Ruang Penurunan Suku Bunga Simpanan Perbankan Masih Terbuka
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memproyeksi suku bunga simpanan bakal turun lagi. Sekretaris LPS Muhamad Yusron menyampaikan, suku bunga simpanan perbankan diproyeksikan masih akan meneruskan tren penurunan meski dengan laju yang terbatas sejalan berakhirnya langkah pemangkasan suku bunga kebijakan di periode Maret lalu.
"Adanya pelonggaran Giro Wajib Minimum) GWM akan menyebabkan likuiditas perbankan dalam jangka pendek berada di level yang cukup longgar," kata Yusron di Jakarta, Jumat (22/5/2020).
Dia melanjutkan, tren penurunan suku bunga ini patut dicermati sebab terdapat beberapa faktor risiko yang tendensinya meningkat seperti kebutuhan pembayaran utang, pembayaran dividen dan kebutuhan menjelang puasa dan Lebaran. "Ada beberapa faktor risiko yang tendensinya meningkat seperti kebutuhan pembayaran utang, pembayaran dividen dan kebutuhan menjelang puasa dan Lebaran," katanya.
(Baca Juga: Gubernur BI Desak Perbankan Turunkan Bunga Kredit)
Sementara itu, suku bunga simpanan rupiah sepanjang bulan April 2020 terpantau melanjutkan tren penurunan. Rata-rata tingkat bunga deposito rupiah (22 moving daily average) bank benchmark LPS pada akhir April 2020 mencapai 5,27%, turun 8 basis poin (bps) dari posisi akhir Maret 2020. Sementara rata-rata suku bunga minimum dan maksimum tercatat masing-masing turun 7 bps dan 8 bps ke level 4,35% dan 6,20%.
Sementara tingkat bunga deposito valuta asing pada periode yang sama juga menunjukkan tren penurunan. Tercatat suku bunga minimum valuta asing turun 5 bps ke level 0,37% sementara suku bunga maksimum dan rata-rata mengalami penurunan masing-masing 16 bps dan 11 bps ke level 1,16% dan 0,76%.
"Adanya pelonggaran Giro Wajib Minimum) GWM akan menyebabkan likuiditas perbankan dalam jangka pendek berada di level yang cukup longgar," kata Yusron di Jakarta, Jumat (22/5/2020).
Dia melanjutkan, tren penurunan suku bunga ini patut dicermati sebab terdapat beberapa faktor risiko yang tendensinya meningkat seperti kebutuhan pembayaran utang, pembayaran dividen dan kebutuhan menjelang puasa dan Lebaran. "Ada beberapa faktor risiko yang tendensinya meningkat seperti kebutuhan pembayaran utang, pembayaran dividen dan kebutuhan menjelang puasa dan Lebaran," katanya.
(Baca Juga: Gubernur BI Desak Perbankan Turunkan Bunga Kredit)
Sementara itu, suku bunga simpanan rupiah sepanjang bulan April 2020 terpantau melanjutkan tren penurunan. Rata-rata tingkat bunga deposito rupiah (22 moving daily average) bank benchmark LPS pada akhir April 2020 mencapai 5,27%, turun 8 basis poin (bps) dari posisi akhir Maret 2020. Sementara rata-rata suku bunga minimum dan maksimum tercatat masing-masing turun 7 bps dan 8 bps ke level 4,35% dan 6,20%.
Sementara tingkat bunga deposito valuta asing pada periode yang sama juga menunjukkan tren penurunan. Tercatat suku bunga minimum valuta asing turun 5 bps ke level 0,37% sementara suku bunga maksimum dan rata-rata mengalami penurunan masing-masing 16 bps dan 11 bps ke level 1,16% dan 0,76%.
(fai)