BRICS Balik Kanan Soal Dedolarisasi: Tak Lagi Tertarik Meruntuhkan Dolar AS
loading...
A
A
A
Ia beralasan bahwa memiliki opsi untuk berdagang dalam mata uang cadangan lain akan mengurangi "kerentanan" negara-negara BRICS terhadap fluktuasi nilai tukar dolar.
Terlepas dari spekulasi yang meluas di media Barat, para pemimpin BRICS berhenti mengumumkan rencana pembentukan mata uang bersama pada KTT di kota Kazan, Rusia pada bulan Oktober. Sebaliknya mereka berjanji menyiapkan sistem pembayaran lintas batas yang berfungsi sebagai jaringan bersama seperti SWIFT di Barat, dan untuk meningkatkan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan internasional.
"Kerja sama dalam BRICS tidak ditujukan terhadap siapa pun atau apapun – baik terhadap dolar maupun terhadap mata uang lain," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov pada saat itu.
"Tujuan utamnya mengejar untuk memastikan kepentingan negara-negara yang berpartisipasi dalam format ini," bebernya.
Dalam pidatonya di KTT BRICS, Presiden Rusia, Vladimir Putin memperingatkan, bahwa memakai dolar sebagai senjata – melalui sanksi dan menolak akses negara-negara ke sistem keuangan Barat – adalah "kesalahan besar" yang akan memaksa negara-negara "untuk mencari alternatif lain, itulah yang terjadi."
Sebagain informasi BRICS sebelumnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, dan diperluas pada bulan Januari hingga mencakup Mesir, Iran, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab. Sekitar 30 negara lain telah menyatakan minat untuk bergabung dengan kelompok ekonomi negara-negara berkembang terdepan itu.
Terlepas dari spekulasi yang meluas di media Barat, para pemimpin BRICS berhenti mengumumkan rencana pembentukan mata uang bersama pada KTT di kota Kazan, Rusia pada bulan Oktober. Sebaliknya mereka berjanji menyiapkan sistem pembayaran lintas batas yang berfungsi sebagai jaringan bersama seperti SWIFT di Barat, dan untuk meningkatkan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan internasional.
"Kerja sama dalam BRICS tidak ditujukan terhadap siapa pun atau apapun – baik terhadap dolar maupun terhadap mata uang lain," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov pada saat itu.
"Tujuan utamnya mengejar untuk memastikan kepentingan negara-negara yang berpartisipasi dalam format ini," bebernya.
Dalam pidatonya di KTT BRICS, Presiden Rusia, Vladimir Putin memperingatkan, bahwa memakai dolar sebagai senjata – melalui sanksi dan menolak akses negara-negara ke sistem keuangan Barat – adalah "kesalahan besar" yang akan memaksa negara-negara "untuk mencari alternatif lain, itulah yang terjadi."
Sebagain informasi BRICS sebelumnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, dan diperluas pada bulan Januari hingga mencakup Mesir, Iran, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab. Sekitar 30 negara lain telah menyatakan minat untuk bergabung dengan kelompok ekonomi negara-negara berkembang terdepan itu.
(akr)
Lihat Juga :