Balikkan Kinerja Jadi Untung, Pertamina Tak Bisa cuma Abrakadabra
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menilai proses perbaikan kinerja di semester II-2020 membutuhkan waktu. Jadi tak serta merta, atau tak semudah membalikkan telapak tangan, untuk mengubah kerugian menjadi keuntungan. Hal itu diuangkapkan oleh Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman. ( Baca juga:Bank BNI Dorong Ekosistem Kelautan dan Perikanan dari Hulu ke Hilir )
Meski demikian, Fajriyah menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya agar keuangan Pertamina kembali membaik. Artinya, kerugian sebesar Rp11,13 triliun yang terjadi di semester I perlahan-lahan bisa diubah menjadi untung.
Terbukti, pada Juli kemarin perusahaan pelat merah itu sudah membukukan laba sebesar USD360 juta atau setara Rp5,3 Triliun.
"Tentu saja, perbaikan kinerja tidak semudah membalikkan tangan, perlu proses dan perlu waktu. Sekarang ini, sudah terlihat dengan kerja keras seluruh manajemen dan karyawan, kinerja Pertamina mulai pulih kembali," kata Fajriah dalam keterangan tertulis, Senin (31/8/2020).
Selain itu, Fajriyah juga menyatakan bahwa Pertamina telah melakukan efisiensi belanja operasional (opex) dengan memotong anggaran hingga 30%. Selain itu juga melakukan prioritasi belanja modal (capex) dengan selektif hingga bisa lebih efisien 23%.
"Banyak sekali yang sudah dijalankan dan akan terus dilanjutkan untuk adaptasi dengan kondisi terkini. Kami melakukan renegosiasi kontrak, memitigasi rugi selisih kurs, tetap menjalankan operasional dan investasi untuk mempertahankan produksi hulu," ujarnya.
Dia menyatakan akan meningkatkan sektor marketing untuk menggenjot penjualan Pertamina kepada para pelanggan. ( Baca juga:Vaksin Merah Putih Targetkan Uji Klinis Pertengahan 2021 )
"Meningkatkan strategi marketing dengan program diskon dan loyalty customer untuk meningkatkan pendapatan. Lalu me-review dan memperbaiki model operasi kilang," katanya.
Meski demikian, Fajriyah menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya agar keuangan Pertamina kembali membaik. Artinya, kerugian sebesar Rp11,13 triliun yang terjadi di semester I perlahan-lahan bisa diubah menjadi untung.
Terbukti, pada Juli kemarin perusahaan pelat merah itu sudah membukukan laba sebesar USD360 juta atau setara Rp5,3 Triliun.
"Tentu saja, perbaikan kinerja tidak semudah membalikkan tangan, perlu proses dan perlu waktu. Sekarang ini, sudah terlihat dengan kerja keras seluruh manajemen dan karyawan, kinerja Pertamina mulai pulih kembali," kata Fajriah dalam keterangan tertulis, Senin (31/8/2020).
Selain itu, Fajriyah juga menyatakan bahwa Pertamina telah melakukan efisiensi belanja operasional (opex) dengan memotong anggaran hingga 30%. Selain itu juga melakukan prioritasi belanja modal (capex) dengan selektif hingga bisa lebih efisien 23%.
"Banyak sekali yang sudah dijalankan dan akan terus dilanjutkan untuk adaptasi dengan kondisi terkini. Kami melakukan renegosiasi kontrak, memitigasi rugi selisih kurs, tetap menjalankan operasional dan investasi untuk mempertahankan produksi hulu," ujarnya.
Dia menyatakan akan meningkatkan sektor marketing untuk menggenjot penjualan Pertamina kepada para pelanggan. ( Baca juga:Vaksin Merah Putih Targetkan Uji Klinis Pertengahan 2021 )
"Meningkatkan strategi marketing dengan program diskon dan loyalty customer untuk meningkatkan pendapatan. Lalu me-review dan memperbaiki model operasi kilang," katanya.
(uka)