Inventarisasi Dampak Banjir, Menteri PUPR Sebar Pegawai ke 180 Titik

Jum'at, 03 Januari 2020 - 15:25 WIB
Inventarisasi Dampak Banjir, Menteri PUPR Sebar Pegawai ke 180 Titik
Inventarisasi Dampak Banjir, Menteri PUPR Sebar Pegawai ke 180 Titik
A A A
JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menurunkan 280 pegawai ke 180 titik di kawasan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) guna mengatasi persoalan banjir akibat curah hujan yang luar biasa tinggi pada 1 Januari 2020 lalu.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan, akibat curah hujan tinggi tersebut, banyak tanggul penahan jebol akibat tak mampu lagi menahan debit air. Seperti banjir yang terjadi Perumahan Kemang Pratama, Bekasi, yang disebabkan jebolnya 3 tanggul yang berada di sekitar perumahan.

"Hari ini kami menerjunkan 280 pegawai PUPR ke 180 titik, seperti di Kemang Pratama ada yang jebol. Di tempat lainnya, misalnya pompa yang rusak, kami akan menginventarisasi. Senin (perbaikan) akan kami kerjakan," ujar Basuki di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Maritim, Jakarta, Jumat (3/1/2020).

Hal ini sekaligus sebagai upaya mengantisipasi perkiraan cuaca oleh Badan Meterologi Klimatalofi dan Geofisika (BMKG) yang menyebut cuaca ekstrem masih bakal terjadi di sejumlah wilayah Indonesia hingga 15 Januari 2020. Hal ini dikarenakan masuknya aliran udara basah dari arah Samudra Hindia.

"Ini kami kerjakan, karena mengejar tanggal yang katanya mau jadi (puncak curah hujan), 11-12-13-14-15 (Januari 2020) kan, itu kita akan persiapan di situ," jelasnya.

Sebagai informasi, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut curah hujan ekstrem bakal terjadi di Jabodetabek, wilayah bagian barat Sumatera, dan beberapa wilayah di Jawa pada 5-10 Januari 2020. Lalu pada tanggal 10-15 Januari 2020 aliran udara basah dari arah samudra Hindia akan bergerak ke wilayah lainnya seperti Kalimantan dan Sulawesi.

"Jadi fenomena ini dapat meningkatkan kembali intensitas curah hujan, dan fenomena ini siklus. Diprediksi akan terulang lagi di akhir Januari sampai awal Februari, jadi biasanya 3,4,5 hari dan dirediksi lagi terjadi di pertengahan Februari," tuturnya.

Atas dasar itu, Dwikorita berharap dengan prediksi yang sudah diberikan oleh pihaknya dapat diantisipasi mitigasi guna tak kembali terjadi banjir lagi kedepannya. "Sehingga periode tersebut tentunya perlu diantisipasi secara lebih dini disiapkan mitigasinya," ucapnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.4032 seconds (0.1#10.140)