Hilirisasi Jadi Angin Segar buat Saham Emiten Pertambangan
loading...
A
A
A
Lebih lanjut, Nafan mengatakan, emiten-emiten pertambangan yang masuk dalam IDXBASIC atau indeks sektor bahan baku seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) juga akan mengalami pertumbuhan, menyusul proyeksi bahwa IDXBASIC akan mengalami peningkatan.
“IDX Basic ini akan termasuk menjadi improving sector ya ke depannya, jadi prospeknya baik,” tutur Nafan.
Dihubungi terpisah, Head of Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi menyampaikan, hilirisasi berhasil mendorong nilai jual komoditas yang lebih tinggi, tercatat di sepanjang semester pertama tahun 2024 realisasi di sektor hilirisasi mencapai Rp181,4 triliun atau merupakan 21,9% dari total realisasi investasi di periode yang sama.
“Meski untuk saat ini masih berdampak positif untuk sektor tambang nikel, bauksit dan tembaga. Sedangkan untuk batu bara memang diperkirakan oleh pemerintah baru bisa berjalan setidaknya di tahun 2030,” kata Audi.
Dengan adanya hilirisasi, lanjut Audi, dapat berpotensi besar peningkatan pendapatan karena saat ini 70 persen masih batu bara di Indonesia berkualitas rendah. “Selain itu, ini juga mendorong transisi menuju ekonomi hijau, sejalan dengan negara-negara lainnya,” ujar Audi.
Lihat Juga: 14 Juta Investor Pasar Modal Indonesia, AEI Dorong Sinergi Emiten dalam Membangun Ekonomi
“IDX Basic ini akan termasuk menjadi improving sector ya ke depannya, jadi prospeknya baik,” tutur Nafan.
Dihubungi terpisah, Head of Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi menyampaikan, hilirisasi berhasil mendorong nilai jual komoditas yang lebih tinggi, tercatat di sepanjang semester pertama tahun 2024 realisasi di sektor hilirisasi mencapai Rp181,4 triliun atau merupakan 21,9% dari total realisasi investasi di periode yang sama.
“Meski untuk saat ini masih berdampak positif untuk sektor tambang nikel, bauksit dan tembaga. Sedangkan untuk batu bara memang diperkirakan oleh pemerintah baru bisa berjalan setidaknya di tahun 2030,” kata Audi.
Dengan adanya hilirisasi, lanjut Audi, dapat berpotensi besar peningkatan pendapatan karena saat ini 70 persen masih batu bara di Indonesia berkualitas rendah. “Selain itu, ini juga mendorong transisi menuju ekonomi hijau, sejalan dengan negara-negara lainnya,” ujar Audi.
Lihat Juga: 14 Juta Investor Pasar Modal Indonesia, AEI Dorong Sinergi Emiten dalam Membangun Ekonomi
(akr)