Sinyal Arab Saudi Mundur dari Keanggotaan BRICS Mencuat Jelang KTT di Rusia

Rabu, 16 Oktober 2024 - 14:56 WIB
loading...
Sinyal Arab Saudi Mundur...
Kejelasan seputar keanggotaan Arab Saudi di dalam BRICS dipertanyakan, ketika wakil kerajaan belum dipastikan hadir dalam KTT BRICS di Rusia minggu depan. Foto/Dok
A A A
MOSKOW - Kejelasan seputar keanggotaan Arab Saudi di dalam BRICS dipertanyakan, ketika wakil kerajaan belum dipastikan hadir dalam KTT BRICS di Rusia minggu depan. Sebelumnya Arab Saudi telah dinyatakan secara resmi sebagai salah satu member terbaru BRICS pada awal 2024 lalu.

Kabar ini diperkuat saat perwakilan Kremlin, Yuri Ushakov menggambarkan Arab Saudi sebagai anggota BRICS dan mengatakan menteri luar negerinya akan menghadiri KTT di kota Kazan, Rusia.



"KTT akan berlangsung, kami akan memberikan informasi tambahan tentang siapa yang akan mewakili Arab Saudi, apakah akan diwakili pada KTT ini, dan kami akan menarik kesimpulan dari ini," ungkap juru bicara Kremlin Dmitry Peskov saat diminta klarifikasi status Arab Saudi di BRICS seperti dilansir Reuters.

Sinyal Arab Saudi Mundur dari Keanggotaan BRICS Mencuat Jelang KTT di Rusia


Keterlibatan Saudi dalam KTT BRICS yang akan digelar pada 22-24 Oktober 2024, mendatang bakal menjadi dorongan bagi Rusia, yang pekan lalu menyerukan mitranya dalam kelompok itu untuk bekerja sama menciptakan lembaga keuangan global baru sebagai alternatif Dana Moneter Internasional (IMF).

Pada awal berdirinya, BRICS hanya terdiri dari Brasil, Rusia, India, dan China, untuk kemudian terus berkembang mencakup Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab. Moskow melihat pengembangan BRICS sebagai bagian penting dari strateginya melawan pengaruh global AS.

Serta sebagai langkah melumpuhkan upaya Barat untuk mengisolasinya dengan sanksi atas perang di Ukraina. "Rusia tidak terisolasi. Di dunia modern, sangat sulit untuk mengisolasi negara mana pun, terutama negara seperti Federasi Rusia," kata Peskov.

Arab Saudi merupakan mitra utama Rusia, dimana kedua negara sudah bekerja sama cukup erat dalam kelompok negara-negara penghasil minyak atau yang disebut OPEC+.



Selain itu Presiden Vladimir Putin juga telah memupuk hubungan pribadi yang hangat dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dan mengunjunginya di Riyadh, pada Desember lalu. Saat itu, Putin menyatakan bahwa hubungan Rusia dengan kerajaan berada pada "tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya".

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2241 seconds (0.1#10.140)