Freeport dan Pertamina Disentil Menteri ESDM Arifin Tasrif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta proyek strategis pembangunan fasilitas pemurnian (smelter) PT Freeport di Gresik, Jawa Timur dan Proyek Kilang Tuban PT Pertamina (Persero) di Provinsi Jawa Timur dipercepat penyelesaiannya. Hal itu agar segera memberi manfaat nyata bagi bangsa Indonesia.
"Saya berharap proyek smelter PT Freeport ini bisa segera selesai, kita akan terus mendorong ini karena jika ini selesai kita tinggal mendorong industri hilirnya supaya bisa berkembang," ujar Menteri Arifin dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (2/9/2020).
(Baca Juga: Kebut Hilirisasi, 48 Proyek Smelter Ditargetkan Selesai 2024 )
Dia melanjutkan, pembangunan smelter PT Freeport ini dilaksanakan dalam jangka waktu 5 tahun dan direncanakan selesai pada akhir tahun 2023 mendatang. "Investasi dari proyek ini adalah senilai USD 3 miliar," katanya.
Kata dia Proyek Kilang Tuban dapat dipercepat penyelesaiannya, karena proyek kilang ini sangat dinanti-nanti oleh Pemerintah. "Pemerintah juga terus mendorong percepatan Proyek Kilang Tuban. Saya berharap Proyek Kilang Tuban juga dapat berjalan sesuai jadwal yang telah direncanakan dan diharapkan, selesai pada tahun 2026 bahkan diharapkan dapat dilakukan percepatan," harap Menteri.
Saat ini proyek Kilang Tuban berada pada tahap studi Engineering/General Engineerging Design (GED) dengan progres overall Basic Engineering Design (BED) mencapai 51,56%. Proyek Kilang Tuban merupakan proyek yang sangat strategis karena pembangunan kilang minyak akan terintegrasi dengan petrokimia, dengan kapasitas pengolahan minyak mentah sebesar 300 ribu barel minyak per hari dan produksi petrochemical mencapai 3.600 kilo ton per annum (ktpa).
(Baca Juga: Nyerah, Freeport Minta Pembangunan Smelter Ditunda hingga 2024 )
Adapun nilai investasinya mencapai USD16 miliar. Selain itu, Kilang Tuban juga akan memproduksi Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan kualitas Euro V (BBM ramah lingkungan), yaitu gasoline sebesar 80 ribu barel per hari dan diesel sebesar 98 ribu barel per hari.
"Saya yakin proyek ini menciptakan multiplier effect yang sangat besar karena target Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang cukup tinggi, yaitu minimal 40%, dan menyerap tenaga kerja sebanyak 20 ribu orang," pungkas Menteri.
"Saya berharap proyek smelter PT Freeport ini bisa segera selesai, kita akan terus mendorong ini karena jika ini selesai kita tinggal mendorong industri hilirnya supaya bisa berkembang," ujar Menteri Arifin dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (2/9/2020).
(Baca Juga: Kebut Hilirisasi, 48 Proyek Smelter Ditargetkan Selesai 2024 )
Dia melanjutkan, pembangunan smelter PT Freeport ini dilaksanakan dalam jangka waktu 5 tahun dan direncanakan selesai pada akhir tahun 2023 mendatang. "Investasi dari proyek ini adalah senilai USD 3 miliar," katanya.
Kata dia Proyek Kilang Tuban dapat dipercepat penyelesaiannya, karena proyek kilang ini sangat dinanti-nanti oleh Pemerintah. "Pemerintah juga terus mendorong percepatan Proyek Kilang Tuban. Saya berharap Proyek Kilang Tuban juga dapat berjalan sesuai jadwal yang telah direncanakan dan diharapkan, selesai pada tahun 2026 bahkan diharapkan dapat dilakukan percepatan," harap Menteri.
Saat ini proyek Kilang Tuban berada pada tahap studi Engineering/General Engineerging Design (GED) dengan progres overall Basic Engineering Design (BED) mencapai 51,56%. Proyek Kilang Tuban merupakan proyek yang sangat strategis karena pembangunan kilang minyak akan terintegrasi dengan petrokimia, dengan kapasitas pengolahan minyak mentah sebesar 300 ribu barel minyak per hari dan produksi petrochemical mencapai 3.600 kilo ton per annum (ktpa).
(Baca Juga: Nyerah, Freeport Minta Pembangunan Smelter Ditunda hingga 2024 )
Adapun nilai investasinya mencapai USD16 miliar. Selain itu, Kilang Tuban juga akan memproduksi Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan kualitas Euro V (BBM ramah lingkungan), yaitu gasoline sebesar 80 ribu barel per hari dan diesel sebesar 98 ribu barel per hari.
"Saya yakin proyek ini menciptakan multiplier effect yang sangat besar karena target Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang cukup tinggi, yaitu minimal 40%, dan menyerap tenaga kerja sebanyak 20 ribu orang," pungkas Menteri.
(akr)