AS menyadari dampak bola salju dari utang China, salah satunya membuka jalan buat Beijing mengakses mineral berharga dan sumber daya lainnya.

Pada tahun 2021, AS mencapai kesepakatan senilai USD2,8 milia dengan Ekuador untuk membantu negara Amerika Selatan itu membayar sebagian utangnya kepada China. "Dengan imbalan menendang perusahaan China dari jaringan telekomunikasi negara itu", seperti dilansir Financial Times.

11. Iran: total utangnya USD28 miliar


Menurut Tim AidData dilaporkan, bahwa Iran sudah mengumpulkan utang dari China mencapai USD28 miliar selama 20 tahun terakhir. Namun sangat sedikit dari hal ini yang dibeberkan kepada publik, atau bahkan terkait dengan BRI.

Selama satu dekade terakhir, China dilaporkan menyediakan USD350 juta untuk proyek baja di Iran, serta USD2,3 miliar untuk jalur kereta penumpang yang menghubungkan Qom dan Esfahan. Namun hal ini mendapatkan kritik, dimana disebutkan proyek kereta api baru tidak berpotensi besar secara ekonomi.

Sementara proyek kereta api Iran lainnya yang lebih mungkin menghasilkan secara pendapatan, justru dilaporkan belum selesai. Selain itu proyek jalur kereta baru itu diyakini sangat bergantung pada tenaga kerja dan bahan baku dari Cina, menyisakan sedikit keuntungan bagi Iran.

10. Turki: Pinjaman dari China tembus USD28,3 miliar


TĂĽrkiye dan China sudah lama berkolaborasi dalam banyak proyek pembangunan infrastruktur, yang didominasi sektor transportasi dan energi, untuk menjadi agenda bersama mereka setelah BRI diluncurkan pada tahun 2013.

Maju cepat hingga hari ini, Turki dan China mempelopori skema besar-besaran untuk menciptakan rute perdagangan yang akan menghubungkan negara-negara di Asia Tengah dan Kaukasus. Gagasan "Koridor Tengah", akan mencakup Azerbaijan, Georgia, dan Kazakhstan, serta telah dibahas selama beberapa dekade.

Gagasan tersebut kembali dihidupkan belum lama ini dengan harapan memanfaatkan minat internasional dalam rute perdagangan alternatif yang dapat menghindari Rusia.

Sementara itu TĂĽrkiye termasuk di antara 10 negara teratas dengan utang China terbanyak menurut AidData. Namun tampaknya negara yang satu ini menikmati hasil yang lebih baik dari program BRI dibandingkan dengan banyak negara lain dalam daftar.

9. Vietnam: Total utang China USD28,8 miliar

Pada tahun 2017, AidData memperkirakan bahwa Vietnam berutang lebih dari USD16 miliar hanya untuk membiayai proyek pada pekerjaan konstruksi, termasuk jalur trem Cat Linh-Ha Dong.

Ketika total utang meningkat, negara itu berusaha untuk memisahkan diri dari pengaruh China. Namun upaya tersebut tertunda oleh tingkat bunga yang tinggi dan beberapa kondisi yang kurang menguntungkan, termasuk penggunaan tenaga kerja China. Tidak ada proyek baru yang secara resmi terkait dengan BRI yang diumumkan sejak saat itu.

Vietnam diperkirakan telah menghindari jebakan utang China, dengan membayar kembali pinjamannya secara teratur. Namun, negara ini tumbuh dengan cepat, dan infrastruktur menjadi sangat penting untuk mempertahankan pembangunan ini, sementara modal lokal semakin kekurangan pasokan.

8. Argentina: Berutang ke China dengan total USD37,7 miliar


China secara historis telah mengirim dana ke Argentina, akan tetapi baru setelah Belt and Road Initiative (BRI) atau jalur sutra modern diluncurkan, uang tersebut benar-benar mulai mengalir. Utang dari China membiayai banyak proyek, mulai dari pembangkit listrik dan sistem irigasi, jalan raya, kereta api, dan bahkan hingga stasiun pemantauan ruang angkasa.

Ketika Argentina memasuki resesi dan gagal membayar pinjaman pada tahun 2014, Beijing turun tangan dengan pertukaran utang untuk membantu mengamankan ekonomi tanpa intervensi Barat.

Kemurahan hati ini disertai ikatan serius, dengan biaya dsan asuransi kredit yang dihasilkan menjadi masalah bagi banyak negara dalam daftar ini.

Argentina pernah meminjam USD4,7 miliar dari bank-bank China untuk membangun pembangkit listrik tenaga air. Ditambah polis asuransi dari perusahaan China Sinosure yang bernilai 7% dari pinjaman, atau USD503 juta.

Akumulasi secara total, Argentina mengumpulkan total utang sebesar USD37,7 miliar selama 20 tahun terakhir. Lalu di tengah krisis ekonomi, Argentina berjuang agar bisa membayar utangnya dan terus menjangkau China untuk dana talangan.

7. Brasil: Total utang USD54,3 miliar

Di seluruh Amerika Selatan, Brasil dengan mudah menjadi penerima pendanaan BRI terbesar dan memegang total utang terbanyak ke China. Perusahaan-perusahaan China telah menggelontorkan uang ke industri listrik negara – hampir setengah dari pendanaan dialokasikan untuk proyek-proyek di sektor ini – sementara minyak dan pertambangan juga menerima investasi yang signifikan.

Pejabat AS telah memperingatkan Amerika Latin tentang jebakan utang yang telah menyebabkan krisis ekonomi di seluruh dunia. Sementara itu mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro secara vokal menentang pengaruh China. Namun, Brasil sudah memulai lebih banyak hubungan perdagangan dengan China.

6. Indonesia: Total utang ke China tembus USD55 miliar

Sama seperti Vietnam, pinjaman Indonesia ke China senilai USD4 miliar dipakai untuk program infrastruktur kereta api berkecepatan tinggi. Lonjakan utang terjadi ketika anggaran konstruksi membengkak melebihi USD1,5 miliar dan memaksa pemerintah Indonesia harus menggunakan anggaran negara untuk menyelamatkan proyek kereta cepat.

Daftar 30 Negara dengan Utang China Terbesar, Indonesia Urutan Berapa?


Pada April 2023, Indonesia mengambil pinjaman sebesar USD560 juta dari China Development Bank, untuk memastikan kereta api cepat dapat diluncurkan pada bulan Oktober. Para peneliti memperingatkan Indonesia bisa menjadi korban terbaru jebakan utang, terutama mengingat negara Asia Tenggara itu sekarang memiliki perkiraan total utang kepada China sebesar USD55 miliar setara Rp858,3 triliun.

5. Kazakhstan: keseluruhan utang ke China USD64,2 miliar


Hubungan antara Beijing dan Kazakhstan sudah terbentuk selama 20 tahun terakhir, selama itu negara ini menumpuk utang hingga menyentuh angka USD64,2 miliar.

Akibatnya Kazakhstan kesulitan membayar kembali pinjamannya, hingga China telah mengambil bagian yang lebih besar dalam industri minyak negara tersebut. Ketika krisis ekonomi melanda, China menyediakan dana sebesar USD5 miliar, serta mengalokasikan sekitar USD3,5 miliar untuk melunasi utangnya yang dipakai untuk membeli peralatan dari China.

Betapapun tegangnya hubungan kedua negara, Kazakhstan terus bermitra dengan China untuk memperluas kapasitas kereta api di wilayah perbatasan.

4. Angola: Total utang USD64,8 miliar


Salah satu risiko besar yang diambil China adalah mengandalkan negara-negara peminjam untuk membayar utang mereka dari hasil ekspor sumber daya alam, seperti Angola yang kaya minyak.

Pada tahun 2015, China Development Bank memberikan pinjaman USD15 miliar yang mengharuskan pemerintah Angola untuk menyimpan saldo minimum USD1,5 miliar di rekening escrow sebagai jaminan. Namun ketika harga minyak turun, pemerintah tidak bisa lagi membayar utang.

China setuju untuk menjadwal ulang pinjaman, menunda sebagian besar pembayaran sambil menggunakan uang escrow untuk menutupi bunga, meskipun khawatir uang itu akan habis. Namun, pada Maret 2024, kedua negara sepakat untuk menurunkan pembayaran utang bulanan dan lembaga pemeringkat S&P Global melaporkan Angola memiliki eskro sebesar USD2,5 miliar pada Februari 2023.

3. Pakistan: Utang ke China mencapai USD68,9 miliar

Pakistan sebelumnya mendapat manfaat dari program BRI, setelah membuka 200.000 pekerjaan dan membangun jalan sepanjang 900 mil (1.400 km), serta perluasan pelabuhan dan peningkatan listrik ke dalam jaringan nasional. Namun, sebagian besar investasi yang memungkinkan pencapaian infrastruktur ini berasal dari pinjaman.

Saat ini utang luar negeri melumpuhkan Pakistan dan cadangan kasnya hampir habis. Hasilnya? Tekanan ekonomi yang melumpuhkan, menghancurkan jutaan pekerjaan dan menjerumuskan orang ke dalam jurang kemiskinan.

Negara ini juga bergantung pada pinjaman darurat berbunga tinggi dari China, membuat bank-bank milik negara khawatir akan dampak ekonomi dari gagal membayar utang mereka.

Dan untuk alasan yang bagus. Awal tahun 2023, Pakistan mulai membayar atas pinjaman China senilai USD15 miliar untuk pembangkit listrik, dan terus berusaha untuk merestrukturisasi utang.

2. Venezuela: Total utang USD112,8 miliar

Di Venezuela, China bertaruh besar pada pinjaman minyak di mana pembayaran dapat dilakukan dalam bentuk ekspor minyak jika peminjam gagal bayar. Pinjaman tersebut termasuk perjanjian untuk meminjamkan uang, serta perjanjian komersial bagi importir China untuk membeli minyak dari perusahaan minyak dan gas alam milik negara Venezuela, PDVSA, yang juga menjadi jaminan dalam kesepakatan.

Hasil minyak semakin masuk ke China daripada yang diinvestasikan kembali di PDVSA, yang kemudian berjuang untuk membiayai operasi. Hal ini pada gilirannya membahayakan produksinya dan, pada akhirnya menggerus kemampuan Venezuela untuk membayar utang.

Analis dari Wilson Center di Kissinger Institute telah menyarankan bahwa alih-alih menciptakan jebakan utang, China telah "terjerat dalam jebakan kreditur" di Venezuela.

1. Rusia: total utang USD169,3 miliar

Daftar 30 Negara dengan Utang China Terbesar, Indonesia Urutan Berapa?

Penerima dana terbesar dalam program BRI, sejauh ini dipegang Rusia sebagai peminjam terbesar dari China, dimana mengumpulkan total utang sebesar USD169,3 miliar yang jika dirupiahkan mencapai Rp2.642 triliun selama 20 tahun terakhir. Namun, angka AidData hanya memperhitungkan pinjaman yang terjadi antara tahun 2000 dan 2021 dan, secara realistis, angka ini kemungkinan akan lebih tinggi setelah pecahnya perang Rusia ke Ukraina.



Menghadapi sanksi Barat, Moskow beralih ke Beijing untuk mengamankan sejumlah transaksi, dengan empat bank terbesar China dilaporkan telah melipatgandakan eksposur mereka ke sektor perbankan Rusia sejak Februari 2022. Konon, ada bank lain yang telah memutuskan untuk tidak meminjamkan uang karena sanksi internasional, menurut Newsweek.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1256 seconds (0.1#10.140)