3 Miliarder dengan Untung Terbesar hingga Paling Boncos di 2024
loading...
A
A
A
Penurunan ini mengakibatkan penyusutan kekayaan bersih Bernard Arnault sebesar USD77,8 miliar menjadi USD155,2 miliar. Sebagai informasi LVMH didirikan pada tahun 1987 dengan menggabungkan Moët Hennessy dan Louis Vuitton, sementara Arnault telah memimpin group barang mewah tersebut sejak 1989.
Penurunan kekayaan sejak 8 Maret: USD29 miliar (Rp469,5 triliun)
Kekayaan bersih: USD70.5 miliar senilai Rp1.141 triliun
Kewarganegaraan: Prancis
Bettencourt Meyers, yang merupakan cucu dari pendiri L'Oreal dan wanita terkaya di dunia dalam Daftar Miliarder Dunia Forbes 2024 tahunan, telah jatuh menjadi wanita terkaya ketiga setelah digeser Alice Walton, yang kekayaan bersihnya mencapai USD97 miliar, dan Julia Koch dengan harta mencapai USD74,2 miliar, per 21 November 2024.
Kekayaan bersih Bettencourt Meyers turun USD29 miliar dari 8 Maret 2024, menjadi USD70.5 miliar pada 21 November 2024. Dalam peringkat secara keseluruhan, Bettencourt Meyers turun enam peringkat dalam lebih dari delapan bulan untuk menjadi individu terkaya ke-21 di dunia. Harga saham L'Oreal turun 28,1% dari 8 Maret hingga 21 November 2024, mencapai USD339,9.
Kehilangan harta sejak 8 Maret: USD26,3 miliar (Rp425,8 triliun)
Kekayaan bersih: USD57.7 miliar (Rp934,2 triliun)
Kewarganegaraan: India
Adani sebagai pendiri dan chairman Grup Adani, sempat didakwa dalam kasus penyuapan besar di AS, dan kerajaan bisnis miliknya menghadapi serangkaian kemunduran dan peningkatan pengawasan baik di seluruh dunia maupun di India.
Menurut pernyataan Departemen Kehakiman di New York pada 20 November 2024, Adani dan tujuh rekannya didakwa sehubungan dengan skema membayar suap lebih dari USD250 juta yang dijanjikan kepada pejabat pemerintah India untuk mengamankan kontrak energi surya senilai miliaran dolar.
Seorang juru bicara dari Adani Group membantah tuduhan tersebut, dengan menyatakan semua itu "tidak berdasar." Harga saham Adani Green Energy, entitas utama yang terkait dengan dakwaan AS, turun 40,6% sejak 8 Maret, menjadi USD13,6 pada 21 November 2024.
Ini terjadi lebih dari setahun setelah Hindenburg Research menuduh konglomerat itu melakukan manipulasi saham dan skema penipuan akuntansi pada Januari 2023, memotong USD112 miliar dari nilai pasarnya, sebelum Mahkamah Agung India membuat keputusan yang menguntungkan group setahun kemudian dan pulih secara substansial.
2. Francoise Bettencourt Meyers
Penurunan kekayaan sejak 8 Maret: USD29 miliar (Rp469,5 triliun)
Kekayaan bersih: USD70.5 miliar senilai Rp1.141 triliun
Kewarganegaraan: Prancis
Bettencourt Meyers, yang merupakan cucu dari pendiri L'Oreal dan wanita terkaya di dunia dalam Daftar Miliarder Dunia Forbes 2024 tahunan, telah jatuh menjadi wanita terkaya ketiga setelah digeser Alice Walton, yang kekayaan bersihnya mencapai USD97 miliar, dan Julia Koch dengan harta mencapai USD74,2 miliar, per 21 November 2024.
Kekayaan bersih Bettencourt Meyers turun USD29 miliar dari 8 Maret 2024, menjadi USD70.5 miliar pada 21 November 2024. Dalam peringkat secara keseluruhan, Bettencourt Meyers turun enam peringkat dalam lebih dari delapan bulan untuk menjadi individu terkaya ke-21 di dunia. Harga saham L'Oreal turun 28,1% dari 8 Maret hingga 21 November 2024, mencapai USD339,9.
3. Gautam Adani
Kehilangan harta sejak 8 Maret: USD26,3 miliar (Rp425,8 triliun)
Kekayaan bersih: USD57.7 miliar (Rp934,2 triliun)
Kewarganegaraan: India
Adani sebagai pendiri dan chairman Grup Adani, sempat didakwa dalam kasus penyuapan besar di AS, dan kerajaan bisnis miliknya menghadapi serangkaian kemunduran dan peningkatan pengawasan baik di seluruh dunia maupun di India.
Menurut pernyataan Departemen Kehakiman di New York pada 20 November 2024, Adani dan tujuh rekannya didakwa sehubungan dengan skema membayar suap lebih dari USD250 juta yang dijanjikan kepada pejabat pemerintah India untuk mengamankan kontrak energi surya senilai miliaran dolar.
Seorang juru bicara dari Adani Group membantah tuduhan tersebut, dengan menyatakan semua itu "tidak berdasar." Harga saham Adani Green Energy, entitas utama yang terkait dengan dakwaan AS, turun 40,6% sejak 8 Maret, menjadi USD13,6 pada 21 November 2024.
Ini terjadi lebih dari setahun setelah Hindenburg Research menuduh konglomerat itu melakukan manipulasi saham dan skema penipuan akuntansi pada Januari 2023, memotong USD112 miliar dari nilai pasarnya, sebelum Mahkamah Agung India membuat keputusan yang menguntungkan group setahun kemudian dan pulih secara substansial.