Pakar: Anjloknya Harga Saham BUMN Murni Faktor Pasar, Bukan Efek BPI Danantara

Selasa, 03 Desember 2024 - 13:38 WIB
loading...
Pakar: Anjloknya Harga...
Ekonom menegaskan anjloknya harga saham di beberapa BUMN yang terjadi belakangan ini murni disebabkan oleh dinamika pasar global dan bukan akibat pengelolaan portofolio oleh BPI Danantara. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Ekonom senior, Achmad Deni Daruri menegaskan anjloknya harga saham di beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terjadi belakangan ini murni disebabkan oleh dinamika pasar global dan bukan akibat pengelolaan portofolio oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara ( BPI Danantara ), perusahaan investasi Pemerintah yang baru dibentuk.

"Turunnya harga saham BUMN baru-baru ini adalah wajar. Harga saham itu mencerminkan harga riil perusahaan di masa depan. Artinya, harga saham BUMN saat ini, memang sudah sangat mahal, mengingat penurunan valuasi saham yang dipicu banyak sebab. Misalnya, pembangunan proyek infrastruktur yang tidak efisien di periode lalu," papar Deni, Jakarta, Senin (2/12).



Penurunan harga saham BUMN ini, menurut analisa Founder Bumi Global Karbon (BGK) itu, masih akan berlanjut. Jika, BPI Danantara dibentuk secara tidak profesional, lembaga ini akan mewarisi saham BUMN dengan harga yang terus menurun.

Sebaliknya jika harga saham ini terus turun, beban BPI Danantara di masa depan tidak akan terlalu berat karena belum dibentuk. Hal ini karena diperkirakan harga saham BUMN sudah mencerminkan nilai fundamentalnya.

"Oleh karena itu, BPI Danantara harus siap secara organisasi, menyambut anjloknya harga saham BUMN hingga titik terendahnya," ungkap Deni.

Selanjutnya Deni membedah struktur organsasi BPI Danantara dalam kondisi idel. Sebaiknya menggandeng manajemen investasi, manajemen regional, dan manajemen perusahaan yang bekerja sama untuk mencapai tujuan strategis perusahaan.

Di mana, tim manajemen investasi dipimpin Chief Investment Officer, bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi peluang investasi yang berpotensi memberikan nilai tambah jangka panjang.

Sedangkan tim manajemen regional, mengelola portofolio investasi BPI Danantara di berbagai wilayah dan memastikan bahwa investasi tersebut sejalan dengan strategi global perusahaan.

"Sedangkan tim manajemen perusahaan menyediakan dukungan operasional dan strategis untuk seluruh organisasi.
BPI Danantara harus menekankan pentingnya kepemimpinan yang berkelanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan," tuturnya.

Jika itu terjadi, kata Deni, mencerminkan struktur organisasi yang berkomitmen dalam menerapkan praktik bisnis yang etis dan investasi yang bertanggung jawab secara sosial.

Kata Deni, pimpinan senior BPI Danantara, yang dipimpin Direktur Eksekutif dan CEO, menetapkan nada dan budaya tim, memimpin penyampaian visi dan misi BPI Danantara. Struktur ini mencakup berbagai peran penting seperti Deputi CEO, CFO, dan CCO, yang masing-masing dipegang oleh individu dengan pengalaman luas di bidangnya.

Misalnya, Deputi CEO BPI Danantara International, harus memiliki latar belakang yang kuat di industri semikonduktor, CFO memiliki pengalaman mendalam dari sektor perbankan investasi.

Sementara CCO mengawasi fungsi sumber daya manusia dan mendukung komite remunerasi dan nominasi perusahaan portofolio dalam desain rencana insentif manajemen, kompensasi direktur eksekutif dan non-eksekutif, serta penunjukan ke dewan perusahaan-perusahaan tersebut.

"Dengan demikian, sangatlah tepat sekali jika Presiden menunggu kesiapan BPI Danantara sebelum meresmikannya," ungkapnya.

Ke depan, lanjut Deni, Danantara holdings haruslah mengukur keberhasilan dalam mencapai visi melalui serangkaian metrik kinerja yang komprehensif. Yang mencerminkan komitmen terhadap pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan. Salah satu indikator utama adalah nilai portofolio bersih atau Net Portfolio Value (NPV).

Selain itu, lanjut Deni, BPI Danantara harus memperkenalkan laporan keberlanjutannya. Menyoroti kemajuan dan tantangan dalam perjalanan mereka menuju nol emisi bersih, pertumbuhan inklusif, dan positif terhadap alam.

"Metrik lain yang penting adalah total pengembalian saham atau total shareholder return disingkat TSR. Mencerminkan pengembalian yang dihasilkan untuk pemegang saham," imbuhnya.

Untuk jangka waktu 10 hingga 20 tahun, misalnya, TSR BPI Danantara harus stabil masing-masing di level 6 persen dan 7 persen. Selaras dengan mandat BPI Danantara untuk menghasilkan pengembalian yang berkelanjutan dalam jangka panjang.

"Sedangkan TSR satu tahunnya adalah 1,60 persen, harus menunjukkan kinerja investasi terkini. Jika tidak hati-hati, TSR mungkin saja negatif. Jika negatif, maka BPI Danantara tidak bersifat value creation tetapi value destroyer," terangnya.

Dalam hal investasi, kata Deni, BPI Danantara harus bisa mempertahankan kecepatan investasi yang hati-hati, namun stabil di tengah ketidakpastian ekonomi global. Caranya, tanamkan investasi ke sektor teknologi, layanan keuangan, keberlanjutan, konsumen, dan kesehatan.

"Investasi ini harus selaras dengan empat tren struktural yang mereka identifikasi sebagai penggerak utama, yaitu Digitalisasi, Hidup Berkelanjutan, Masa Depan Konsumsi, dan umur Panjang," kata Deni.



Selain itu menurut Deni, BPI Danantara harus menekankan pentingnya keberlanjutan dalam operasinya. Harus fokus untuk ketahanan iklim dan analisis skenario, serta menetapkan metrik dan target portofolio untuk mengelola risiko dan kinerja terkait iklim.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Bluebird Raup Pendapatan...
Bluebird Raup Pendapatan Rp5,04 Triliun di 2024, Ini Pendorongnya
Beban Usaha Naik, Garuda...
Beban Usaha Naik, Garuda Indonesia Catat Rugi Rp1,15 Triliun di 2024
Kinerja 2024 Positif,...
Kinerja 2024 Positif, PGN Cetak Laba Bersih Rp5,4 Triliun
Gelar RUPST, BRI Bagikan...
Gelar RUPST, BRI Bagikan Dividen Rp51,73 Triliun dan Bersiap Lakukan Buyback Rp3 Triliun
Laba Bersih BSBK Tahun...
Laba Bersih BSBK Tahun 2024 Meroket 782,82%, Intip Kinerja Lengkapnya
Prabowo Cuek Harga Saham...
Prabowo Cuek Harga Saham Naik Turun, yang Penting Pangan Aman Negara Aman
Bank Jatim Catatkan...
Bank Jatim Catatkan Laba Bersih Rp1,28 Triliun di 2024
IHSG Masih Memerah di...
IHSG Masih Memerah di 6.221, Cek Saham Apa Saja yang Pesakitan
Pastikan Hasil Panen...
Pastikan Hasil Panen Terserap Maksimal, Tani Merdeka Gandeng Bulog Jatim Wujudkan Kesejahteraan Petani
Rekomendasi
Contoh Ucapan Nyepi...
Contoh Ucapan Nyepi 2025 untuk Teman Kantor yang Menyentuh
Arus Mudik di Jalur...
Arus Mudik di Jalur Arteri Kalimalang Arah Pantura Ramai Lancar
Pemkot Bontang Dukung...
Pemkot Bontang Dukung Mudik Gratis Pupuk Kaltim
Berita Terkini
Kadin Jakarta, Indosat,...
Kadin Jakarta, Indosat, dan Masjid Istiqlal Teken MoU Pemberdayaan Ekonomi Umat
11 menit yang lalu
Moskow-Washington Kian...
Moskow-Washington Kian Mesra, AS Siap Hubungkan Kembali Rusia ke SWIFT
1 jam yang lalu
Moodys Bunyikan Alarm...
Moody's Bunyikan Alarm Peringatan Kesehatan Fiskal AS
2 jam yang lalu
Tak Terbendung! Harga...
Tak Terbendung! Harga Emas Tembus ke Rp1.806.000 per Gram
3 jam yang lalu
Dulu Kabur, Kini Perusahaan...
Dulu Kabur, Kini Perusahaan Asing Antri untuk Kembali ke Rusia
4 jam yang lalu
PetroChina Jabung Ciptakan...
PetroChina Jabung Ciptakan Multiplier Effect Ekonomi Jambi
5 jam yang lalu
Infografis
Pedagang Pasar Tradisional...
Pedagang Pasar Tradisional Masih Jual Minyak Goreng Harga Tinggi
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved