Utang Luar Negeri Indonesia Naik Jadi USD427,5 Miliar per Januari 2025

Senin, 17 Maret 2025 - 10:54 WIB
loading...
Utang Luar Negeri Indonesia...
Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia per Januari 2025 meningkat hingga tembus USD427,5 miliar (setara Rp6.945 triliun dengan kurs Rp16.246 per USD) atau naik 5,1%. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia per Januari 2025 meningkat, meski begitu Bank Indonesia (BI) memastikan tetap terkendali. Posisi ULN Indonesia per Januari 2025 tercatat sebesar USD427,5 miliar (setara Rp6.945 triliun dengan kurs Rp16.246 per USD) atau naik 5,1% dibandingkan dengan posisi ULN Desember 2024 yang tumbuh 4,2% (yoy).

"Perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh ULN sektor publik, baik pemerintah maupun bank sentral," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso dalam keterangannya, Senin (17/3/2025).



Menurut Ramdan, ULN pemerintah juga tercatat meningkat tetapi tetap terkendali. Posisi ULN pemerintah pada Januari 2025 sebesar USD204,8 miliar, atau tumbuh sebesar 5,3 persen (yoy) dibandingkan dengan pertumbuhan 3,3 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

Perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional, seiring dengan tetap terjaganya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia.

Sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang terus dikelola secara prudent dan efisien, alokasi pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung belanja prioritas pemerintah.

Utang Luar Negeri Pemerintah

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah terus dijaga dalam batas aman dan terkendali ditujukan untuk mendukung momentum pertumbuhan perekonomian, antara lain pada Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (22,6% dari total ULN Pemerintah); Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (17,8 persen); Jasa Pendidikan (16,6%); Konstruksi (12,1%); serta Jasa Keuangan dan Asuransi (8,2 persen).

Posisi ULN pemerintah tetap terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah.

Utang Luar Negeri Swasta

Sedangkan, ULN swasta menurun. Pada Januari 2025, posisi ULN swasta tercatat sebesar USD194,4 miliar, atau mengalami kontraksi pertumbuhan yang sama dengan bulan sebelumnya yaitu sebesar 1,7% (yoy). Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,2% (yoy), lebih dalam dibandingkan 0,6% (yoy) pada kuartal III 2024.

Perkembangan ULN tersebut terutama didorong oleh ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang mengalami kontraksi sebesar 2,3 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan 1,0% (yoy) pada bulan sebelumnya. .

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik dan Gas; serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 79,4% dari total ULN swasta. ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,6% terhadap total ULN swasta.

Kondisi Utang Luar Negeri RI

Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang terjaga sebesar 30,3% pada Januari 2025, dari 30,5 persen pada Desember 2024, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 84,7% dari total ULN.

Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.



"Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," jelasnya.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Deposit Tanah Jarang...
Deposit Tanah Jarang Melimpah, Trump: Rusia Berada di Belahan Bumi Paling Berharga
Apakah Bisa Tukar Uang...
Apakah Bisa Tukar Uang Baru secara Online?
Rupiah Keok Lawan Dolar...
Rupiah Keok Lawan Dolar AS, Hari Ini Bertengger di Rp16.501/USD
Bank Jatim Catatkan...
Bank Jatim Catatkan Laba Bersih Rp1,28 Triliun di 2024
Harga Emas Antam Tak...
Harga Emas Antam Tak Terbendung, Hari Ini Naik Lagi ke Rp1.779.000/Gram
800 Ribu Lulusan Perguruan...
800 Ribu Lulusan Perguruan Tinggi Masih Nganggur, Menaker Ungkap Perkaranya
Harga BBM Pertamina...
Harga BBM Pertamina Bakal Diskon? Siap-siap Promo Libur Lebaran 2025
Pasok BBM Saat Mudik...
Pasok BBM Saat Mudik Lebaran, Pertamina Pastikan Kualitasnya
Eksportir Wajib Parkir...
Eksportir Wajib Parkir DHE SDA 100%, Pelaku Industri Keuangan Perkenalkan Mekanismenya
Rekomendasi
Syahganda Nainggolan...
Syahganda Nainggolan Anggap Teror Kepala Babi Perbuatan Biadab dan Haram
4 Hal yang Bisa Membatalkan...
4 Hal yang Bisa Membatalkan Iktikaf, Apa Saja?
Siapa Frank Tavares?...
Siapa Frank Tavares? Pria yang Pernah Jadi Biarawati selama 22 Tahun demi Cinta Sejatinya
Berita Terkini
3 Ruas Tol Trans Sumatera...
3 Ruas Tol Trans Sumatera Beroperasi Fungsional di Mudik Lebaran 2025, Catat Jadwalnya
17 menit yang lalu
Terminal 2F Bandara...
Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta Resmi Jadi Pusat Penerbangan Umrah dan Haji, Ini Fasilitasnya
1 jam yang lalu
2,5 Juta Tiket KA Lebaran...
2,5 Juta Tiket KA Lebaran 2025 Sudah Terjual! Ini 10 Relasi Terpadat
2 jam yang lalu
Menjaga Stabilitas Jaringan...
Menjaga Stabilitas Jaringan lewatNetmonk Internet Quality
2 jam yang lalu
MNC Bank Borong 5 Penghargaan...
MNC Bank Borong 5 Penghargaan Bergengsi di Ajang Digital Brand Awards 2025
3 jam yang lalu
China Setop Impor LNG...
China Setop Impor LNG AS Gegara Tarif Trump, Geser ke Sumber Alternatif
4 jam yang lalu
Infografis
5 Alasan Orang Indonesia...
5 Alasan Orang Indonesia Suka Berobat ke Luar Negeri
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved