BRICS Tinggalkan Dolar, 3 Sektor AS Ini Paling Terpukul

Minggu, 27 Oktober 2024 - 07:28 WIB
loading...
BRICS Tinggalkan Dolar,...
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-16 berlangsung di Kazan, Rusia, dengan partisipasi 40 negara. FOTO/BRICS Summit Photo Gallery/Sputnik
A A A
JAKARTA - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-16 berlangsung di Kazan, Rusia, minggu ini dengan partisipasi 40 negara dalam acara tersebut. Konferensi ini menghasilkan banyak perubahan besar dengan berbagai kebijakan, pengumuman, dan kesepakatan perdagangan baru.

Maket mata uang BRICS secara simbolis diberikan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, yang mengindikasikan bahwa aliansi ini bertujuan untuk menantang dolar AS. Jika mata uang BRICS yang baru menjadi kenyataan, beberapa sektor utama di AS akan sangat terpengaruh.

Blok ini ingin menggunakan mata uang bersama yang baru atau mata uang lokal untuk perdagangan dan sepenuhnya meninggalkan dolar AS. Melansir dari Watcher Guru, 3 sektor utama AS yang akan sangat terpengaruh jika BRICS tidak lagi menggunakan dolar AS dalam perdagangan.



Sebanyak 3 sektor di Amerika Serikat dapat terkena dampak serius jika BRICS berhenti menggunakan dolar untuk perdagangan dan transaksi. Sektor-sektor tersebut meliputi seluruh sistem keuangan yang didominasi oleh Barat, bank investasi, perdagangan, dan kebutuhan sehari-hari di seluruh Amerika. Sektor-sektor keuangan utama AS yang dapat terpengaruh oleh pembentukan mata uang baru BRICS adalah:

1. Perbankan dan keuangan
2. Perdagangan dan Investasi Internasional
3. Barang-barang konsumen dan ritel

Sistem perbankan dan keuangan didominasi oleh AS dan Timur bermain di bawah aturan Barat. Jika mata uang BRICS menguat, AS akan kehilangan kendali atas hegemoni global yang dinikmati oleh dolar. Hal ini akan membuat sistem perbankan di Amerika menjadi tidak stabil karena USD tidak akan mendapatkan peminat di luar negeri.



Sektor kedua yang akan terpukul adalah perdagangan dan investasi internasional. Negara-negara BRICS dapat mengatur ulang perdagangan agar sesuai dengan agenda mereka dan menggunakan mata uang baru untuk transaksi lintas batas.

Oleh karena itu, investasi dalam dolar AS akan mengering dan menyebabkan defisit mata uang tersebut. USD berjalan berdasarkan mekanisme penawaran dan permintaan, dan jika permintaan gagal, situasi ini akan menyebabkan hiperinflasi.

Poin ketiga, yaitu barang konsumsi dan ritel. Jika ekonomi memasuki fase hiperinflasi, biaya kebutuhan sehari-hari akan meroket secara otomatis. Perkembangan ini akan menyebabkan pemutusan hubungan kerja dan membuat hidup menjadi tidak terjangkau bagi rata-rata orang Amerika.

Greenback saat ini berada di tengah-tengah pergeseran keuangan besar yang dapat didominasi oleh Timur. Oleh karena itu, mata uang BRICS merupakan risiko bagi ketiga sektor AS dan dolar.

(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0903 seconds (0.1#10.140)