BRICS Balik Kanan Soal Dedolarisasi: Tak Lagi Tertarik Meruntuhkan Dolar AS

Selasa, 10 Desember 2024 - 10:22 WIB
loading...
A A A
Ia beralasan bahwa memiliki opsi untuk berdagang dalam mata uang cadangan lain akan mengurangi "kerentanan" negara-negara BRICS terhadap fluktuasi nilai tukar dolar.

Terlepas dari spekulasi yang meluas di media Barat, para pemimpin BRICS berhenti mengumumkan rencana pembentukan mata uang bersama pada KTT di kota Kazan, Rusia pada bulan Oktober. Sebaliknya mereka berjanji menyiapkan sistem pembayaran lintas batas yang berfungsi sebagai jaringan bersama seperti SWIFT di Barat, dan untuk meningkatkan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan internasional.

"Kerja sama dalam BRICS tidak ditujukan terhadap siapa pun atau apapun – baik terhadap dolar maupun terhadap mata uang lain," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov pada saat itu.

"Tujuan utamnya mengejar untuk memastikan kepentingan negara-negara yang berpartisipasi dalam format ini," bebernya.

Dalam pidatonya di KTT BRICS, Presiden Rusia, Vladimir Putin memperingatkan, bahwa memakai dolar sebagai senjata – melalui sanksi dan menolak akses negara-negara ke sistem keuangan Barat – adalah "kesalahan besar" yang akan memaksa negara-negara "untuk mencari alternatif lain, itulah yang terjadi."



Sebagain informasi BRICS sebelumnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, dan diperluas pada bulan Januari hingga mencakup Mesir, Iran, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab. Sekitar 30 negara lain telah menyatakan minat untuk bergabung dengan kelompok ekonomi negara-negara berkembang terdepan itu.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Wisatawan Asing Mulai...
Wisatawan Asing Mulai Berkurang, Ekonomi AS Diprediksi Rugi Rp1.511 Triliun
Freeport Setor Rp7,73...
Freeport Setor Rp7,73 Triliun ke Pusat dan Daerah atas Keuntungan Bersih 2024
Tarif Trump Bikin Banyak...
Tarif Trump Bikin Banyak Negara Makin Semangat Gabung BRICS
Industri Bahan Bangunan...
Industri Bahan Bangunan Menuju Konstruksi Hijau
Menguat Tipis, Rupiah...
Menguat Tipis, Rupiah Ditutup ke Rp16.833 per Dolar AS Sore Ini
ICP Maret 2025 Melorot,...
ICP Maret 2025 Melorot, Harga BBM Subsidi Berpeluang Turun?
Hampir 600.000 Produk...
Hampir 600.000 Produk Ilegal Diamankan, Nilainya Rp15 Miliar
BI Lapor Utang Luar...
BI Lapor Utang Luar Negeri Turun Jadi USD427,2 Miliar per Februari 2025
Harga Emas Sedikit Lagi...
Harga Emas Sedikit Lagi Rp2 Juta per Gram, Hari Ini Naik Rp32.000
Rekomendasi
5 Doa Mustajab Menghadapi...
5 Doa Mustajab Menghadapi UTBK 2025, Bikin Fokus, Tenang, dan Nilai Tembus Langit!
Gelar Konsolidasi Hadapi...
Gelar Konsolidasi Hadapi Pemilu 2029, Partai Perindo Matangkan Strategi Politik
5 Ciri-ciri Ijazah Kuliah...
5 Ciri-ciri Ijazah Kuliah Palsu, Begini Cara Mengeceknya
Berita Terkini
Emas Terus Cetak Rekor,...
Emas Terus Cetak Rekor, Saham ANTM Diprediksi Bisa Sentuh Rp2.500
25 menit yang lalu
AS dan Greenland Menyimpan...
AS dan Greenland Menyimpan Harta Karun Logam Tanah Jarang Terbesar, Segini Depositnya
30 menit yang lalu
Contact Center Perusahaan...
Contact Center Perusahaan Penyedia Outsourching Beri Solusi SDM Terbaik
38 menit yang lalu
Waroeng Tani, Bukti...
Waroeng Tani, Bukti Nyata Manfaat Pendanaan BRI untuk Bisnis hingga Lintas Generasi
2 jam yang lalu
100 Tahun Jaringan KRL,...
100 Tahun Jaringan KRL, KAI Akhirnya Pakai Kereta Buatan Dalam Negeri
2 jam yang lalu
SIG Dorong Pertanian...
SIG Dorong Pertanian Berkelanjutan untuk Ketahanan Pangan
3 jam yang lalu
Infografis
Ukraina Akui Jet tempur...
Ukraina Akui Jet tempur F-16 AS Tak Bisa Tandingi Su-35 Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved