Pengembang Rumah Subsidi Tetap Optimistis di Tengah Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang belum juga usai memberikan dampak negatif terhadap perekonomian nasional, tak terkecuali di sektor properti . Pada kuartal II/2020, penjualan properti bahkan turun drastis seiring jebloknya daya beli.
Namun demikian, para pengembang properti di Tanah Air, termasuk pengembang rumah bersubsidi tetap optimistis sektor ini akan bangkit kembali pada akhir tahun nanti. Optimisme tersebut didasari pada subsidi yang masih dikucurkan oleh pemerintah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
(Baca Juga: Permintaan Rumah Subsidi Naik Gila-Gilaan, Pertanda Apa?) Hingga semester pertama tahun ini, realisasi kredit pemilikan rumah bersubsidi untuk MBR tercatat mencapai 85.000 unit. Sedangkan pembangunan rumah bersubsidi semester kedua tahun ini ditargetkan mencapai 150 ribu hingga 170 ribu unit, tergantung pada relaksasi dan percepatan proses maupun aturan realisasi akad kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi bagi MBR.
"Pemerintah memberikan subsidi uang muka secara langsung dengan nilai Rp4 juta, subsidi bunga yang sama (flat) selama mengangsur dan subsidi bebas PPN," jelas Direktur PT Arifindo Adiputra Ariaguna Dewi Kartika di Jakarta, Senin (31/8/2020).
Dia menambahkan, pemerintah memberikan subdisi khusus untuk kepemilikan rumah bersubsidi. "Jika melihat keadaan seperti itu lebih baik beli rumah subdisi daripada mengontrak," ujarnya.
Arifindo sendiri, imbuh Dewi, mengembangkan hunian bersubsidi Daru Estates di Tangerang, Banten sesuai dengan plafon yang diberikan oleh pemerintah, yakni uang muka (down payment) mulai dari Rp3,5 juta, subsidi langsung Rp4 juta, bunga yang stabil 5% selama proses cicilan dan bebas Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Dewi menjelaskan, Daru Estate mengusung konsep Transit Oriented Development (TOD) yaitu tempat tinggal yang berdekatan dengan titik-titik transportasi seperti stasiun kereta (stasiun Daru, Tangerang), terminal dan bandara hingga dekat dengan fasilitas penunjang seperti pasar, sekolah, rumah sakit maupun kantor pemerintahan.
(Baca Juga: Di Tengah Ancaman Resesi, Sektor Properti Diyakini Masih Bertahan)
Dengan luas sekitar 35 hektare, di Daru Estates sudah terbangun ratusan unit rumah subsidi. Sebagian besar bangunan tersebut sudah dihuni oleh masyarakat yang bekerja di Jakarta.
Pemerintah sendiri terus berupaya menggerakkan perekonomian nasional termasuk sektor perumahan. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, sektor perumahan memiliki multiplier effect yang besar kepada perekonomian nasional. Oleh karena itu, dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN), sektor ini pun akan diberikan stimulus.
Pemerintah sedang menyiapkan skema bunga yang akan diberikan kepada debitur kredit pemilikan rumah (KPR) untuk rumah dengan luas 21 m2 sampai dengan 70 m2. Kementerian Keuangan akan berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan untuk mendata nasabah mana saja yang bisa mendapatkan subsidi.
Namun demikian, para pengembang properti di Tanah Air, termasuk pengembang rumah bersubsidi tetap optimistis sektor ini akan bangkit kembali pada akhir tahun nanti. Optimisme tersebut didasari pada subsidi yang masih dikucurkan oleh pemerintah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
(Baca Juga: Permintaan Rumah Subsidi Naik Gila-Gilaan, Pertanda Apa?) Hingga semester pertama tahun ini, realisasi kredit pemilikan rumah bersubsidi untuk MBR tercatat mencapai 85.000 unit. Sedangkan pembangunan rumah bersubsidi semester kedua tahun ini ditargetkan mencapai 150 ribu hingga 170 ribu unit, tergantung pada relaksasi dan percepatan proses maupun aturan realisasi akad kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi bagi MBR.
"Pemerintah memberikan subsidi uang muka secara langsung dengan nilai Rp4 juta, subsidi bunga yang sama (flat) selama mengangsur dan subsidi bebas PPN," jelas Direktur PT Arifindo Adiputra Ariaguna Dewi Kartika di Jakarta, Senin (31/8/2020).
Dia menambahkan, pemerintah memberikan subdisi khusus untuk kepemilikan rumah bersubsidi. "Jika melihat keadaan seperti itu lebih baik beli rumah subdisi daripada mengontrak," ujarnya.
Arifindo sendiri, imbuh Dewi, mengembangkan hunian bersubsidi Daru Estates di Tangerang, Banten sesuai dengan plafon yang diberikan oleh pemerintah, yakni uang muka (down payment) mulai dari Rp3,5 juta, subsidi langsung Rp4 juta, bunga yang stabil 5% selama proses cicilan dan bebas Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Dewi menjelaskan, Daru Estate mengusung konsep Transit Oriented Development (TOD) yaitu tempat tinggal yang berdekatan dengan titik-titik transportasi seperti stasiun kereta (stasiun Daru, Tangerang), terminal dan bandara hingga dekat dengan fasilitas penunjang seperti pasar, sekolah, rumah sakit maupun kantor pemerintahan.
(Baca Juga: Di Tengah Ancaman Resesi, Sektor Properti Diyakini Masih Bertahan)
Dengan luas sekitar 35 hektare, di Daru Estates sudah terbangun ratusan unit rumah subsidi. Sebagian besar bangunan tersebut sudah dihuni oleh masyarakat yang bekerja di Jakarta.
Pemerintah sendiri terus berupaya menggerakkan perekonomian nasional termasuk sektor perumahan. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, sektor perumahan memiliki multiplier effect yang besar kepada perekonomian nasional. Oleh karena itu, dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN), sektor ini pun akan diberikan stimulus.
Pemerintah sedang menyiapkan skema bunga yang akan diberikan kepada debitur kredit pemilikan rumah (KPR) untuk rumah dengan luas 21 m2 sampai dengan 70 m2. Kementerian Keuangan akan berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perbankan untuk mendata nasabah mana saja yang bisa mendapatkan subsidi.
(fai)