Arab Saudi dan Rusia Deklarasikan Perang, Harga Minyak Mentah Ambruk 29%

Senin, 09 Maret 2020 - 15:26 WIB
Arab Saudi dan Rusia...
Arab Saudi dan Rusia Deklarasikan Perang, Harga Minyak Mentah Ambruk 29%
A A A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia anjlok pada hari Senin (9/3/2020), setelah Arab Saudi mendeklarasikan perang harga dengan siap membanjiri pasar dengan minyak mentah demi merebut kembali pangsa pasar. Arab Saudi mengejutkan pasar dengan meluncurkan perang harga terhadap Rusia.

Selanjutnya Arab Saudi memangkas harga dan menetapkan rencana untuk peningkatan dramatis dalam produksi minyak mentah pada bulan April. Produsen top dunia termasuk Arab Saudi, Rusia dan produsen Timur Tengah terakhir kali melakukan perang harga di antara periode 2014 dan 2016 dengan menawatkan lebih banyak pasokan ke Asia untuk menyaingi Amerika Serikat.

Pertempuran berakhir ketika Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia meneken kesepakatan untuk memotong produksi. Sebelumnya pada akhir pekan kemarin, OPEC yang dipimpin oleh Arab Saudi gagal mencapai kesepakatan dengan Rusia sebagai produsen minyak terbesar kedua dunia untuk memperdalam kebijakan pengurangan produksi yang bertujuan untuk menopang harga.

Pada Jumat kemarin, harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan global anjlok lebih dari 9% hingga menyentuh level USD45,27 per barel, atau mengalami kerugian terbesar satu hari dalam 11 tahun. Lalu pada akhir Sabtu, kemarin tercatat Arab Saudi memangkas harga jual resmi (OSP) untuk bulan April untuk semua nilai minyak mentah ke semua tujuan.

Arab Saudi juga berencana untuk meningkatkan produksi minyak mereka pada bulan April dengan angka lebih dari 10.000.000 barel per hari (BPD) untuk pertama kalinya sejak 2019 Mei. Potongan harga memangkas harga di pasar utama Asia sedalam USD4 hingga USD6 per barel, dengan potensi terus mengalami penurunan harga terbesar yang pernah ada.

Sementara pada hari ini, data yang dihimpun Reuters menunjukkan, harga minyak mentah berjangka jenis Brent turun USD13,29 atau 29% menjadi USD31,98 per barel pada pukul 04.33 GMT. Pada transaksi sebelumnya, harga minyak sempat melorot ke posisi USD31,02, terendah sejak 12 Februari 2016.

Harga minyak Brent berjangka berada di jalur penurunan harian terbesar sejak 17 Januari 1991, pada awal Perang Teluk pertama.

Sementara, harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) turun USD13,29 yang setara dengan 32% menjadi USD27,99 per barel setelah sebelumnya sempat menyentuh USD27,34 atau terendah sejak 22 Februari 2016. Harga acuan minyak mentah AS ini berpotensi menuju penurunan terbesar dalam catatan sejarah, yakni melampaui 33% yang terjadi pada Januari 1991.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1130 seconds (0.1#10.140)