Penyebaran Wabah Flu Burung, Koalisi NGO Desak Penghentian Peternakan Pabrik

Jum'at, 13 Desember 2024 - 20:49 WIB
loading...
Penyebaran Wabah Flu...
Tahun ini wabah flu burung kembali merebak di berbagai belahan dunia. Indonesia juga masih merupakan daerah endemis Flu Burung. Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Sebuah studi terbaru dari Universitas Harvard mengungkapkan kaitan erat antara peternakan industri dan risiko penyakit zoonotik (penyakit yang dapat berpindah dari hewan ke manusia). Laporan tersebut merekomendasikan pengurangan industri peternakan hewan intensif secara global sebagai langkah penting untuk mengurangi ancaman pandemi di masa depan.

”Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) juga mengonfirmasi hal ini, menegaskan bahwa peternakan industri intensif berpotensi memicu pandemi berikutnya jika tidak ada perubahan signifikan dalam praktik-praktik tersebut,” kata Direktur Pengelola AFFA Among Prakosa dalam siaran pers, Jumat (13/12/2024).

Tahun ini wabah flu burung kembali merebak di berbagai belahan dunia. Indonesia juga masih merupakan daerah endemis Flu Burung. Setiap tahun sejak 2005, sebagian besar wabah terjadi di belahan bumi utara, kecuali, menurut data World Organisation for Animal Health (WAHIS), tiga tahun berturut-turut, pada 2008, 2009, dan 2019 Indonesia menjadi negara yang melaporkan jumlah wabah akibat ungags terbanyak.

Peternakan industri dengan kondisi yang padat dan kurang higienis, menciptakan lingkungan yang ideal bagi penyebaran penyakit seperti H5N1. Hewan-hewan hidup dalam kepadatan ekstrem dengan langkah-langkah biosekuriti yang minim, memperburuk potensi penularan penyakit tersebut.

Indonesia mencatat jumlah kasus dan kematian akibat flu burung (H5N1) tertinggi di dunia. Sejak virus ini pertama kali terdeteksi pada burung di awal tahun 2004, Indonesia menjadi pusat perhatian dalam upaya pengendalian wabah. Lebih dari 29 juta burung di seluruh Indonesia dimusnahkan sebagai langkah penanggulangan.

Kini, pemerintah terus memperkuat pengawasan dan langkah pencegahan, terutama setelah laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang infeksi H9N2 terbaru di India. Upaya ini menegaskan komitmen Indonesia dalam melindungi kesehatan masyarakat dan mencegah penyebaran virus ini lebih luas.

Act for Farmed Animals (AFFA), Koalisi NGO Sinergia Animal dan Animal Friends Jogja,
menegaskan bahwa solusi untuk krisis H5N1 sudah jelas yakni mengakhiri peternakan pabrik. Sistem ini menciptakan kondisi ideal bagi penyakit untuk berkembang dan menyebar ke manusia yang mengancam kesehatan global.

Untuk itu, AFFA mengajak semua pihak untuk bersama-sama mengambil langkah nyata: meningkatkan kesejahteraan hewan, memperkuat biosekuriti, dan beralih ke sistem pangan berbasis nabati. Solusi ini bukan hanya lebih sehat untuk manusia, tetapi juga lebih ramah bagi bumi yang kita tinggali bersama.

Di Indonesia, salah satu inisiatif untuk mempromosikan makanan berbasis nabati dan pola hidup sehat adalah Nutrisi Esok Hari. Sejak inisiasi ini di mulai di tahun 2021, Nutrisi Esok Hari telah bekerjasama dengan 16 institusi di Indonesia.

Melalui inisiatif ini, institusi mendapatkan dukungan dan panduan gratis untuk menggantikan produk hewani dengan alternatif berbasis nabati. “Krisis flu burung ini adalah bukti nyata bahaya dari pola hidup yang tidak berkelanjutan serta industri peternakan intensif,” lanjutnya.

“Sudah saatnya kita menghentikan pendanaan untuk praktik-praktik merusak ini dan mulai berinvestasi dalam alternatif berbasis nabati yang lebih manusiawi, berkelanjutan, dan melindungi kesehatan serta keanekaragaman hayati,” ujarnya.
(poe)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Flu Burung Merebak di...
Flu Burung Merebak di AS, Turki Bantu Ekspor 15.000 Ton Telur
Berdayakan Sektor Peternakan,...
Berdayakan Sektor Peternakan, PetroChina Jaga Ketahanan Pangan lewat PPM
UMKM Termasuk Penerima...
UMKM Termasuk Penerima Manfaat, Laznas MAI Beberkan Capaian Pengelolaan Dana Zakat 2023
PLN EPI Inisiasi Program...
PLN EPI Inisiasi Program Budidaya Ternak Kambing Perah di Gunung Kidul
Astra Agro Publikasi...
Astra Agro Publikasi Laporan Independen Sebagai Respons dari Tuduhan Masyarakat Sipil
Kementan Perkuat Kerja...
Kementan Perkuat Kerja Sama Perluas Ekspor Peternakan ke Timor Leste
Lepas Ekspor Produk...
Lepas Ekspor Produk Olahan, Plt. Mentan Optimistis Kurangi Impor, Dorong Produksi Dalam Negeri
Produk Olahan Tembus...
Produk Olahan Tembus Pasar Singapura, Plt. Mentan: Indonesia Bisa Jadi Produsen Pangan Dunia
Petrokimia Gresik Dorong...
Petrokimia Gresik Dorong Transformasi Sektor Pertanian dan Peternakan
Rekomendasi
Bakal Jadi Lawan Ducati...
Bakal Jadi Lawan Ducati Diavel, Zontes 703V Diperkenalkan
Cakar Raksasa Milik...
Cakar Raksasa Milik Makhluk Berbulu Berukuran Besar Ditemukan
Open House Perdana Prabowo...
Open House Perdana Prabowo di Istana, Warga Bogor Datang dari Pukul 04.00 WIB
Berita Terkini
Fakta-fakta Orang Terkaya...
Fakta-fakta Orang Terkaya Hong Kong yang Bikin Marah China usai Jual Pelabuhan Panama ke AS
2 jam yang lalu
Doa Menko Airlangga...
Doa Menko Airlangga untuk Keberkahan Bangsa di Momen Idulfitri
3 jam yang lalu
Sri Mulyani dan Suami...
Sri Mulyani dan Suami Ucapkan Selamat Idulfitri: Harapan untuk Kesejahteraan Berkeadilan
4 jam yang lalu
Manajer Perempuan di...
Manajer Perempuan di Nestle Meningkat, Ciptakan Lingkungan Kerja yang Inklusif
13 jam yang lalu
Pertamina Antisipasi...
Pertamina Antisipasi Pasokan BBM di Bengkulu Akibat Pendangkalan Pulau Baai
14 jam yang lalu
SIG Berhasil Tekan Beban...
SIG Berhasil Tekan Beban Pokok Pendapatan 0,8% Jadi Rp28,26 Triliun
15 jam yang lalu
Infografis
Bantu Ekosistem Lingkungan,...
Bantu Ekosistem Lingkungan, Ini Peran Burung Kolibri untuk Alam
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved