Boeing Boncos Rp188,8 Triliun di Tahun Penuh Krisis, Kerugian Terparah Sejak 2020

Selasa, 28 Januari 2025 - 22:01 WIB
loading...
Boeing Boncos Rp188,8...
Boeing melaporkan kerugian tahunan sebesar USD11,83 miliar atau setara Rp188,8 triliun untuk menjadi yang terbesar sejak 2020. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Boeing melaporkan kerugian tahunan sebesar USD11,83 miliar atau setara Rp188,8 triliun (kurs Rp16.004 per USD), untuk menjadi yang terbesar sejak 2020. Menghadapi tahun penuh krisis, produsen pesawat Boeing harus bergulat dengan masalah pada unit komersil dan pertahanan, serta mogok besar-besaran dari para pekerjanya.

Beragam masalah itu memaksa Boeing harus menyerah kepada rivalnya Airbus dalam perlombaan dalam pengiriman, hingga berada dalam pengawasan dari mulai regulator hingga pelanggan menyusul serangkaian insiden.



CEO Kelly Ortberg, yang mengambil alih kepemimpinan pembuat pesawat asal AS itu pada bulan Agustus, mengatakan perusahaan membuat kemajuan dalam memulihkan stabilitas jalur produksi yang sedang berjuang setelah kecelakaan udara yang mengerikan setahun yang lalu menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan pesawat jet buatan Boeing.

Perusahaan melaporkan kerugian sebesar USD3,86 miliar pada kuartal keempat karena apa yang disebut Ortberg sebagai biaya yang "mengecewakan" terkait beberapa program pertahanan. Ortberg menambahkan, dalam sebuah surat kepada karyawan bahwa Boeing "sekarang lebih proaktif dan jernih tentang risiko" terhadap program tersebut.

Pendapatan untuk kuartal hingga Desember turun 31% menjadi USD15,24 miliar, meleset dari ekspektasi analis sebesar USD16,21 miliar, menurut data LSEG. Kerugian per saham yang disesuaikan kuartalan adalah USD5,90, dibandingkan dengan ekspektasi kerugian USD3 per saham.

Pengeluaran kas pada tahun 2024 yakni USD14,3 miliar, dibandingkan dengan arus kas sebesar USD4,43 miliar pada tahun 2023. Selain itu Ortberg menegaskan, kembali rencana empat bagian perusahaan untuk mengubah haluan bisnis, termasuk upaya multi-tahunan dalam memperbaiki budaya Boeing, "mungkin perubahan terpenting yang perlu kita lakukan."

Setelah meraih rekor laba tertinggi pada tahun 2010-an, Boeing telah mengeluarkan lebih dari USD30 miliar sejak 2019 setelah dua kecelakaan fatal jet 737 MAX terlarisnya memicu masalah kualitas produksi dan keselamatan dan kekhawatiran bahwa hal itu telah menyesatkan regulator selama proses sertifikasi pesawat.

Pandemi semakin menekan perusahaan, sementara ledakan panel di udara pada 737 MAX pada Januari lalu menyeret Boeing ke dalam krisis lain. Dari bisnis pertahanan, ruang angkasa & keamanan, perusahaan kehilangan USD5,41 miliar pada tahun 2024, saat dilanda pembengkakan pada beberapa program.



Ortberg menambahkan, Boeing telah membuat kemajuan dengan memuluskan rantai pasokannya dan mengembalikan tingkatan produksi lima jet 787 per bulan pada akhir 2024, meskipun ada penundaan di beberapa area seperti kursi.

Divisi pesawat komersial Boeing, saat ini sedang fokus untuk mendapatkan sertifikat untuk tiga modelnya. "Perusahaan "masih bekerja melalui fase pengujian, dengan fokus pada finalisasi solusi desain anti-icing," katanya.

Perusahaan terus berinvestasi dalam bisnis inti, sambil "merampingkan portofolio kami di bidang-bidang yang bukan inti bagi masa depan kami," katanya.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Tarik Ulur Kenaikan...
Tarik Ulur Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan, Begini Kabar Terbarunya
Realisasi Investasi...
Realisasi Investasi Kuartal I/2025 Capai Rp465,2 Triliun, Rosan: Sesuai Target
Suku Bunga Acuan Ditahan...
Suku Bunga Acuan Ditahan 5,75 Persen, Begini Penjelasan Lengkap BI
Cara Daftar Koperasi...
Cara Daftar Koperasi Merah Putih, Simak Panduan Lengkapnya
Dukung Swasembada Pangan,...
Dukung Swasembada Pangan, Pengolahan Gabah Modern Garapan Waskita Hasilkan Beras Berkualitas
Indonesia Bukan Lagi...
Indonesia Bukan Lagi Tempat Parkir Kereta Bekas, Begini Kata Bos KCI
Wisatawan Asing Mulai...
Wisatawan Asing Mulai Berkurang, Ekonomi AS Diprediksi Rugi Rp1.511 Triliun
Freeport Setor Rp7,73...
Freeport Setor Rp7,73 Triliun ke Pusat dan Daerah atas Keuntungan Bersih 2024
Korban Perang Tarif,...
Korban Perang Tarif, Pesawat Boeing Pesanan Maskapai China Putar Balik ke AS
Rekomendasi
UNJ Wisuda 2.026 Lulusan...
UNJ Wisuda 2.026 Lulusan di GOR Berstandar Internasional, Ini Pesan Rektor
AI hingga Model Bisnis...
AI hingga Model Bisnis Baru Jadi Tantangan Pers Digital
Novel Berdamai dengan...
Novel Berdamai dengan Badai, Refleksi Perjuangan Perempuan di Hari Kartini
Berita Terkini
Borong Employee Experience...
Borong Employee Experience Awards 2025, Bukti Komitmen Tim Human Capital ACC
4 jam yang lalu
Mengajak Pelanggan Mengimbangi...
Mengajak Pelanggan Mengimbangi 4.000 Ton Emisi CO2 Melawan Perubahan Iklim
4 jam yang lalu
China Ancam Perusahaan...
China Ancam Perusahaan Korea yang Kirim Produk Tanah Jarang ke AS
5 jam yang lalu
Boikot Produk Terafiliasi...
Boikot Produk Terafiliasi Israel Meluas, Apa Efeknya buat Ekonomi?
6 jam yang lalu
Dorong Ekonomi Syariah,...
Dorong Ekonomi Syariah, Global Islamic Finance Summit 2025 Siap Digelar
6 jam yang lalu
LG Mundur dari Proyek...
LG Mundur dari Proyek Baterai EV, Kadin Tepis RI Tak Menarik Bagi Investor
6 jam yang lalu
Infografis
10 Negara Penduduknya...
10 Negara Penduduknya Paling Bahagia di Dunia Tahun 2025
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved