Pemerintah Dorong Produk UMKM Pasok Industri Perhotelan

Kamis, 05 Maret 2020 - 19:07 WIB
Pemerintah Dorong Produk UMKM Pasok Industri Perhotelan
Pemerintah Dorong Produk UMKM Pasok Industri Perhotelan
A A A
JAKARTA - Pemerintah mendorong produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk memasok produk dan jasa pada industri perhotelan. Hal ini dituangkan dalam Penandatanganan MoU Pemberdayaan UMKM antara Menteri Perdagangan, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, untuk mengurangi defisit neraca perdagangan maka semua pihak harus berkomitmen untuk mengurangi impor. Menurut dia, banyak produk UMKM yang dibuat di dalam negeri dengan bahan baku dari dalam negeri yang sebenarnya bisa menggantikan produk berbahan baku impor.

"Karena itu kami minta bantuan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk membicarakan kebutuhan di perhotelan mulai dari sabun, handuk, seprai, sandal, tempat sabun, tempat sampah termasuk furnitur itu sebaiknya menggunakan produk UMKM," ujarnya pada Rapat Kerja Kementerian Perdagangan (Kemendag) di Jakarta.

Teten menuturkan, banyak produk UMKM banyak yang berkualitas. Sementara dari segi harga diupayakan bisa bersaing dengan produk impor. "Sebenarnya kita sanggup. Memang yang diperlukan konsolidasi produk-produk UMKM yang kecil-kecil, menyebar di beberapa wilayah," tuturnya.

Untuk itu, lanjut Teten, pembangunan UMKM akan diarahkan pada sentra-sentra produksi sehingga bisa dilakukan penataan dan pembinaan dalam satu tempat. Selain itu juga akan ada sharing factory atau rumah produksi bersama yang akan menjawab masalah perbaikan standard produk. "Contohnya, di industri kayu, karena tak punya alat modern, maka mutu kayu yang dihasilkan menjadi kurang bagus," jelasnya.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan, banyak peluang bagi UMKM untuk memasok produk dan jasa pada industri perhotelan, baik saat pembangunan hotel maupun ketika sudah beroperasi. "Untuk beberapa produk misalnya peralatan kebersihan, kualitas yang dihasilkan UMKM belum memenuhi standar yang ditetapkan," ujarnya.

Sementara untuk memenuhi kebutuhan makanan minuman termasuk buah-buahan industri perhotelan, masih banyak dipasok dari pulau Jawa. "Bukannya di daerah tidak ada potensi, namun masalah kontinuitas pasokan masih belum mampu, sehingga hotel-hotel di Sumatera atau Kalimantan dalam memenuhi kebutuhan makanan minuman masih mendatangkan dari Jawa," ungkapnya.

Yusran menyarankan, agar UMKM lebih menonjolkan keunggulan keunikan produk dari destinasi wisata setempat. Menurut dia, tren pariwisata ke depan akan mengarah pada destinasi wisata. "Ini yang kurang ditangkap UMKM, karena umumnya produk kerajinan yang ditawarkan UMKM hampir sama disetiap destinasi," tandasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5517 seconds (0.1#10.140)