Mallsampah-Belika Startup Lokal Dongrak Ekonomi Masyarakat

Rabu, 15 April 2020 - 08:04 WIB
loading...
Mallsampah-Belika Startup Lokal Dongrak Ekonomi Masyarakat
Pertumbuhan ekonomi digital menjadi peluang besar bagi entrepreneur muda untuk mengembangkan inovasi dan menjangkau pasar yang lebih luas. Foto : SINDOnews/Muchtamir Zaide
A A A
MAKASSAR - Pertumbuhan ekonomi digital menjadi peluang besar bagi entrepreneur muda untuk mengembangkan inovasi dan menjangkau pasar yang lebih luas. Penawaran tools jaringan pita lebar dengan kecepatan tanpa batas memberikan keleluasaan untuk mengembangkan ide atau inovasi digitalnya.

Ragam startup yang bermunculan memberikan kemudahan ransaksi bagi penggunanya. Tidak saja berkembang di Pulau Jawa, ekonomi digital perlahan mulai merambah daerah tak terkecuali Kota Makassar yang menjadi pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia (KTI) dalam pengembangan ekonomi baru. Namun, hal ini belum dimaksimalkan dengan baik untuk meningkatkan perekonomian dearah dengan mengembangkan industri digital.

Laporan East Ventures Digital Competitiveness Index 2020 menyebutkan, Sulawesi Selatan mendapat skor EV-DCI sebesar 36,2 dan menduduki peringkat 9 nasional, atau yang terbaik di Pulau Sulawesi dan Indonesia Timur. Hanya saja, pilar terbaik di Sulsel hanya memiliki nilai 57,5, yaitu penggunaan ICT. Meski demikian, regulasi dan kapasitas pemda dinilai cukup baik dan menduduki peringkat 5 dengan skor 56,5.

Namun, infrastruktur tersebut belum dimanfaatkan secara optimal untuk mengembangkan perekonomian karena pilar ini hanya mendapatkan nilai 37,4, dan untuk indikator PDRB sektor informasi dan komunikasi (10,7) dan PDRB sektor jasa keuangan (5,5). “Perekonomian digital di Sulsel khususnya Kota Makassar belum optimal. Indikasinya pilar kewirausahaan yang hanya mendapatkan nilai 25,2 (ke-13),” jetas Co-founder & Managing Partner, East Ventures, Willson Cuaca.

Kendala lain yang ditemui yakni dukungan input berupa sumberdaya manusia (28,1) dan fasilitas keuangan (28,9) di Sulsel masih minim. Namun, poin plusnya, di tengah keterbatasan tesebut, sejumlah starup lokal bermunculan dan berusaha mengejar ketertinggalan dengan dukungan sejumlah pihak termasuk operator base lokal di Sulawesi.

Sementara itu, dari 24 kota di Indonesia, yaitu gabungan antara 20 kota dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia, ditambah kota dengan skor daya saing digital (EV-DCI) terbaik (‘Top-20’).

24 kota ini merupakan bagian dari 157 kota dan kabupaten yang diteliti dengan metodologi penghitungan East Ventures Digital Competitiveness Index (EV-DCI).

Laporan hasil penelitian dan pemetaan 157 kota dan kabupaten disampaikan dalam laporan terpisah. Menurutnya, Kota Makassar menjadi kota dengan skor EV-DCI tertinggi di wilayah timur, yaitu 46,8. Di antara 9 pilar, perekonomian bidang digital mendapatkan skor tertinggi sebesar 64,2. Skor perekonomian tersebut terbesar ke-7 di tingkat nasional yang berarti kota ini dapat memanfaatkan input dengan cukup baik.

Menurut Bappenas, Makassar merupakan salah satu dari empat kota pusat pertumbuhan utama di Indonesia, bersama Medan, Jakarta, dan Surabaya.

“Tidak jauh berbeda dengan kota besar lainnya, penggunaan ICT di Makassar cukup tinggi dengan skor 61,8. Pilar keuangan di ibu kota provinsi Sulawesi Selatan ini mendapatkan skor 34,6, menunjukkan masih terdapat ruang untuk terus ditingkatkan,”paparnya.

Meski masih bernama lokal, keberadaanya tidak dipungkiri mampu mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar. Sebut saja startup lokal PT Mallsampah Indonesia dengan aplikasi Mallsampah (MS). Aplikasi ini dapat diunduh di ponsel barbasis operasi Android dan IOS.

Founder Mallsampah Adi Saifullah Putra menjelaskan, PT Mall Sampah Indonesia merupakan perusahaan jasa yang bergerak di bidang layanan lingkungan. Output produk dari PT Mall Sampah Indonesia berupa aplikasi yang dinamakan dengan “Mall Sampah”. Platform online ini dapat menghubungkan penghasil sampah seperti rumah tangga dan bisnis dengan pengepul lokal terdekat sebagai penampung.

“Kami menggunakan pendekatan sharing ekonomi (sistem bagi hasil) dengan pengepul lokal, sehingga sistem layanan berbentuk on-demand service. Artinya layanan ini dapat menghadirkan penjemputan sampah daur ulang dengan cepat, kemudian pencairan dilakukan di tempat dan saat itu juga, berbeda dari bank sampah yang memerlukan waktu satu bulan untuk pambayarannya,”ujarnya.

Adi Saifullah Putra menuturkan, tidak hanya menghubungkan antara penghasil sampah dengan pengepul, aplikasi ini bisa menjadi solusi penanganan sampah yang selama ini menjadi masalah di kota-kota besar Indonesia. Selama ini, sampah hanya bertumpuk di tempat pembuangan atau mencemari lingkungan.

“Jumlah sampah yang dihasilkan di Kota Makassar mencapai 1200 ton per hari. 40 % di antaranya adalah sampah daur ulang yang memiliki nilai ekonomi yang tidak sedikit, namun harus berakhir di TPA karena belum adanya layanan pengelolaan sampah yang mudah dijangkau oleh masyarakat,” terangnya.



Selain itu, layanan ini juga memudahkan pengepul sampah yang selama ini kesulitan mendapatkan sampah daur ulang. Sebelum menggunakan aplikasi MallSampah, mereka biasanya menghabiskan waktu 6 hingga 8 jam untuk berkeliling mengumpulkan sampah. Akibatnya, cost, waktu dan tenaga yang mereka keluarkan sangat besar.

“Dengan pendekatan ekonomi berbagi, Mallsampah dapat memberdayakan ratusan ribu pengepul lokal yang tersebar di berbagai penjuru daerah di Indonesia, sehingga dapat berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja, peningkatan kesejahteraan masyarakat kelas bawah dan terutama turut serta meningkatkan perekonomian nasional,”paparnya.

Dengan pendekatan digital dan konsep pemberdayaan pengepul lokal, MallSampah dapat turut serta meningkatkan angka daur ulang sampah di Indonesia, ini berdampak pada berkurangnya pencemaran, bencana dan kerusakan akibat sampah. Aplikasi Mall Sampah tidak hanya berisi transaksi jual beli sampah daur ulang namun juga dilengkapi fitur lainnya.

Seperti penjualan beberapa produk ramah langkungan, seperti tumbler minum, sedotan besi dan tas belanja sebagai alternatif kantong plastik yang termasuk dalam kategori single use plastic. Secara umum MallSampah mengusung brand image sebagai recycling movement. Kegiatan daur ulang dengan konsep bisnis dan brand image coorporate sebagai “Ennviromentally Friendly Product” yang diartikan bahwa MallSampah sebagai platform yang menyediakan layanan atau produk yang ramah lingkungan.

Hingga saat Ini, MallSampah sudah bekerja sama dengan 200 Mitra yang tersebar di Makassar, Gowa, Maros, dan Pare-Pare.

“Pemberdayaan pengepul lokal mampu mendongkrak perekonomian daerah, khususnya industri daur ulang. Masyarakat juga tentunya akan semakin merasakan dampak, karena mereka akan semakin dipermudah untuk mendapatkan pengehasilan tambahan dari sampah daur ulang yang dihasilkan,”tuturnya.

Dia mengungkapkan, di era distrupsi membentuk pola baru dimasyarakat, akses layanan yang hampir semuanya dapat di akses melalui telepon pintar menjadi nilai unggul untuk mMallsampah, sebagai online waste platform pertama di Indonesia. Namun, , tantangan terbesar ada pada edukasi masyarakat yang masih kurang merata tentang pemilahan sampah. Pada dasarnya akses layanan Mallsampah dapat digunakan jika masyarakat telah memulai habit pemilahan sampah daur ulang di rumah mereka.

“Namun antusias yang besar diperlihatkan oleh masyarakat melalui jumlah pengguna mallsampah yang telah mencapai 10.000 pengguna di Sulawesi Selatan.

Mitra MallSampah Rukiah, 52 tahun, mengaku sangat bersyukur bisa menjalin kerja sama dengan startup tersebut. Sejak bergabung, banyak perubahan dalam bisnisnya yang dirasakan. Mulai dari efisiensi biaya pengantaran sampah hingga pemilahan sampah yang sudah sesuai kategorinya.

“Saya mitra pertama MallSampah. Manfaatnya bagus sekali. Banyak sampah yang bisa dikepul hanya memanfaatkan aplikasi melalui handphone dan tidak harus menunggu lama. Paling penting, pendapatan naik saat ini rata-rata per bulan di hari normal Rp5 juta naik dikisaran Rp1 juta sampai Rp1,5 juta,” jelasnya.

Perempuan paruh baya itu mengaku, melalui bisnisnya sebagai pengepul sampah dengan lokasi usaha di Jalan Batua Raya, sudah bisa melakukan banyak hal. Mulai memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari hingga bisa membangun rumah sendiri.

Sementara itu, Founder Belika.Id, Riska Safitri Arief mengungkapkan, sebagai pemain baru dalam bisnis platform e-commerce tak membuatnya ciut. Mengusung aplikasi Belika merupakan dialek khas Makassar yang artinya ingin membeli, membuat PT Belika Media Utama (PT BMU) usaha yang menaungi Belika.Id berkembang. Mengusung semangat mengembangan bisnis UMKM lokal, Belika.id hadir bekerja sama dengan pemerintah daerah, asosiasiasi, dan pelaku usaha untuk memfasilitasi dan mengembangkan umkm sulawesi selatan serta memperkenalkan produk-produk lokal.

“Kami menargetkan pasar belika ini dapat mencakup semua kalangan, baik anak muda maupun orang tua karena belika menyediakan berbagai kategori yang dibutuhkan oleh semua kalangan,”katanya.

Dia menegaskan, Beda belika dari e-commerce yang lain, yakni pihaknya menyediakan fitur live streaming sehingga dapat menimbulkan trust pada pelanggan. Tak hanya itu, pihaknya juga akan memfasilitasi semua bisnis seperti tiket bus, tiket hotel, perdagangan retail, dan lainnya. “Belika ini lahir dari Sulawesi Selatan, sehingga kami berharap potensi umkm dan industri lokal bisa dikembangkan dan diperkenalkan,”paparnya.

Untuk saat ini, belika sudah bisa di download di android, sedangkan untuk ios masih sementara proses, dan bisa diakses melalui website belika.id. Pelapak untuk saat ini sudah ada yang masuk dari UMKM Sulsel sebanyak 100-an, dan sementara melakukan sosialisasi ke pelaku usaha lainnya. “Saat ini sudah ada 1.000 UMKM yang akan join mengisi lapak di Belika.id dan istimewanya, khusus UMKM di Sulsel kita gratiskan. Sesuai arahan Disdag Sulsel,"paparnya.
(sri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1278 seconds (0.1#10.140)