Penurunan Suku Bunga Simpanan Perbankan Diperkirakan Terbatas

Rabu, 26 Februari 2020 - 17:19 WIB
Penurunan Suku Bunga Simpanan Perbankan Diperkirakan Terbatas
Penurunan Suku Bunga Simpanan Perbankan Diperkirakan Terbatas
A A A
JAKARTA - Memasuki tahun 2020 ruang penurunan suku bunga simpanan perbankan diperkirakan semakin terbatas sejalan dengan pemangkasan suku bunga acuan alias BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) oleh Bank Indonesia. Di sisi lain mayoritas bank telah menyesuaikan suku bunga simpanan terutama untuk bunga spesial rate.

Direktur Eksekutif Riset Surveilans dan Pemeriksaan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Priyantina mengatakan, adanya kebijakan akomodatif dari BI diharapkan dapat memberi ruang bagi perbankan untuk segera melakukan penyesuaian pada suku bunga kredit yang sejauh ini dinilai belum sepenuhnya merespon kebijakan moneter. Suku bunga simpanan Rupiah sepanjang Januari 2019 terpantau mencatat penurunan setelah sepanjang bulan Desember cenderung stabil.

"Tingkat bunga deposito rupiah maksimum (22 moving daily average) bank benchmark LPS pada akhir Januari 2019 mencapai 6,52%, turun 13 bps dibanding posisi akhir Desember 2019," kata Priyantina di Jakarta, Rabu (26/2/2020).

Sementara rata-rata suku bunga minimum dan rata-rata tercatat masing-masing turun 6 bps dan 10 bps ke level 4,66% dan 5,59%. Tingkat bunga deposito valuta asing pada periode yang sama menunjukkan pula penurunan. Sedangkan suku bunga minimum valuta asing turun 5 bps ke level 0,49% sementara suku bunga maksimum dan rata-rata mengalami penurunan masing-masing 5 bps dan 6 bps ke level 1,57% dan 1,03%.

Dia melanjutkan, ruang penurunan BI7DRR Rate sepanjang tahun 2020 masih terbuka. Namun, diperkirakan akan dimanfaatkan lebih selektif dengan mempertimbangkan keseimbangan tekanan inflasi dan kinerja ekonomi. Sedangkan strategi operasi moneter dan makroprudensial akan dipertahankan akomodatif dalam rangka memberi stimulus terhadap pertumbuhan.

"Adapun suku bunga pasar uang antar bank akan bergerak dalam kisaran yang sempit sejalan dengan kondisi likuiditas perbankan yang stabil dan langkah stabilisasi BI melalui operasi lelang yang ditujukan untuk menjaga ketersediaan likuiditas," jelasnya.

Di sisi lain, posisi operasi pasar terbuka (OPT) konvensional BI pada posisi akhir Januari 2020 mencatat kenaikan sebesar Rp197,9 triliun ke level Rp314,2 triliun dibandingkan periode akhir Desember 2019 yang mencapai Rp116,3 triliun. Priyantina menuturkan, kenaikan tersebut akibat kembalinya dana cash pasca periode natal dan tahun baru serta adanya pola siklikal penyaluran kredit yang belum ekspansif di awal tahun.

Kenaikan OPT pada periode Januari 2019 dominan dikontribusikan dari kenaikan pada penempatan reverse repo sebesar Rp92,6 triliun dan term deposit sebesar Rp60,3 triliun. "Ke depan, volume OPT diproyeksikan akan melanjutkan tren kenaikan sejalan dengan belum eskpansifnya perbankan dalam menyalurkan kredit di kuartal I-2020 dan langkah strategi operasi moneter akomodatif yang ditempuh BI dalam menjaga ketersediaan likuiditas," katanya.

Melalui strategi OPT, BI akan mengupayakan dan memastikan tersedianya likuiditas tersedia sehingga memberikan keleluasaan bagi bank jika akan melakukan ekspansi kredit diawal tahun. Menurut dia, kinerja pasar obligasi akan menjadi faktor pertimbangan lain bagi perbankan untuk mengalokasikan penempatan bagi excess likuiditas.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko menuturkan, transmisi pelonggaran kebijakan moneter tetap berjalan baik dengan kecukupan likuiditas perbankan yang terjaga. Likuiditas di pasar uang dan perbankan memadai, tercermin pada rerata harian volume PUAB Januari 2020 tetap tinggi sebesar Rp15,12 triliun serta rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tetap besar yakni 20,86% pada Desember 2019.

Transmisi suku bunga ke pasar uang berjalan cukup baik, tercermin pada penurunan suku bunga PUAB O/N sebesar 103 bps menjadi 4,81% dan suku bunga JIBOR tenor 1 minggu sebesar 119 bps menjadi 5,05% sejak akhir Juni 2019, sebelum penurunan BI7DRR pada Juli 2019. "Selain itu, transmisi ke penurunan suku bunga perbankan juga berlanjut," kata Onny.

Rata rata tertimbang suku bunga deposito pada Januari 2020 tercatat 6,22%, turun 61 bps sejak akhir Juni 2019, sementara suku bunga kredit modal kerja turun 29 bps menjadi 10,13%. "Ke depan, BI akan terus memastikan kecukupan likuiditas dan meningkatkan efisiensi di pasar uang, serta memperkuat transmisi bauran kebijakan yang akomodatif," ungkap Onny.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5108 seconds (0.1#10.140)