Saat KTT BRICS, Rusia Bakal Mengakhiri Dominasi Dolar

Kamis, 17 Oktober 2024 - 07:32 WIB
loading...
Saat KTT BRICS, Rusia...
Rusia berusaha meyakinkan negara-negara anggota BRICS untuk membangun platform alternatif pembayaran internasional yang akan kebal terhadap sanksi Barat ketika menjadi tuan rumah KTT BRICS. Foto/Dok
A A A
MOSKOW - Rusia berusaha meyakinkan negara-negara anggota BRICS untuk membangun platform alternatif pembayaran internasional yang akan kebal terhadap sanksi Barat ketika menjadi tuan rumah KTT BRICS yang akan digelar pekan depan.

Presiden Rusia, Vladimir Putin ingin membangun BRICS sebagai penyeimbang yang kuat bagi Barat dalam politik dan perdagangan global. Seeperti diketahui BRICS saat ini sudah meluas mencakup Mesir, Ethiopia, Iran dan Uni Emirat Arab serta Brasil, Rusia, India, China hingga Afrika Selatan.



KTT BRICS selanjutnya bakal berlangsung di Kota Kazan pada 22-24 Oktober 2024, untuk membuktikan bahwa sanksi Barat dalam upaya mengisolasi Rusia telah gagal. Rusia ingin menggemakan agar negara-negara lain ikut bekerja sama dengannya untuk merombak sistem keuangan global dan mengakhiri dominasi dolar AS .

Proposal terkait sistem pembayaran baru berdasarkan jaringan bank komersial yang terhubung satu sama lain melalui bank sentral BRICS, menurut sebuah dokumen yang disiapkan oleh kementerian keuangan dan bank sentral Rusia, bakal didistribusikan kepada wartawan menjelang KTT.

Sistem ini akan menggunakan teknologi blockchain untuk menyimpan dan mentransfer token digital yang didukung oleh mata uang nasional. Pada gilirannya, kemudian akan memungkinkan mata uang tersebut untuk ditukar dengan mudah dan aman, melewati kebutuhan akan transaksi dolar.

Rusia melihatnya sebagai cara untuk menyelesaikan masalah dalam menyelesaikan pembayaran perdagangan, bahkan dengan negara-negara sahabat seperti China, saat bank-bank lokal mulai khawatir mereka dapat terkena sanksi sekunder oleh Amerika Serikat.

Yaroslav Lissovolik, selaku pendiri think tank BRICS + Analytics, mengatakan menciptakan sistem semacam ini secara teknis layak diperjuangkan, akan tetapi memang akan memakan waktu.

"Setelah perluasan keanggotaan BRICS yang signifikan tahun lalu, pencapaian konsensus bisa dibilang lebih sulit," katanya seperti dilansir Reuters.

Perdagangan Biji-bijian

Dokumen Rusia menuduh lembaga-lembaga yang ada seperti Dana Moneter Internasional (IMF) hanya melayani kepentingan negara-negara Barat. Lantaran itu Ia mengatakan, dibutuhkan "perbaikan untuk melayani ekonomi global yang berkembang dengan lebih baik".

Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov meminta anggota BRICS pekan lalu untuk menciptakan alternatif bagi IMF. Di antara inisiatif lain untuk memfasilitasi perdagangan dan investasi, Rusia juga mengusulkan untuk membuat platform "BRICS Clear" untuk menyelesaikan perdagangan sekuritas.

Dokumen tersebut menyerukan komunikasi yang lebih baik antara lembaga pemeringkat kredit di negara-negara anggota dan untuk metodologi pemeringkatan umum. Akan etapi tidak mengusulkan lembaga pemeringkat BRICS bersama, sebuah gagasan yang telah dibahas kelompok sebelumnya.

Rusia, sebagai eksportir gandum terbesar dunia, juga mendesak pembentukan bursa perdagangan biji-bijian BRICS, yang didukung oleh agen harga, untuk menciptakan alternatif bagi bursa Barat di mana harga internasional untuk komoditas pertanian ditetapkan.

Dalam artian Rusia ingin menetapkan sendiri harga untuk beberapa komoditas pertanian. Tetapi sebagai tanda bahwa Moskow perlu bekerja keras untuk mendorong proposalnya, lantaran sebagian besar anggota BRICS hanya mengirim pejabat tingkat rendah - bukan menteri keuangan atau bankir sentral - saat pertemuan persiapan pada pekan lalu.



Untuk KTT BRICS sendiri, Rusia mengatakan pihaknya berharap bisa menyambut para pemimpin dari sembilan anggota BRICS dan sekitar 15 negara lain yang ingin bekerja sebagai mitra dengan kelompok tersebut. Ditambah serta menteri luar negeri Arab Saudi, yang telah diundang untuk bergabung.

"BRICS adalah struktur yang tidak dapat diabaikan," kata wakil Kremlin Yuri Ushakov kepada wartawan pekan lalu.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0976 seconds (0.1#10.140)