Resmikan Fasilitas Produksi Tekstil Terbesar di RI, Jokowi: Bisa Kurangi Impor
Jum'at, 21 Februari 2020 - 18:47 WIB
Resmikan Fasilitas Produksi Tekstil Terbesar di RI, Jokowi: Bisa Kurangi Impor
A
A
A
RIAU - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Riau meresmikan fasilitas produksi rayon dan benang terintegrasi PT Asia Pacific Rayon. Fasilitas produksi atau pabrik yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, tersebut diketahui merupakan yang terbesar di Indonesia.
"Di sini ada nursery, persemaian pembibitan, yang kapasitasnya 300 juta bibit. Saya tanya di mana di dunia yang memiliki persemaian sebesar yang ada di sini, di Kabupaten Pelalawan? Saya kaget terus terang dengan jumlah yang begitu besar," katanya lewat keterangan resmi, Jumat (21/2/2020).
Fasilitas produksi dengan nilai investasi keseluruhan Rp15.5 triliun tersebut dapat memproduksi kurang lebih 240.000 ton serat rayon per tahunnya. Sementara untuk produksi benang sebagai bahan baku industri garmen, fasilitas tersebut mampu memproduksi sebanyak 10.000 ton per tahunnya.
Ke depan, kapasitas produksi akan terus meningkat hingga mencapai 600.000 ton per tahun. Dia pun optimis hal ini akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor rayon.
“Jadi tidak usah kita impor rayon, impor viscose. Kita sendiri sudah bisa memproduksinya. Saya kira kekuatan-kekuatan seperti ini yang harus mulai diangkat karena ini juga bisa mengurangi substitusi impor, artinya bisa mengurangi defisit neraca perdagangan kita," imbuhnya.
"Di sini ada nursery, persemaian pembibitan, yang kapasitasnya 300 juta bibit. Saya tanya di mana di dunia yang memiliki persemaian sebesar yang ada di sini, di Kabupaten Pelalawan? Saya kaget terus terang dengan jumlah yang begitu besar," katanya lewat keterangan resmi, Jumat (21/2/2020).
Fasilitas produksi dengan nilai investasi keseluruhan Rp15.5 triliun tersebut dapat memproduksi kurang lebih 240.000 ton serat rayon per tahunnya. Sementara untuk produksi benang sebagai bahan baku industri garmen, fasilitas tersebut mampu memproduksi sebanyak 10.000 ton per tahunnya.
Ke depan, kapasitas produksi akan terus meningkat hingga mencapai 600.000 ton per tahun. Dia pun optimis hal ini akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor rayon.
“Jadi tidak usah kita impor rayon, impor viscose. Kita sendiri sudah bisa memproduksinya. Saya kira kekuatan-kekuatan seperti ini yang harus mulai diangkat karena ini juga bisa mengurangi substitusi impor, artinya bisa mengurangi defisit neraca perdagangan kita," imbuhnya.
(akr)
