9 Restoran dan Peritel di AS Bangkrut, 15 Ribu Toko Bakal Tutup
loading...

Bisnis ritel dan restoran di seluruh Amerika Serikat (AS) pada tahun 2025 bakal menghadapi tantangan yang sama sulitnya seperti 2024, lalu. Foto/Dok
A
A
A
JAKARTA - Bisnis ritel dan restoran di seluruh Amerika Serikat (AS) pada tahun 2025 bakal menghadapi tantangan yang sama sulitnya seperti 2024, lalu. Coresight Research, platform data ritel dan teknologi memprediksi eskalasi tahun ini diperkirakan bakal membuat 15.000 toko akan tutup.
Di antara deretan perusahaan yang bangkrut , terdapat nama-nama besar seperti Hooters dan Big Lots (BIG).
"Inflasi dan meningkatnya preferensi di antara konsumen yang berbelanja online untuk menemukan penawaran termurah berdampak pada peritel secara fisik pada tahun 2024," kata CEO Coresight Research, Deborah Weinswig.
Ia memberikan catatan, bahwa peritel yang paling terpukul adalah mereka yang gagal menyesuaikan rantai pasokan dan menerapkan teknologi. Pasalnya konsumen semakin memilih kenyamanan dalam belanja sehingga beralih ke raksasa e-commerce seperti Amazon (AMZN), Temu, dan Shein.
Pada tahun 2024, penutupan toko di AS mencapai 7.325 untuk menyentuh rekor tertinggi yang pernah tercatat sejak 2020. Pada saat yang sama, toko yang baru buka berjumlah 5.970, menandai angka tertinggi sejak 2012.
Meskipun demikian, toko yang tutup melampaui kehadiran pemain baru hingga mengakibatkan kerugian bersih 1.355 toko tahun lalu. Kondisi serupa diyakini bakal kembali terjadi pada tahun 2025.
Beberapa peritel besar mengumumkan penutupan yang signifikan dan mengajukan perlindungan kebangkrutan. Contohnya yakni Big Lots yang berencana menutup 601 toko, sementara Party City yang mengajukan kebangkrutan, akan menutup 738 lokasi. Perusahaan lain, termasuk Forever 21 juga berada di antara daftar merek yang bangkrut dan bakal terus bertambah.
Sebagai bagian dari proses kebangkrutan, Forever 21 akan mulai menghentikan operasionalnya di AS. Sambil menutup toko fisik, perusahaan akan terus mengoperasikan situs webnya dan mengeksplorasi penjualan aset atau restrukturisasi.
Selama masa transisi, ritel mode ternama itu memastikan bakal tetap buka. Akan tetapi setelah diselamatkan dari likuidasi pada tahun 2020, Forever 21 menghadapi ketidakpastian di pasar yang sangat kompetitif.
Di antara deretan perusahaan yang bangkrut , terdapat nama-nama besar seperti Hooters dan Big Lots (BIG).
"Inflasi dan meningkatnya preferensi di antara konsumen yang berbelanja online untuk menemukan penawaran termurah berdampak pada peritel secara fisik pada tahun 2024," kata CEO Coresight Research, Deborah Weinswig.
Ia memberikan catatan, bahwa peritel yang paling terpukul adalah mereka yang gagal menyesuaikan rantai pasokan dan menerapkan teknologi. Pasalnya konsumen semakin memilih kenyamanan dalam belanja sehingga beralih ke raksasa e-commerce seperti Amazon (AMZN), Temu, dan Shein.
Pada tahun 2024, penutupan toko di AS mencapai 7.325 untuk menyentuh rekor tertinggi yang pernah tercatat sejak 2020. Pada saat yang sama, toko yang baru buka berjumlah 5.970, menandai angka tertinggi sejak 2012.
Meskipun demikian, toko yang tutup melampaui kehadiran pemain baru hingga mengakibatkan kerugian bersih 1.355 toko tahun lalu. Kondisi serupa diyakini bakal kembali terjadi pada tahun 2025.
Beberapa peritel besar mengumumkan penutupan yang signifikan dan mengajukan perlindungan kebangkrutan. Contohnya yakni Big Lots yang berencana menutup 601 toko, sementara Party City yang mengajukan kebangkrutan, akan menutup 738 lokasi. Perusahaan lain, termasuk Forever 21 juga berada di antara daftar merek yang bangkrut dan bakal terus bertambah.
Sebagai bagian dari proses kebangkrutan, Forever 21 akan mulai menghentikan operasionalnya di AS. Sambil menutup toko fisik, perusahaan akan terus mengoperasikan situs webnya dan mengeksplorasi penjualan aset atau restrukturisasi.
Selama masa transisi, ritel mode ternama itu memastikan bakal tetap buka. Akan tetapi setelah diselamatkan dari likuidasi pada tahun 2020, Forever 21 menghadapi ketidakpastian di pasar yang sangat kompetitif.
Lihat Juga :