Tiga Start-up Terima Hibah Rp6,8 M dari Unilever, UK-FCDO, dan EY

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 08:14 WIB
loading...
Tiga Start-up Terima...
Penyerahan pendanaan katalis untuk start up oleh Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati. FOTO/Ist
A A A
JAKARTA - Program akselerator dampak yang dipimpin oleh Unilever; Kementerian Luar Negeri dan Pembangunan Inggris (UK FCDO); serta Ernst & Young (EY) - TRANSFORM, memberikan hibah sebesar Rp6,8 miliar kepada tiga perusahaan rintisan (start up) Indonesia. Pemberian hibah tersebut merupakan bagian dari TRANSFORM BESTARI Challenge.

TRANSFORM BESTARI Challenge bekerja sama dengan SDGs Financing Hub – Sekretariat Nasional SDGs, bertujuan mendorong munculnya start up visioner yang mampu memberikan solusi inovatif terhadap permasalahan sosial dan lingkungan.



"Kami sangat senang melihat bagaimana Sekretariat Nasional SDGs memiliki peran penting dalam memperkuat ekosistem investasi berkelanjutan. Di antaranya, dengan melakukan kurasi dan pengembangan pipeline proyek berdampak untuk pencapaian SDGs di Indonesia," ungkap Ketua Tim Pelaksana Nasional SDGs sekaligus Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati, dalam keterangan pers, Sabtu (12/10/2024).

Vivi mengatakan, TRANSFORM menjadi mitra strategis dalam upaya mengatasi tantangan lingkungan, meningkatkan akses masyarakat pada layanan kesehatan berkualitas, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste Dominic Jermey menambahkan, pendanaan katalis seperti yang diberikan Pemerintah Inggris melalui TRANSFORM berperan penting dalam membantu perusahaan rintisan yang berada pada tahap awal dalam berinovasi untuk mengatasi hambatan dalam mengembangkan bisnisnya.

"Tujuan kami adalah menemukan solusi inovatif yang berdampak positif bagi tantangan global dan meningkatkan potensi mereka untuk berkembang dan berinvestasi lebih lanjut. Dalam rangka merayakan 75 tahun hubungan diplomatik Inggris–Indonesia, kami berharap dapat memperdalam kemitraan di berbagai bidang, termasuk di sektor kesehatan dan pertanian, demi kepentingan masyarakat dan planet kita, sembari membawa kemakmuran dan perdamaian yang berkelanjutan," ujarnya.

Tiga start up yang terpilih dari 137 partisipan menawarkan solusi inovatif untuk melindungi lingkungan, memulihkan alam, serta menyediakan akses layanan kesehatan melalui digitalisasi. Para start up tersebut melewati proses seleksi yang meliputi penyusunan concept note dan proposal model bisnis yang menyertakan target dampak positif yang ingin dicapai.

Partner EY Indonesia Monika Prasodjo mengatakan, pemilihan kandidat pemenang dari sekian banyak usaha rintisan yang mendaftar bukan tugas mudah. Namun, lanjut dia, proposal disampaikan para pemenang begitu menonjol, terlihat dari komitmen untuk menangani perubahan sosial dan lingkungan melalui model bisnis yang berkelanjutan.

"EY berkomitmen untuk menciptakan dampak bagi masyarakat dan kelestarian lingkungan melalui program EY Ripples. TRANSFORM, yang merupakan bagian dari EY Ripples, telah memberi kami kesempatan untuk membuktikan komitmen kami dalam mendukung keberlanjutan tersebut," tuturnya.



Ketiga perusahaan rintisan yang terpilih dalam program ini adalah PT Kudeungoe Sugata yang mendukung pengembangan rantai pasokan yang berkelanjutan, terlacak, dan bertanggung jawab untuk biji kakao fermentasi, yang juga menguntungkan petani, konsumen, dan lingkungan.

Selanjutnya, Elevarm, yang berinovasi melalui vermikompos yang mengubah kotoran sapi menjadi penguat tanah yang kaya akan nutrisi. Inisiatif ini dinilai dapat mendorong ekonomi sirkular melalui daur ulang limbah peternakan. Kemudian, TeleCTG, yakni perusahaan teknologi yang bertujuan merevolusi layanan kesehatan dengan teknologi berbasis telemedicine untuk para ibu di daerah perkotaan maupun perdesaan Indonesia.

Selain dana hibah, TRANSFORM akan memberikan dukungan bisnis berupa pengalaman praktis, sumber daya dan jaringan dari Unilever dan EY. Ketiga pemenang juga akan mendapatkan pendampingan lebih lanjut dari SDGs Financing Hub setelah periode pendanaan berakhir.

"Selain dana hibah yang diberikan, Unilever dan EY memberikan dukungan bisnis untuk membantu para start-up dalam memberikan dampak nyata bagi bisnis mereka, serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia," ujar Head of Sustainability and Corporate Affairs Unilever Indonesia Nurdiana Darus.
(fjo)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1433 seconds (0.1#10.140)