Mengenal 13 Negara Mitra BRICS, Ada 4 Wakil Asia Tenggara
loading...
A
A
A
Indonesia saat ini sudah tergabung menjadi salah satu mitra BRICS bersama 12 negara lainnya. Keinginan Indonesia bergabung dengan geng negara berkembang terdepan yang dipimpin oleh Rusia-China, sebenarnya sempat tarik-ulur dalam beberapa tahun belakangan.
Baru di tahun ini Indonesia menerima undangan bergabung dengan BRICS, meski bukan sebagai anggota penuh. Menteri Luar Negeri Sugiono tekankan bahwa Indonesia memandang BRICS sebagai wahana yang tepat untuk membahas dan memajukan kepentingan negara-negara Selatan Global (Global South). Melalui KTT BRICS yang ke-16, Indonesia secara resmi diakui sebagai negara mitra BRICS.
"PM menyoroti pendekatan global, berpusat pada rakyat, dan komprehensif, sambil menganjurkan multilateralisme, solidaritas internasional dan pembentukan tatanan dunia berdasarkan aturan dan berbagi tanggung jawab bersama untuk mengatasi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya," ungkap kantor berita Vietnam.
Sebelumnya Vietnam juga menjadi salah satu dari 71 negara yang diundang untuk menghadiri KTT BRICS ke-15, yang berlangsung Agustus lalu di Afrika Selatan.
"Vietnam adalah anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab dan aktif yang mengikuti kebijakan luar negeri multilateralisme, diversifikasi, kemerdekaan, dan kemandirian. Vietnam selalu siap untuk berpartisipasi dan berkontribusi aktif dalam mekanisme, organisasi, dan forum multilateral global dan regional," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Pham Thu Hang pada awal tahun.
Hingga Oktober 2024, Vietnam menjadi salah satu negara dari 4 wakil Asia Tenggara yang menjadi negara mitra BRICS.
"Thailand melihat bahwa jika kita dapat menjadi anggota dan bekerja dengan negara-negara BRICS, peran Thailand akan menjadi lebih jelas dan kita akan dapat melindungi kepentingan kita. Baik sebagai negara berkembang maupun ekonomi berkembang," kata Maris kepada wartawan setelah KTT.
Dia mencatat, bahwa keputusan untuk bergabung dengan BRICS tidak boleh dilihat sebagai Thailand – sekutu lama Amerika Serikat – telah berpihak pada Rusia, India dan China maupun negara-negara lain.
"Thailand memiliki karakteristik khusus – kami bersahabat dengan semua negara dan tidak bermusuhan. Kita bisa menjadi jembatan yang menghubungkan dengan negara-negara berkembang, dengan anggota BRICS, dan juga dapat membantu menghubungkan BRICS dengan kelompok lain," bebernya.
Aljazair dan China sudah menjadi mitra strategis sejak 2014, dengan beberapa komitmen dalam pengembangan kerja sama di sektor ekonomi, perdagangan, energi, ruang angkasa, dan kesehatan hingga serangkaian proyek infrastruktur.
Baru di tahun ini Indonesia menerima undangan bergabung dengan BRICS, meski bukan sebagai anggota penuh. Menteri Luar Negeri Sugiono tekankan bahwa Indonesia memandang BRICS sebagai wahana yang tepat untuk membahas dan memajukan kepentingan negara-negara Selatan Global (Global South). Melalui KTT BRICS yang ke-16, Indonesia secara resmi diakui sebagai negara mitra BRICS.
3. Vietnam
KTT BRICS yang ke-16 di Kazan menjadi pertama kalinya pemimpin Vietnam berpartisipasi dalam acara tersebut, ketika Perdana Menteri Phạm Minh ChĂnh memenuhi undangan Presiden Rusia, Vladimir Putin."PM menyoroti pendekatan global, berpusat pada rakyat, dan komprehensif, sambil menganjurkan multilateralisme, solidaritas internasional dan pembentukan tatanan dunia berdasarkan aturan dan berbagi tanggung jawab bersama untuk mengatasi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya," ungkap kantor berita Vietnam.
Sebelumnya Vietnam juga menjadi salah satu dari 71 negara yang diundang untuk menghadiri KTT BRICS ke-15, yang berlangsung Agustus lalu di Afrika Selatan.
"Vietnam adalah anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab dan aktif yang mengikuti kebijakan luar negeri multilateralisme, diversifikasi, kemerdekaan, dan kemandirian. Vietnam selalu siap untuk berpartisipasi dan berkontribusi aktif dalam mekanisme, organisasi, dan forum multilateral global dan regional," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Pham Thu Hang pada awal tahun.
Hingga Oktober 2024, Vietnam menjadi salah satu negara dari 4 wakil Asia Tenggara yang menjadi negara mitra BRICS.
4. Thailand
Menteri Luar Negeri Maris Sangiampongsa, yang mewakili Thailand pada pertemuan tersebut, memiliki harapan serupa dengan mengatakan, anggota BRICS memiliki potensi ekonomi yang tinggi."Thailand melihat bahwa jika kita dapat menjadi anggota dan bekerja dengan negara-negara BRICS, peran Thailand akan menjadi lebih jelas dan kita akan dapat melindungi kepentingan kita. Baik sebagai negara berkembang maupun ekonomi berkembang," kata Maris kepada wartawan setelah KTT.
Dia mencatat, bahwa keputusan untuk bergabung dengan BRICS tidak boleh dilihat sebagai Thailand – sekutu lama Amerika Serikat – telah berpihak pada Rusia, India dan China maupun negara-negara lain.
"Thailand memiliki karakteristik khusus – kami bersahabat dengan semua negara dan tidak bermusuhan. Kita bisa menjadi jembatan yang menghubungkan dengan negara-negara berkembang, dengan anggota BRICS, dan juga dapat membantu menghubungkan BRICS dengan kelompok lain," bebernya.
5. Aljazair
Pada 2023, keanggotaan BRICS telah menjadi prioritas diplomasi Aljazair di tengah pergolakan ekonomi global, terutama akibat perang di Ukraina. Keinginan bergabung dengan BRICS, melihat sejarah panjang dalam hubungan Aljazair dengan China.Aljazair dan China sudah menjadi mitra strategis sejak 2014, dengan beberapa komitmen dalam pengembangan kerja sama di sektor ekonomi, perdagangan, energi, ruang angkasa, dan kesehatan hingga serangkaian proyek infrastruktur.