Sepakat Damai, China Setuju Beli Produk AS Senilai USD200 Miliar

Kamis, 16 Januari 2020 - 15:01 WIB
Sepakat Damai, China Setuju Beli Produk AS Senilai USD200 Miliar
Sepakat Damai, China Setuju Beli Produk AS Senilai USD200 Miliar
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat dan Republik Rakyat China akhirnya sepakat menandatangani kesepakatan perdagangan fase pertama, mengakhiri sengketa dagang yang telah berlangsung sekitar dua tahun.

Dalam kesepakatan yang berlangsung di Washington, AS, China setuju untuk membeli produk dan jasa AS senilai USD200 miliar, selama dua tahun kedepan sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan fase pertama. Bila dikonversi ke rupiah, China setuju membeli barang-barang AS sebesar Rp2.733 triliun (estimasi kurs Rp13.668 per USD)

Melansir dari CNBC, Kamis (16/1/2020), dalam kesepakatan itu, rinciannya China akan membeli barang dan jasa dari AS senilai USD77 miliar di tahun 2020, dan sebesar USD123 miliar untuk tahun 2021. Pembelian itu lebih tinggi dibandingkan angka ekspor AS di tahun 2017.

Dengan perjanjian ini, maka secara teoritis, ekspor AS ke China akan meningkat menjadi USD263 miliar di tahun 2020, dan naik menjadi USD309 miliar di tahun 2021.

Adapun produk dan jasa senilai USD200 miliar yang harus dibeli oleh China, sebagai berikut:
- Pembelian produk manufaktur senilai USD32,9 miliar di tahun 2020, dan USD44,8 miliar pada 2021.
- Pembelian produk pertanian sebesar USD12,5 miliar pada 2020, dan USD19,5 miliar pada 2021.
- Pembelian produk energi sebesar USD18,5 miliar pada 2020, dan USD33,9 miliar pada 2021.
- Produk jasa senilai USD12,8 miliar pada tahun 2020, dan USD25,1 miliar pada tahun 2021.

Barang-barang manufaktur meliputi peralatan industri, peralatan listrik, produk farmasi, kendaraan dan instrumen optik. Produk pertanian termasuk minyak sayur, daging, sereal, kapas dan makanan laut.

Kesepakatan tersebut membuat indeks pasar saham utama dunia naik ke rekor tertinggi. Begitu pula dengan harga minyak yang naik, dibantu oleh ekspektasi pembelian lebih banyak minyak dan gas AS oleh China.

Melansir dari Reuters, Kamis (16/1/2020), Presiden AS Donald Trump memuji perjanjian itu sebagai kemenangan bagi ekonomi AS dan kebijakan perdagangan pemerintahannya.

"Kami telah memperbaiki kesalahan masa lalu dan memberi masa depan serta keadilan ekonomi bagi pekerja, petani dan keluarga di Amerika Serikat," ujar Trump dalam kata sambutannya di Gedung Putih bersama dengan pejabat China.

Wakil Perdana Menteri China, Liu He, membaca surat dari Presiden Xi Jinping, dimana pemimpin China itu memuji kesepakatan dagang sabagai tanda kedua negara dapat menyelesaikan perbedaan secara damai.

Kesepakatan ini sesuai dengan janji kampanye Trump yaitu "American First" yang bertujuan menyeimbangkan kembali perdagangan global demi perusahaan dan para pekerja AS.

Sementara itu, penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, mengatakan kepada Fox News, bahwa perjanjian tersebut akan berkontribusi 0,5% terhadap pertumbuhan produk domestik bruto AS tahun 2020 dan 2021.

Sumber industri penerbangan AS, Boeing mengatakan kesepakatan dagang itu dapat meningkatkan pesanan jet berbadan lebar oleh China, termasuk model Boeing 787 dan Boeing 777-9.

Meski kesepakatan fase pertama sudah selesai, namun AS masih tetap akan memberlakukan tarif terhadap produk-produk China senilai USD120 miliar. Namun AS telah menguranginya menjadi 7,5% bea masuk. Barang-barang asal China yang kena tarif tambahan itu adalah televisi layar datar, laptop, handphone, mainan dan alas kaki.

Begitu juga dengan barang industri dan komponen asal China yang digunakan oleh produsen AS. Mereka akan dikenakan tarif 25% untuk barang dan komponen China senilai USD250 miliar.

Terkait ini, pemerintahan Trump mengatakan bakal menghapus tarif tersisa setelah kedua pihak menegosiasikan perjanjian fase kedua. "Kami sudah memulai diskusi tentang kesepakatan fase kedua," kata Wakil Presiden AS, Mike Pence dalam wawancara dengan Fox Business Network.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7063 seconds (0.1#10.140)