Dihantam Krisis, Boeing PHK 17.000 Karyawan

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 20:51 WIB
loading...
Dihantam Krisis, Boeing...
Produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS), Boeing mengumumkan rencana pengurangan karyawan secara besar-besaran dalam beberapa bulan mendatang. Foto/Dok Reuters
A A A
NEW YORK - Produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS), Boeing mengumumkan rencana pengurangan karyawan secara besar-besaran dalam beberapa bulan mendatang. Akibat kerugian yang terus meningkat, Boeing bakal melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) terhadap 10% tenaga kerjanya.

Sebelumnya Boeing juga dihantam aksi mogok massal, yang membuat produksi pesawat terlaris mereka menghadapi hambatan. Pengurangan pegawai Boeing mencakup jajaran eksekutif hingga manajer, selain itu juga menimpa karyawan biasa.



Kabar pemecatan karyawan Boeing, berdasarkan memo yang dibagikan oleh presiden dan CEO baru perusahaan, Kelly Ortberg pada hari Jumat. Boeing tercatat mempekerjakan hampir 170.000 orang di seluruh dunia.

"Bisnis kami berada dalam posisi yang sulit, dan sulit untuk melebih-lebihkan tantangan yang kami hadapi bersama," kata Ortberg, yang menjadi CEO Boeing sejak dua bulan lalu.

Dihantam Krisis, Boeing PHK 17.000 Karyawan


Sebulan setelah dia mengambil alih kepemimpinan, 33.000 pekerja melakukan pemogokan. "Kami mengatur ulang tingkat tenaga kerja kami agar selaras dengan realitas keuangan kami dan dengan serangkaian prioritas yang lebih terfokus," tambahnya.

CEO juga menekankan, keputusan "sulit" ini ditujukan untuk menyelesaikan perubahan struktural yang akan memastikan kemampuan perusahaan untuk tetap kompetitif dan tetap mengeksekusi pesanan pelanggan dalam jangka panjang.

Ortberg menambahkan, bahwa Boeing juga menunda program pengembangan pesawat 777X hingga 2026 dan menghentikan produksi pesawat kargo 767 komersialnya pada 2027 setelah memenuhi sisa pesanan.

Awal pekan ini, Boeing mengatakan telah mengajukan tuduhan praktik perburuhan yang tidak adil dengan Dewan Hubungan Perburuhan Nasional terhadap serikat pekerja yang mewakili pekerja pabrik Pantai Barat yang mogok.



Perusahaan menekankan bahwa Asosiasi Internasional Masinis dan Pekerja Dirgantara telah gagal untuk tawar-menawar dengan itikad baik selama penghentian kerja selama empat minggu, menambahkan bahwa mereka "mengeluarkan informasi yang salah kepada anggotanya tentang status negosiasi."

Dalam laporan awal kinerja keuangan yang dikeluarkan pada hari Jumat, perusahaan memproyeksikan pengeluaran perusahaan pada kuartal ketiga mencapai USD1,3 miliar dan akan melaporkan kerugian sebesar USD9,97 per saham.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1052 seconds (0.1#10.140)