UMKM Pengen Dilirik Investor di Bursa, Ini Syaratnya!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) juga berpeluang untuk membawa usahanya melakukan penawaran saham perdana atau IPO (Initial Public Offering) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan agar perusahaannya dilirik investor.
Kepala Incubator Program BEI, Achmad Dirgantara menjelaskan, untuk menarik perhatian investor, perusahaan harus memilik prospek usaha ke depannya. Karena, dengan melantai di bursa, tentunya perusahaan memiliki prospek yang berbeda-beda. "Ketika ada persyaratan bahwa kenapa perusahaan bisa listing karena presensi dari investor beda-beda, ketika mereka menganggap satu industri atau bisnis bagus walaupun mereka masih rugi tetapi valuenya ke depan prospeknya bagus tentu dia akan masuk," ujar Achmad dalam diskusi virtual, Sabtu (5/9/2020).
Dia pun mencontohkan perusahaan rintisan atau start-up, Gojek di mana investor berbondong-bondong masuk untuk berinvestasi meskipun keuntungannya belum tinggi. "Di sini salah satu yang jadi konsen adalah melihat prospek perusahaan, bisnis perusahaannya, kalau dari underwritter tentu melihat financial recordnya, laporan keuangannya seperti apa," kata dia.
Kemudian, dia juga menyebut sektor bisnis juga memiliki andil yang cukup besar dalam menarik perhatian investor agar mau melakukan investasi. "Ketika sekarang dalam keadaan pandemi sektor bisnis apa yang sangat menarik, itu juga bisa jadi salah satu investor melihat apakah perusahaan memiliki potensi," ucapnya.
Kepala Incubator Program BEI, Achmad Dirgantara menjelaskan, untuk menarik perhatian investor, perusahaan harus memilik prospek usaha ke depannya. Karena, dengan melantai di bursa, tentunya perusahaan memiliki prospek yang berbeda-beda. "Ketika ada persyaratan bahwa kenapa perusahaan bisa listing karena presensi dari investor beda-beda, ketika mereka menganggap satu industri atau bisnis bagus walaupun mereka masih rugi tetapi valuenya ke depan prospeknya bagus tentu dia akan masuk," ujar Achmad dalam diskusi virtual, Sabtu (5/9/2020).
Dia pun mencontohkan perusahaan rintisan atau start-up, Gojek di mana investor berbondong-bondong masuk untuk berinvestasi meskipun keuntungannya belum tinggi. "Di sini salah satu yang jadi konsen adalah melihat prospek perusahaan, bisnis perusahaannya, kalau dari underwritter tentu melihat financial recordnya, laporan keuangannya seperti apa," kata dia.
Kemudian, dia juga menyebut sektor bisnis juga memiliki andil yang cukup besar dalam menarik perhatian investor agar mau melakukan investasi. "Ketika sekarang dalam keadaan pandemi sektor bisnis apa yang sangat menarik, itu juga bisa jadi salah satu investor melihat apakah perusahaan memiliki potensi," ucapnya.
(nng)